Hari ini hoseok mendapat undangan dari rekan kerjanya. Bukan undangan seperti biasanya, melainkan rekannya Kim Namjoon mengundangnya untuk menghadiri acara ulang tahun putri semata wayangnya yang ke 19 tahun. Well, meski begitu hoseok tak bisa menolaknya. Kim namjoon adalah teman senasib seperjuangannya, mereka berjuang bersama-sama sejak di bangku kuliah hingga kini dapat mendirikan perusahaan mereka masing-masing.
Dengan jas yang baru datang setelah ia pesan khusus dari perancang terkenal dunia, hoseok memadukannya dengan jam tangan dan sepatu yang tak kalah mahalnya. Setelah memastikan penampilannya rapi dan siap untuk pergi, hoseok mengambil salah satu kunci mobilnya dan memutuskan untuk berangkat sendiri daripada menggunakan supir pribadi. Lagipula ini sudah bukan jam kerja supir pribadinya, pun ia tak keberatan.
Pestanya akan dimulai 5 menit lagi dan hoseok memang berniat datang sedikit terlambat, karena tak biasanya ia menghadiri acara ulang tahun, terlebih seorang remaja. Maka, setibanya ia di rumah namjoon, ia segera memarkirkan mobilnya di tempat yang telah disediakan, dibantu oleh security rumah mereka. Hoseok turun dari mobil dengan sebuah paperbag besar dengan logo perancang terkenal kemudian merapikan sebentar penampilannya.
Ia memasuki pelataran rumah keluarga kim, dimana sudah terdapat banyak orang disana. Tak lupa rumah mereka yang sebelumnya bertema forest diubah sedemikian rupa menjadi warna-warni dengan balon dan hiasan entah apa namanya disana-sini. Hoseok masuk dan segera mencari keberadaan tuan rumah yang berada di bagian dalam rumah mereka tepat didepan tangga yang melingkar.
hoseok berjalan tenang menghampiri dua orang berbeda gender didepan sana. Salah satu dari mereka adalah kim namjoon dan satu lagi adalah seorang gadis yang masih tampak sangat muda dengan gaun floralnya yang pendek dibagian depan dan memanjang dibagian belakang, tak lupa tiara cantik berkilau diatas kepalanya. Sejujurnya, ini akan menjadi kali pertama hoseok melihat dan bertemu putri kim namjoon yang notabenenya seorang duda. Ya, kim namjoon seorang duda yang ditinggal istrinya—ia lebih memiliki pria lain yang tak lebih baik daripada namjoon—, kalian tak akan menyangka jika ada orang bodoh yang secara sadar meninggalkan namjoon.
Well, silahkan mendaftar. Siapa tahu namjoon melirik kalian.
"Namjoon", sapa hoseok begitu tiba didepan keduanya dan menyalami namjoon.
Namjoon terkekeh dan menepuk pundah hoseok dua kali, "Hoseok, kukira kau tidak akan datang".
Hoseok mengendikkan bahu dan melirik gadis yang sejak tadi diam melirik hoseok dengan mata kucingnya yang tajam, lebih terlihat sinis. "Putrimu?", tanya hoseok basa-basi meski ia sudah tahu jelas ia adalah putri tunggal keluarga Kim.
Namjoon mengangguk, "Ah ya, ini putriku Kim Yoongi. Sayang, ini rekan kerja daddy, Jung Hoseok"
Hoseok sebagai pria dewasa mengulurkan tangannya lebih dulu namun yoongi, gadis itu tak kunjung membalas uluran tangan hoseok. Yoongi hanya menatap hoseok dari atas hingga bawah dan membuatnya sedikit tak nyaman. Hingga namjoon berdehem dan membuat gadis itu mau tidak mau membalas uluran tangan hoseok. "Kim yoongi, paman"
Hoseok nyaris terbatuk mendengar panggilan paman dari gadis yang berbeda belasan tahun dengannya itu. Namun hoseok hanya bisa mengangguk kemudian menyerahkan bingkisan di tangannya yang diterima baik oleh gadis bernama yoongi itu. "Terimakasih paman"
Sedikit berbasa-basi dengan namjoon, hoseok kemudian memilih menyingkir dan mencari minuman yang sekiranya dapat menemaninya malam ini. Di belakang sana, kebetulan tersedia sebuah sofa velvet mahal yang kosong, maka hoseok duduk disana dan menyesap minuman yang sempat ia ambil tadi.
Duduk diam menikmati pesta yang ternyata cukup meriah dan ramai. Hingga semua tamu berkumpul di tengah dan menyanyikan lagu ulang tahun untuk yoongi kemudian acara memotong kue dan hoseok sudah tahu jelas bahwa potongan pertama akan diberikan pada ayahnya. Hoseok bisa melihat bahwa namjoon dan yoongi saling menyayangi satu sama lain. Kemudian setelahnya semacam after party. Hoseok ingin segera pulang namun matanya menangkap sesuatu.
Yoongi, gadis cantik itu berjalan menghampirinya dengan langkah anggun dengan satu piring kecil berisi potongan kue ulang tahun diatasnya. Tak disangka, yoongi duduk disampingnya dengan jarak yang cukup dekat. Gadis itu meletakkan piring yang ia bawa diatas meja dan menggesernya kedepan hoseok. "Potongan kedua untuk paman", ucapnya lembut membuat hoseok diam-diam terperangah.
"Kau tidak memberikannya pada kekasihmu atau temanmu?"
Yoongi mengendikkan bahunya acuh, "Daddy yang ingin membuatkanku pesta, aku tidak menginginkannya sebenarnya. Dan kekasih—aku tidak memilikinya, aku tidak tertarik. Teman? Mereka bisa mengambilnya sendiri, bukan?"
Hoseok terkekeh lantas menunjuk piring didepannya, "Lalu aku?"
"Entahlah"
Dari jarak sedekat ini, hoseok bisa mencium aroma vanila yang menguar dari tubuh yoongi. Aroma yang membuatnya ingin terus berdekatan dengannya dan terus menghirup aroma yang memanjakan indera penciumannya itu. Untuk ukuran seorang gadis berusia 19 tahun, tubuh yoongi sangat indah. Dengan tubuh ramping dan tinggi yang pas, yoongi memiliki lemak-lemak ditempat yang tepat. Sorry to say, tapi hoseok tetaplah seorang pria. Tapi tenang, hoseok tidak gila untuk meniduri putri temannya sendiri.
"Paman sudah menikah?", tanyanya tiba-tiba membuat hoseok meletakkan gelasnya yang hampir kosong. Hoseok menoleh pada yoongi dan menatapnya dalam begitupun dengan gadis itu.
Kini keduanya saling menatap dan menyelami obsidian masing-masing, tenggelam dalam kesunyian, seolah suasana ramai di sekitar mereka tak terdengar, seolah mereka berada dalam sebuah barrier hingga mereka hanya mendengar suara satu sama lain.
"Belum, aku belum menikah"
Yoongi mengangguk dan melipat bibirnya kedalam, "Paman seumuran daddy, kenapa belum menikah?"
Hoseok menatap yoongi dengan pandangan yang sulit diartikan namun sedetik kemudian hoseok menyilangkan kakinya diatas kaki lainnya dan bersandar di punggung sofa, menyamankan dirinya. "Menikah itu bukan karena usia, tapi karena kesiapan. Dan aku belum siap"
"Kalau begitu, apa paman tertarik padaku?"
Hoseok sontak terkekeh, "Kau ingin jawaban seperti apa?"
"Jawaban jujur tentu saja"
Hoseok mengangguk masih dengan kekehannya yang renyah, "Baiklah. Sebagai pria normal, tentu saja aku tertarik. Kau cantik, kau—maksudku semua yang diinginkan para gadis, kau memilikinya. Tapi gadis cantik tidak akan tertarik pada pria tua sepertiku"
Yoongi meneguk minuman berwarna orange nya hingga habis lalu sedikit memiringkan tubuhnya agar dapat melihat hoseok dengan baik. "Aku juga"
Pria itu mengernyitkan keningnya, "Juga?"
Gadis dengan rambut panjang dan tiara yang telah raib dari kepalanya itu terkikik dengan amat manis lantas berbisik tepat di telinga hoseok, "Juga tertarik pada paman". Setelahnya kembali menjauhkan tubuhnya, takut-takut jika ayahnya melihat mereka.
Raut hoseok total berubah menjadi serius. "Aku bahkan masih ingat tatapanmu padaku tadi"
"Itu adalah caraku menilai seseorang, maaf jika aku tidak sopan"
Hoseok mengangguk paham. Satu tangannya bergerak melepas kancing kemeja teratasnya, "Jadi?".
Hoseok sangat paham maksud yoongi. Gadis muda biasanya memang ingin mencoba banyak hal, dan hoseok seharusnya merasa beruntung karena yoongi sendiri yang melemparkan diri padanya. Namun sekali lagi hoseok masih memiliki sisa kewarasannya untuk tidak meniduri putri temannya sendiri. Akan berbeda jika yoongi bukan putri namjoon, mungkin gadis itu sudah berada di kamarnya saat ini.
Hoseok tak masalah berhubungan dengan siapapun mengingat ia adalah pria yang bebas. Namun ia selalu melakukannya atas dasar sama-sama menginginkannya. Pemaksaan sama sekali bukan gayanya, lagipula wanita mana yang tak menyukainya. Bukan bermaksud sombong, media sendiri yang memberitakannya dengan caption seperti itu.
Kembali pada yoongi, gadis itu menoleh kesana kemari, mungkin mencari keberadaan ayahnya atau tengah mengamati situasi disekitarnya. "Besok siang pukul 1 di cafe De Aux. Paman tunggu disana, selesai kuliah aku akan segera kesana"
Hoseok menyeringai. Satu lagi gadis cantik yang akan menghangatkan ranjangnya malam ini. Atau jugamalam-malam selanjutnya? Maaf, tapi hoseok tak bisa memegang ucapannya sendiri.Besok, ia akan bermain dengan putri temannya sendiri, beribu maaf.
end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine Yoongi As
Historia Corta[genderswitch] bayangin yoongi jadi apa aja yang kalian mau. yoongi gs