Polisi berdatangan, membawa Zeron yang penuh dengan lebam. Meski begitu, Zeron masih melakukan perlawanan. Namun pasrah ketika para polisi menyeretnya keluar dari dalam rumah. Zeron berhenti ketika berpapasan dengan Koko. Sorot mata tajamnya menusuk netra kembar Koko saat itu.
"Lo mau tau kan maksud foto yang ada di figura itu?" tanya Zeron sambil terkekeh. "Dia termasuk dalang dari kejadian yang ada. Setidaknya musuh dalam selimut kalian itu juga terlibat dalam kasus gue," sambung Zeron sebelum polisi kembali menyeretnya.
Koko merogoh foto yang ia simpan, memandangnya sebentar, lalu memasukkannya kembali.
"Pak, tolong bawa wanita yang ada di kamar nomor dua. Dia mungkin ikut terlibat juga," ucap Koko.
"Siap!"
Koko bergegas keluar rumah, berlari menuju kosan dan masuk ke dalamnya. Koko terus melangkah tergesa, sampai ia berdiri di depan kamar Yoon Chabe. Perlahan, Koko membuka pintu itu yang ternyata tak dikunci. Tumben sekali.
Tampak Yoon Chabe duduk di bawah sambil bersandar di sisi kasur. Kamar itu gelap, sebab tirai sengaja ditutup rapat. Koko berjalan mendekat, lalu melempar pelan foto yang ia dapatkan dari kamar Zeron.
"Jelasin."
Yoon mengambil foto itu, memandangnya, lalu merobeknya dua kali.
"Gue nggak tau harus mulai dari mana."
"Mulai dari ... hubungan lo sama bang Zeron?" sahut Koko.
"Zeron abang gue," sahut Yoon. Koko terbelalak mendengarnya.
Lalu, Yoon melanjutnya ceritanya pada Koko. "Bang Zeron gila. Gila karena wanita. Dia terlalu terobsesi sama wanita dan seks. Ayah ngusir bang Zeron karena sudah menodai lima cewek sekaligus di hotel milik teman ayah. Usai bang Zeron terusir, kami lama nggak bertemu. Lalu, gue nggak sengaja ketemu bang Zeron dan menguntit dia. Ternyata bang Zeron jadi anak angkat bu Sayang. Entah bagaimana cerita jelasnya. Yang gue tau, bu Sayang membiarkan Zeron dengan kegilaannya dengan cewek dan seks. Zeron menculik cewek yang ia suka dan melakukan istilah cuci otak pada cewek itu. Hingga pada Dahlia ... gue nggak terlibat dan nggak tau apa-apa soal aksi keji dia. Dia ngelakuin sendiri apa yang dia mau, gue nggak mau terlibat, apalagi peduli. Gue udah muak sama kelakuannya yang persis kayak setan! Gue nggak mau peduli," tutur Yoon dengan mata yang memerah.
"Lalu, soal Ishabella? Pasti ada hubungannya dengan dia."
Yoon menoleh pada Koko, seperti isyarat bertanya bagaimana Koko tahu.
"Gue pernah temuin dompet lo yang jatuh di dekat sofa. Waktu itu gue nggak sengaja lihat foto lo sama Ishabella lagi bersama. Apa lo juga tahu tentang penyekapan Ishabella dan tetap diam?"
"Oke. Gue salah. Gue juga sedikit mengambil jalan bang Zeron."
"Maksud lo apaan?!" kesal Koko mencengkram kerah baju Yoon.
Yoon melepaskan cengkraman itu dengan kasar. "Gue punya alasan!"
"Apa? Apa alasan lo jadi gini, Bang? Selama ini kita tinggal satu atap dan gue beserta yang lainnya anggep lo sebagai saudara. Terlebih bang Joon."
Yoon malah melepas baju hitamnya. Koko kaget ketika Yoon melakukan hal itu. Tampaklah sebuah bekas luka di dada Yoon sebelah kiri.
"Lo lihat luka jahitan ini, kan? Ini gue dapetin karena Ishabella. Karena dia, gue hampir mati!"
"M-maksud lo?" tanya Koko shock.
Yoon pun mulai bercerita, sambil membayangkan kisah kelam dulu. "Dulu, waktu gue masih SMA. Gue suka sama adik kelas cantik, namanya Ishabella. Suatu hari, gue ngikutin dia yang jalan sama cowok yang dia suka. Mereka ke club malam. Bukan tanpa alasan gue ngikutin dia, tapi karena gue khawatir kalau Andre berbuat tak senonoh pada dia. Dugaan gue bener, Ishabella dibuat mabuk dan dibawa ke kamar oleh Andre dan dibantu dua temannya. Gue sempat baku hantam sama kedua teman Andre karena ketahuan ngikutin mereka. Akhirnya gue menang walau butuh waktu yang nggak sebentar karena gue sempat pingsan. Gue kaget pintu kamar yang Andre tempati nggak dikunci, akhirnya gue memutuskan untuk masuk. Gue terlambat, Andre udah nggak ada di sana. Malah pemandangan yang buat hati gue hancur, Ishabella terlelap dalam kondisi telenjang dan tertutup selimut. Waktu itu gue kalut banget, gue coba bangunin Ishabella. Tapi begitu Ishabella bangun, dia malah ngira gue yang perkosa dia. Gue semakin terpojok saat abang Ishabella datang tiba-tiba. Ishabella ngadu ke abangnya kalau gue udah nodain dia. Alhasil, gue diamuk abang Ishabella dan ketiga temannya. Gue dibikin babak belur lagi. Gue sempat lari, tapi malah jatuh dari tangga. Gue nggak ingat apa-apa lagi, begitu gue sadar, gue ada di rumah sakit. Kata dokter, gue dioperasi karena masalah pada organ fital, jantung gue," jelas Yoon Chabe. Koko sukses menitikkan air matanya. Dia mengerti sekarang, walau Yoon tidak memperjelas tentang keadaan yang Ishabella dapatkan sekarang.
"Gue dendam. Seumur-umur baru kali ini gue rasain sakit lahir batin. Pada akhirhya takdir mengantarkan Ishabella pada gue lewat Joon yang sekarang jadi pacarnya. Gue kasih informasi pada Zeron, kalau ada mangsa bagus buat dia. Berakhirlah Ishabella diseret oleh Zeron saat Royjoon sibuk ngurus kamar barunya."
"Bang, gue—"
"Dan yang tadi. Gue yang buat Ishabella terluka. Gue nggak mau dia bongkar rahasia gue dan dapat keadilan. Sementara gue nggak dapat keadilan apapun sampai sekarang. Bahkan nama gue jelek di kalangan teman SMA gue dulu," lanjut Yoon menangis.
"Maaf ... gue minta maaf, Bang. Gue minta maaf karena udah salah menilai lo."
"Nggak. Gue emang salah."
"Tapi Ishabella juga salah, Bang."
"Gue nggak ada bukti. Sementara dia? Dia punya bukti, Zeron. Zeron pasti udah buat pengakuan pada polisi tentang gue. Lo bisa antar gue ke kantor polisi sekarang," ucap Yoon seraya berdiri. Ia kembali mengenakan bajunya dan memakai jaket warna serupa.
Koko merasa bersalah dan tak enak hati. Bagaimanapun juga, ia paham dengan perasaan Yoon setelah mendengar cerita pahit itu.
"Bang, lo tenang aja. Walau lo ditahan, gue sama yang lainnya bakal usahakan masa tahanan lo dikurangin. Pokoknya gue bakal bantu lo."
"Antar gue," ucap Yoon menepuk pundak Koko seraya berjalan keluar kamar lebih dulu.
***
Beberapa jam berlalu, Thayang sudah sadar dari masa kritisnya. Jintan dan Jimino yang tadinya saling bertukar cerita di sofa, langsung menghampiri Thayang.
"Tha, lo gapapa?" tanya Jintan.
"Lo masih ingat kami, kan?" tanya Jimino lagi.
"S-saya belum mati?"
"Emang lo dah jumpa sama Dahlia di alam baka? Belum, kan?" sahut Jimino. Sontak Jintan menyentil kepalanya.
"Kalau ngomong yang baik," tegur Jintan.
"Shh ... main jitak aja. Sementang paling tua, ya?" dumel Jimino.
Tiba-tiba pintu ruangan Thayang diketuk, muncul lah Royjoon yang mendorong kursi roda Ishabella.
"Thayang udah sadar?"
"Seperti yang lo tampak," sahut Jintan.
"Ishabella udah gapapa?" tanya Jintan.
"Udah gapapa sih. Buktinya dia masih mengenali wajah tampan kekasihnya," sahut Royjoon.
"Dahlah. Sono kalian!" usir Jintan.
"Dih, ngusir," decih Royjoon sambil membawa Ishabella mendekat. "Lagian bebep gue mau cerita tentang Yoon yang juga terlibat dalam kasus Zeron."
"Hah? Yoon terlibat?" tanya Jimino tak percaya.
"Iya, Yoon Chabe terlibat atas penculikan gue. Makanya gue ke sini mau cerita pada kalian semua," sahut Ishabella.
Pintu tiba-tiba dibuka oleh seseorang.
"Nggak perlu. Biar gue yang cerita semuannya."
Bersambung...👻👻👻
📌Update Bagian 29
📆Selasa, 2 Maret 2021See you next chapter💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Kosan 7 Pintu? [COMPLETED]
HorrorKosan 7 Pintu? Katanya kosan itu hanya terdapat 7 pintu dan dihuni oleh pria saja. 7 kamar tersebut sudah terisi penuh dengan penghuni terakhir bernama Thayang. Hanya ia yang tahu, di dalam kosan itu ternyata ada satu kamar lagi dan satu gadis canti...