2

31.6K 3K 185
                                    


Seperti biasa setiap pulang sekolah Farel akan mampir ke apartement sang sahabat terlebih dahulu. Termasuk malam ini, pukul 7 malam Farel masih asik rebahan dikasur milik Jordan, dengan pemilik kasur sedang main PS bersama Haikal.

"Keluar yok nanti," ucap Haikal.

"Kemana?" Farel mengubah posisinya menjadi tengkurap.

"Club?"

Farel mengangguk,"Oke. Cepet selesain game lu,"

Jordan segera menjatuhkan stik PSnya dan beranjak meninggalkan Haikal.

"Eh, taii. Nanggung, Dan," Jordan hanya bergidik.

"Mau ikut gak lo, Kal?" Farel ikut beranjak dan berjalan menuju ke arat tasnya di atas sofa. Saat menyalakan hp itu, ada 10 panggilan dan 7 pesan dari sang Mama. Ia tak mendengar dering panggilan apapun, hpnya dalam mode silent.

"Njir. Lupa," ucap Farel menepuk jidat sendiri.

"Apa yang lupa, Rel?" tanya Haikal.

"Gue lupa ada janji sama Nyokap. Sorry ya gue kagak jadk ikut," Haikal dan Jordan hanya mengangguk.

Farel menggedong tasnya dan berjalan kearah pintu dengan tergesa,"Duluan gaes!"

Setelah kepergian Farel, Haikal dan Jordan saling berpandang-pandangan.

"Berduaan doang?" Jordan mengangkat kedua bahu dan berjalan menuju kearah pintu.

Saat Farel berada di tengah perjalanan menuju rumah ia menghentikan laju motornya. Dijalanan yang sepi itu tak jauh dari tempatnya berhenti, ia dapat melihat segerombolan orang yang tengah duduk diatas motor masing-masing seakan-akan sedang menunggu seseorang. Setelah mengamati lebih lama ia baru sadar, itu adalah Jony dan teman-temannya. Ia rasa mereka menunggu dirinya atau kedua temannya karena ingin balas dendam akan kekalahan sang ketua melawan Jordan kemarin. Jony adalah musuh Farel l, murid kelas 12 dari SMA sebelah itu selalu cari gara-gara dengan geng Farel.

Farel awalnya ingin melewati mereka karena jalan ini adalah jalan yang sering ia lalui dan terbilang dekat dengan rumahnya, tapi ia urungkan. Tidak mungkin Jony melepasnya begitu saja. Ia sendiri sedangkan di depannya ada sekitar 6 orang. Ia akhirnya memilih putar balik, melewati jalan memutar yang mungkin akan cukup lama untuk dilalui. Sekitar 30 menit Farel tiba dirumahnya. Ia dapat melihat dua mobil asing yang terparkir didepan rumahnya. Ia segera memarkir motornya dan masuk kedalam rumah. Farel yakin Mamanya akan mencak-mencak karena dirinya telat.

Saat hendak berjalan menuju ruang makan ia sudah disambut oleh pemandangan di sofa ruang tamu. Kedua orang tuanya, Faro, dan dua orang seumuran orang tuanya tengah berbincang santai disana. Sepertinya mereka telah selesai makan malam. Ia menghela napas kemudian berjalan mendekat, ingatkan dia bahwa dia masih memakai seragam dan tas hitamnya.

"Malam semua," sapa Farel menghentikan acara bincang-bincang disana. Mereka menjawab sapaan Farel sambil tersenyum.

"Malam juga, Farel," ucap wanita asing seumurannya Giana. Farel hanya mengangguk dan menatap sang Mama yang tengah menatap tajam dirinya seakan mengatakan 'Awas kamu'. Farel hanya nyengir lalu duduk di samping sang Kakak.

"Lo telat sejam, bego. Malu-maluin aja," bisik sang kakak sinis. Farel diam saja.

"Farel, ini temen Papa sama Mama yang Mama ceritain semalem. Ini Om Roni dan ini Tante Siska," ucap sang Mama sambil menunjuk kedua orang asing itu. Farel hanya mengangguk.

"Kok masih pakek seragam, Rel. Habis ngerjain tugas?" tanya Om Roni.

"Iya, Om," jawab Farel singkat.

TOO (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang