Part 1

34 3 0
                                    

Turunnya salju dan gugusan bintang adalah pemandangan yang indah dimata nya saat ini. Alunan lagu dari Taylor Swift yang berjudul Everything has changed menambah keindahan malamnya. Pesanan yang ia pesan pun datang, ditambah dering smartphone nya.

Nevano Abrian : Hai Vandhira, apa kabar?
Matanya berkaca - kaca. Sejuta kenangan kembali teringat dalam ingatannya.
Laki - laki ini lah yang dulu pernah ada dalam hati nya dan menguasai hidupnya. Menguasai dalam artian selalu ada untuknya.
Vandhira Stephanie : Hai Nevan, aku baik. Kamu?
Nevano Abrian : Aku juga baik. Besok aku mau ke London. Bisa kita bertemu?
Vandhira Stephanie : Tentu saja aku bisa. Baik lah sampai bertemu nanti.

Vandhira mengatur nafasnya. Menahan air mata nya agar tidak jatuh. Namun tetap saja ia tidak bisa.

#Flashback

"Dek, gue mau curhat dong." Ucap seorang remaja perempuan pada adik kesayangannya. Perbedaan umur yang hanya 1 tahun membuat mereka layaknya seorang teman. "Ceilah seorang kak Vandhira punya masalah? Sejak kapan?" Jawab adiknya sambil tertawa lepas. "Dih serius gue. Lo yakin gak gue naksir sama cowok?" Tanya nya sambil membaca novel the100. "Hah? Lu naksir sama cowok kak? Yang bener? Bukannya lu lebih tertarik sama sesama jenis?" Sang kakak reflek menjitak adiknya pelan. "Sialan lo. Gue serius Karin!" Adiknya tertawa lagi. "Lu gak usah kasih tau gue, gue udah tau duluan kok." Ujar adiknya sambil memasang wajah sombong. "Sok dukun Lo. Emang gue suka sama siapa?" Tanya kakaknya lagi.
"Ketua silat kan? Yang kayak bule gila itu?" Jawab adiknya lagi. Vandhira terkejut dengan parah. "Tau dari mana Lo? Ah elah rese banget." Ujar sang kakak kesal. Novel yang ada di genggamannya di Banting ke lantai sangking kesalnya. "Karin gitu loh. Apa sih yang gak tau? Lagian duduk di deket dia senyum senyum sendiri kayak orang gila." Sang kakak tersenyum malu kemudian seperti teringat sesuatu.
"MAMPUS DEK. GUE LUPA HARI INI DIA NGAJAKIN GUE NONTON GIMANA DONG?" Sang adik menjawab dengan santai "Serah kan semuanya sama Karin."

--

Jam menunjukkan pukul 08.00 pagi waktu Jakarta. Nevan merapikan berkas yang akan ia bawa ke London. Saat ia akan keluar dari ruangan kebesarannya...
"Hai Nevan." Wanita yang selalu mengganggu hidupnya datang di saat yang tidak tepat.
"Naysha? ngapain kamu kesini?" Tanya Nevan sedikit kasar. Ia sangat tidak ingin di ganggu. "Loh memangnya gak boleh menyapa kamu? aku kan niatnya baik kesini." ucap Naysha membuat Nevan merinding. "Tapi sekarang aku harus pergi Naysha, Sorry." ucap Nevan meninggalkan Naysha, baru beberapa langkah dan.. "Nevan tunggu! Apa kamu rela relain pergi ke London buat orang yang selama sekali
gak peduli sama perasaan kamu ke dia?" Sahut wanita itu, reflek Nevan berbalik.
"Kamu salah Naysha. Dia peduli, bahkan lebih peduli dari pada waktu aku punya rasa sama kamu." Nevan langsung berlari meninggalkan tempat itu. Naysha marah dan dendam. Tangannya mengepal.
"Lo bakalan nyesel Vandhira."

21:00 London

Vandhira

2 hari yang lalu, seseorang dari masa lalu ku mengajakku untuk bertemu di tempat ini, Big Ben. Ia adalah Nevan. Laki - laki yang dulu pernah menghiasi hidup ku dengan berbagai macam lelucon dan gombalannya yang tidak aku mengerti.
"Apa kau sudah lama menunggu?" ucap seorang laki - laki dari belakang ku.
Aku berbalik dan terkejut. "Nevan? Sejak kapan kamu disini?" Tanya ku, ia tersenyum. Senyumnya sendari dulu tidak berubah. Dengan tangannya yang ia masukkan kedalam kantung celana dan kepalanya menunduk. "Tidak lama, baru saja. Bagaimana perusahaan dan buku - buku mu?" tanya nya. "Baik dan berjalan dengan lancar. Kau sendiri bagaimana? Setahu ku, pekerjaan producer bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah." Tanya ku sok tahu. "Ya memang, tapi aku senang dengan pekerjaan ini. Lebih seru dari yang aku bayangkan." Jawabnya. "Bolehkah aku menyanyikan sebuah lagu untukmu?" astaga, apa yang akan ia lakukan? dan benar saja aku baru sadar kalau di dekat gedung ini ada panggung kecil dan gitar. Belum sempat aku menjawab
pertanyaannya dan ia sudah ada di atas panggung.

When your legs don't work like they used to before
And I can't sweep you off of your feet
Will your mouth still remember the taste of my love?
Will your eyes still smile from your cheeks?

And, darling, I will be loving you 'til we're 70
And, baby, my heart could still fall as hard at 23
And I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe just the touch of a hand
Well, me-I fall in love with you every single day
And I just wanna tell you I am

So honey now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
That maybe we found love right where we are

When my hair's all but gone and my memory fades
And the crowds don't remember my name
When my hands don't play the strings the same way
I know you will still love me the same

'Cause honey your soul could never grow old, it's evergreen
And, baby, your smile's forever in my mind and memory
I'm thinking 'bout how people fall in love in mysterious ways
Maybe it's all part of a plan
Well, I'll just keep on making the same mistakes
Hoping that you'll understand

But, baby, now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Place your head on my beating heart
Thinking out loud
That maybe we found love right where we are

So, baby, now
Take me into your loving arms
Kiss me under the light of a thousand stars
Oh, darling, place your head on my beating heart
I'm thinking out loud
That maybe we found love right where we are
Oh, baby, we found love right where we are
And we found love right where we are

Aku hanya bisa memandang Nevan dengan pandangan tidak percaya. Ia hanya tersenyum dari atas panggung. "i sing for her." ucapnya dari atas panggung sambil menunjukku. Orang - orang yang menontonnya bernyanyi menengok ke arah ku dan bertepuk tangan. Salah seorang di antara mereka berteriak "Kiss her!" lalu yang lainnya mengikuti. Astaga... ini apa - apaan? aku benar - benar tidak mengerti.

--

"Bagaimana penampilan ku tadi? bagus bukan?" Tanya nya. Aku hanya menjawab dengan singkat. "Memalukan." Ia bertanya lagi "Apa yang salah? tadi itu sama persis dengan bagaimana Ed Sheeran membawakannya."
"Ya, kau benar tapi kau membuat ku malu. Sampai mereka meneriakkan kata - kata yang membuatku.. risih." jawab ku. "Aku rasa tidak apa - apa jika aku melakukan itu. Lagi pula aku ini tampan,cerdas, dan sukses dalam bekerja. Kau tidak akan merasa malu jika aku melakukannya di depan keluarga mu suatu saat nanti." Aku memasang wajah kesal. "Nevan, jangan bercanda yang aneh - aneh!" ucap ku sedikit membentak.
"Aku tidak bercanda Vandhira. Aku serius." Lama kelamaan ia sedikit mendekat, namun..
"Kau tau kan aku tidak ingin.."
"Menikah dan memiliki anak" lanjutnya.
"Dan aku juga.."
"Tidak mudah untuk jatuh cinta." lanjutnya lagi.
"Nah, kau sudah tau kan?" tanya ku.
"Akan aku beri tau kepadamu apa itu 'fall in love' walaupun masa lalu kita sama - sama menyakitkan."

Oh tuhan...
ini akan menjadi malam yang buruk.

---

Hello Readers! ini cerita kedua saya yang juga lumayan tidak jelas. Tapi tenang ajaa... cerita The Past masih jalan kok. Vote and comment yep!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 15, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Her LifeWhere stories live. Discover now