Pagi temans. Seka muncul pagi yakk, sebelum berangkat ke sawah😁😁. Langsung mbacaa hyukk🤭🤭
"Mengapa kita begitu miskin, Buk?" Abiseka mengungkapkan rasa frustrasinya pagi itu sesaat setelah pulang dari resepsi pernikahan Ariani.
Abiseka memang pulang pagi dari acara pernikahan Ariani semalam. Dia memang terlihat hadir dan pergi tak lama kemudian. Namun, sebenarnya dia hanya keluar, tetapi masih mengamati resepsi pernikahan mantan kekasihnya dari jauh. Tamu yang datang benar-benar banyak dan sejujurnya ... itu adalah hal yang tidak bisa dia berikan kepada Ariani seandainya gadis itu menikah dengannya. Menyadari ketidakmampuannya, Abiseka meninggalkan resepsi pernikahan Ariani dan pergi ke pondoknya di ladang. Memikirkan semua hal yang terjadi dan tidak mampu dilakukannya dengan baik.
Abiseka memang berada di pondoknya sepanjang malam. Berusaha untuk menerima kenyataan, tetapi hatinya tersakiti lebih dari yang mampu dia bayangkan. Ingatannya masih belum bisa pergi dari apa yang dia lihat. Matanya terus memindai wajah cantik Ariani dan seluruh gerak-geriknya yang tak lepas dari pengamatannya tadi. Dia memperhatikan kalau Ariani tidak banyak bicara. Hanya senyum tipis yang selalu tersungging hingga mertuanya tampak mengatakan sesuatu dan Ariani mengangguk. Giandra pun terlihat tidak berlebihan dan yang membuat Abiseka jengkel adalah saat pria itu berbicara pada Ariani dengan wajah yang sedikit tertunduk.
"Kamu sadar apa yang kamu bicarakan, Seka?" Bu Lika, ibu Abiseka, terdengar tidak suka pada kalimat putranya.
"Aku benci kemiskinan ini, Bu!"
Abiseka tidak pernah berpikir seperti itu sampai saat dia melontarkan kalimatnya. Namun, kekecewaan mendalam akibat ditinggalkan Ariani memang sangat mengganggu ketenangannya. Abiseka tidak bisa memikirkan hal lain selain menyalahkan keadaan. Meskipun selama ini dia selalu bersyukur, kali ini tidak lagi. Untuk pertama kalinya dia menyesal karena terlahir dari keluarga yang biasa saja.
"Jaga omonganmu, Seka. Ibuk ndak pernah mengajarkanmu untuk berhenti bersyukur." Bu Lika gusar.
"Seka bersyukur, Buk. Tapi kemiskinan ini membuatku kehilangan Ariani."
Tidak pernah ada dalam pikiran Abiseka kalau cintanya akan berakhir. Semula dia berpikiran untuk melamar Ariani setidaknya dua tahun ke depan. Dalam masa itu Abiseka merasa bisa lebih mempersiapkan segala sesuatunya supaya bisa menikahi Ariani dengan lebih layak.
Abiseka tahu kalau Ariani tidak menuntut apa-apa dari dirinya, tetapi apa yang telah dia rencanakan gagal dalam sekejap mata. Tidak pernah ada pertengkaran antara dia dan Ariani. Saat Ariani datang dan memutuskan untuk meninggalkannya, tentu saja Abiseka terkejut. Ketenangan gadis itu berbicara benar-benar mengagumkan. Semua seolah sudah direncanakan dengan matang bagaimana dia mengakhiri hubungan cinta mereka yang selama ini begitu manis.
Saat Ariani sudah menyatakan kalimat finalnya bahwa hubungan mereka berakhir, Abiseka benar-benar tertegun. Dia masih harus bekerja dan satu-satunya yang dilakukan adalah menatap punggung Ariani yang perlahan semakin jauh. Sebenarnya Ariani sedikit berlari saat itu, tetapi Abiseka tidak mengejarnya meskipun bisa.
Apa yang diharapkan oleh Abiseka adalah bahwa Ariani hanya sedikit emosi dan akan menghilang sesegera mungkin. Namun, dia salah. Seperti ada tamparan keras ketika dia datang ke selepan Bu Yati untuk mengantarkan contoh gabah baru. Ariani di sana disusul pernyataan Bu Yati bahwa Ariani adalah calon menantunya.
Puluhan pertanyaan ingin dia ungkapkan, tetapi Ariani yang memutus kalimatnya membuat Abiseka paham kalau gadis itu sudah tidak ingin berbicara apa-apa. Bagi Ariani cintanya seolah sudah mati tanpa menyisakan apa pun meski hanya secarik kenangan usang. Hantaman bertubi-tubi mendarat di hati Abiseka. Semua impiannya pupus seiring berlalunya Ariani yang menjauh dari hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forever You [Completed]
RomanceAriani tidak menyesali keputusannya untuk menikah demi balas budi dan melupakan bahagia yang pernah dia harapkan. Satu-satunya penyesalan Ariani adalah menyakiti hati pria yang dicintainya dengan goresan luka yang begitu dalam. Pernikahan yang terli...