Entah Sunoo memang tidak memikirkannya lagi, atau karena dia memang sudah melupakannya. Dia tak lagi menyinggung soal pertemuan mereka dengan ibu Niki. Ekspresinya juga ceria seperti biasa ketika Niki menjemputnya di sekolah. Tidak ada yang aneh. Niki tak melihat kesedihan sedikitpun di wajah Sunoo.
Niki yang terus kepikiran selama perkuliahan, akhirnya menghela napas lega. Dia juga bukan tipikal orang yang akan mengungkit hal-hal sensitif seperti itu. Jadinya dia ikut Sunoo, menjalani hidup seperti sebelum bertemu ibunya.
Dua bulan telah berlalu sejak pertemuan Sunoo dengan Nyonya Nishimura. Masih tidak ada yang berubah. Niki selalu main ke rumah Sunoo, kadang menginap saat mereka ingin memadu kasih. Di hari libur mereka bahkan pergi jalan-jalan seharian, pernah camping juga, dan masih banyak lagi.
Keduanya telah melalui hari-hari bahagia bersama.
Sunoo rasa, itu sudah cukup.
Mereka tak bisa lebih jauh dari ini. Tidak lagi setelah ibu Niki mendatanginya langsung, memberikan peringatan padanya untuk pergi jauh dari Niki.
Sunoo sudah mempersiapkan semuanya. Dia akan pindah. Dia juga akan resign dari pekerjaannya. Dia akan pergi jauh dari Niki seperti keinginan Nyonya Nishimura.
Memang berat rasanya untuk berpisah lagi dari soulmate yang sebelumnya telah terpisah darinya selama 7 tahun. Tapi, ini demi Niki, demi dirinya, demi buah hati mereka yang sedang bertumbuh di kandungannya.
"Sunoo.."
Panggilan dari seorang pria membuatnya buru-buru menyeka air matanya dan menoleh. Menyungging senyum manis pada pria tinggi yang berdiri di sampingnya dengan ekspresi khawatir.
"Kau menangis?"
Sunoo menggeleng. "Aku hanya ... sedikit sedih harus meninggalkan rumah ini hehe. Maaf membuat kak Heeseung khawatir."
Pria itu, Lee Heeseung menggeleng sambil tersenyum simpul.
"Jangan minta maaf, aku mengerti bagaimana perasaanmu. Ayo berangkat, semuanya sudah siap di mobil."
Sunoo mengangguk.
Sekali lagi dia melirik rumah dia dan kakaknya yang harus dia tinggalkan kosong begitu saja. Mereka menempati rumah itu semenjak orangtua mereka berpisah dan Sowon memutuskan hanya tinggal berdua dengannya. Dan sekarang Sunoo harus meninggalkan rumah itu. Rumah yang juga penuh dengan kenangan antara dirinya dengan Nishimura Riki.
"Sunoo .. kau melamun lagi," tegur Heeseung yang entah sejak kapan sudah berdiri di sampingnya, lagi.
"Ah hehe, maaf Kak. Ayo kita berangkat sekarang."
Riki.. selamat tinggal.
***
Niki benar-benar tidak betah selama di kampus. Dalam dirinya seolah ada dorongan untuk segera pergi ke rumah Sunoo secepat mungkin. Bisa jadi karena kemarin mereka tidak bertemu sebab Niki memiliki jadwal kuliah yang padat. Atau bisa saja karena dia terlalu merindukan omeganya.
Entahlah yang mana itu, pokoknya saat ini Niki menjadi yang pertama lari keluar dari kelas setelah dosen menutup kelas hari itu. Dia tidak peduli dengan tatapan aneh orang-orang, yang dia pedulikan adalah keinginannya untuk bertemu Sunoo.
Membawa motornya dengan kecepatan yang meresahkan, dia akhirnya sampai di depan rumah kecil Sunoo. Rumah itu tidak berubah sejak dulu. Selalu bikin dia rindu.
Tidak ada lagi yang namanya tradisi mengetuk pintu semenjak pertemuan mereka di hari hujan itu. Niki dengan percaya diri langsung mengetik kata sandi yang hanya mereka dua tau.