Kedua mata yang menatap dengan tajam itu menghentikan pembicaraan yang sedang terjadi. Kalimat yang keluar dari bibir gadis berambut merah di sana terhenti secara tiba-tiba, tapi bukan tanpa sebab. Pria yang tengah melangkahkan kaki pada empat orang di sanalah yang menjadi alasan. Tatapannya tajam, bahkan jika dilihat dengan seksama akan terlihat kilatan cahaya yang turut di antara tatapannya. Tepat pada kedua bola matanya.
"Sial, malas. Aku pergi saja," ucap satu di antara empat orang di sana.
Iya, itu Jungkook , si pria bergigi kelinci yang sudah terlebih dulu bangkit dari duduknya dan berjalan santai tanpa mengatakan apapun lagi. Mengabaikan apa yang sedang atau akan terjadi di belakang sana.
"Sedang mengadakan rapat? Merencanakan sesuatu? Wah, jadi berani sekali ya selama Tuan Namjoon tidak ada."
Pria yang baru saja menempati kursi dimana Jungkook duduk sebelumnya bersuara. Kedua tangannya ia tepukan, seolah tengah membanggakan sesuatu. Kepalanya menoleh, dengan mata yang menatap satu persatu yang tersisa di sana.
"Jimin, tak ada urusannya denganmu. Lagipula, ini masih tempat kami."
Jimin menoleh pada pria yang baru saja berbicara, pria yang duduk tepat di sampingnya. "Kak Seokjin. Oh! ayolah. Kau tahu betul siapa aku. Ini memang tempat kalian, tapi ini kerajaan kita. Tuan Namjoon, kau, aku, dan yang lain juga," ucap Jimin dengan senyuman yang ia tunjukan pada Seokjin.
"Tutup mulutmu bajingan!"
Suara wanita yang baru saja berbicara dengan lantang disertai sebuah gebrakan di meja itu berhasil membuat tiga pria di sana berfokus padanya. Menoleh dengan cepat karena begitu terkejut, terkecuali dengan Jimin.
"Aku tidak butuh omong kosongmu. Pergi dari sini dan berhenti mengganggu urusan kami," lanjut Seulgi.
Dia sudah menahan amarahnya sejak Jimin menghampiri mereka, sampai pada akhirnya meledak seperti ini. Sudah tidak bisa menahan lagi, geram.
Jimin tertawa mendengar perkataan yang baru saja Seulgi lontarkan. Bahunya bergerak naik turun, terbahak seperti pesakitan.
"Aku lelah dengan kalian."
Hoseok, satu-satunya yang sejak tadi hanya diam dengan tenang kini sudah mendorong kursi yang ia duduki ke belakang. Tubuhnya bangkit, dengan wajah yang kesal, marah.
Sebelum akhirnya lebih memilih menyusul Jungkook untuk meninggalkan yang lainnya. Berbeda dengan Jungkook yang berjalan dengan santai, Hoseok justru berjalan cepat. Menunjukan bagaimana kesalnya dia saat ini.
"Berhenti membuat keributan besar. Ingat perjanjian yang sudah kita sumpahkan bersama." Seokjin ikut bangkit dari duduknya. Berbeda dari yang lain, wajah Seokjin terlihat lebih sendu. Dia serius dengan ucapannya, meminta pengertian dari keduanya.
"Ini semua gara-gara kau, brengsek. Kau selalu mengacaukan apa yang sedang aku lakukan. Bajingan gila Jimin, tak pantas bertahan di sini."
Seulgi semakin merasakan amarah pada dirinya, melihat semuanya pergi seperti itu karena Jimin, membuatnya sangat ingin meludah tepat di wajah pria yang kini malah menatapnya dengan sombong. Mungkin merasa dirinya tak bisa dilawan, tak bisa dikalahkan.
"Keluarkan saja ludah yang sudah kau kumpulkan di dalam mulutmu, jangan ditelan lagi. Lebih menjijikan daripada sekedar pepatah menjilat ludah sendiri," ucap Jimin dengan jari telunjuk yang ia gunakan untuk menggaruk alisnya yang tak gatal. Tentu masih dengan satu sudut bibir yang tertarik dan kepala yang sudah dimiringkan dengan mata yang menatap Seulgi yang tengah berdiri di sisi lain.
Seulgi mengepalkan tangannya kuat, satu pukulan saja mungkin mampu meretakkan apapun yang ada di hadapannya. Termasuk tengkorang kepala milik Jimin yang terlihat begitu memancing amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRAPPED LOVE THE PEGASUS
FanficPegasus dan Unicorn? Irene percaya jika hal yang sering dikatakan sebagai mitos itu benar adanya. Namun, dia tak pernah menyangka jika dia bersama Lilac harus masuk ke dalam dunia yang selalu dipenuhi dengan beberapa hal yang membuat mata membulat t...