Lagi

12.7K 1.4K 11
                                    

Di kediaman Anthonio

"Helios berikan makanan yang dari lady natasya kesini" teriak anthonio
"Baik tuan" helios pergi kedapur dan memindahkan makanan itu ke dalam piring.
"Aku seperti familiar dengan makanan ini" anthonio mengangkat makanan kecil berbentuk bulat itu ke depan matanya.

Hap
"Ini seperti...." ucapan anthonio menggantung helios mengambil bulatan kecil itu dan memasukannya ke dalam mulut. Melihat tatapan Anthonio yang menusuk hanya dibalas dengan cengiran lebar olehnya.
"Hmm... aku ingat tuan, ini nastar milik lady angeline" kata helios
"Hey kau benar helios, ini enak sekali rasanya benar-benar mirip dengan buatannya"
"Apa mungkin...." ucapan helios menggantung
"Kita akan mengunjungi mereka besok" kata Anthonio yang menaham senyumnya.

"Tuan grand duke, ada pesan dari yang mulia putra mahkota" seorang prajurit menghampiriku.
"Berikan padaku"
"Ini tuan" prajurit itu pergi setelah berpamitan sebelumnya.

Anthonio sibuk mengurusi laporan-laporan yang ada dimejanya, ini harus segera selesai. Agar dia bisa mencari tahu tentang lady natasya. Isi pesan dari putra mahkota menyuruhnya untuk ke istana esok hari.

"Bagaimana menurutmu tentang masalah ini Anthonio" kata putra mahkota
"Yang mulia, ini terlihat seperti sebuah pengalihan" ucap anthonio sambil memegang dagunya
"Maksudmu, ada hal yang lebih besar?" Putra mahkota mendekati anthonio
"Sepertinya begitu, masalah ini terlihat tidak masuk akal dan dibuat mengada-ngada. Apa kau mencurigai seseorang"
Kulihat putra mahkota menggeleng
"Perhatikan semua orang yang kau percayai, termasuk para prajurit sekalipun" aku memberikan gulungan kertas itu pada putra mahkota.

"Untuk pesta pengangkatanmu menjadi raja, apa kau yakin tidak ingin melakukan pencarian seorang ratu?" Putra mahkota yang satu ini sedikit berbeda. Setiap ada wanita yang ingin mendekatinya dia selalu tampak risih dan tidak minat.
"Bagaimana jika aku mengenalkanmu dengan seseorang" kataku
"Jangan coba-coba anthonio. Ibu ku saja tidak ingin memaksaku"
"Baiklah... tapi sepertinya yang mulia aku harus melanjutkan urusanku" aku berpamitan padanya dan berencana ke bagian timur

•••
"Aku berencana untuk membuat menu baru" kata angeline bersemangat
"Makanan berat atau manis nona?" Tanya mona
"Mona, menurutmu lebih baik yang mana"
"Emm... sepertinya kita sudah memiliki banyak menu untuk kue dan manisan lainnya" kata mona
"Aku juga setuju, bagaimana kalo makanan berat saja" kata fred
"Pas sekali, coba cicip ini" angeline mengambil makanan di atas meja yang berada di belakangnya.

Mereka semua maju dan melihat tampilan dari makanan ini.
"Apa namanya?" Tanya aleta
"Ini adalah mie goreng" kata aleta sambil memberikan garpu pada semuanya.

"Ini enak sekali" mona menganggukan kepalanya
Angeline tersenyum mendengarnya. Hidupnya sudah cukup, dan perasaan ketakutan itu perlahan sudah mulai menghilang.

Ting
Bunyi lonceng yang dipasang di depan pintu toko berbunyi menandakan ada yang datang.
"Aneh sekali, tidak biasanya orang-orang datang jam segini" kata fred sembari melihat jam dinding.

"Selamat datang grand duke, silahkan " mona gelagapan dan segera melayani anthonio

"Kenapa dia datang kesini lagi" angeline bertanya dalam hati

Angeline pov

"Ada yang bisa saya bantu tuan grand duke" kataku menyapa dari balik meja pesanan
"Buatkan aku makanan yang baru kalian makan tadi, sepertinya enak"
Aku tersenyum mengangguk dan meminta Anthonio untuk duduk dan menunggu terlebih dahulu.
Aku membuat 2 porsi untuknya dan helios. Mereka tampak menikmati makanannya dan juga sedikit berbincang.
Entah apa yang mereka bicarakan.

Sepertinya mereka telah selesai, anthonio berdiri dan berjalan menuju tempat pembayaran.
"Lady natasya, bagaimana kau bisa membuat kue seperti kemarin" kata anthonio
"Maksudmu nastar dan brownies?" Tanyaku gugup.
Anthonio jelas pernah memakan nastar dan brownies buatanku sebelumnya. Kulihat dia mengangguk.
"Itu resep turunan dari keluargaku. Nenekku dulu senang sekali membuatnya jadi aku belajar dari sana. Apa rasanya tidak enak?" Tanyaku diakhir kalimat. Kalau benar rasanya buruk, ketenaran toko ini akan menurun karena berubah rasanya, terutama seorang grand duke yang menilai.
"Bukan begitu, rasanya enak aku suka. Hanya saja..." dia menggantungkan kalimatnya.
"Ah ini terimakasih, dan tolong aku ingin membawa pulang kedua kue yang kemarin" kata anthonio sambil menyerahkan beberapa koin sebagai alat pembayaran pada masa ini.

Dia seperti menyembunyikan sesuatu, tapi apa itu. Aku mengambil uang yang diberikannya dan menyerahkan pesanan yang ingin dibawa pulang.
Saat berpamitan dia melihat mona yang baru saja menaruh risol yang baru digoreng ke dalam piring.
Kulihat Anthonio berhenti sebentar.
"Apa itu?" Tunjuknya pada gorengan yang baru matang itu.
"Ini adalah risol tuan, salah satu produk unggulan kami hehe" kata mona sambil menyengir.

Anthonio lagi-lagi terdiam, apa dia mulai mencurigaiku.
"Kau ingin mencobanya duke?" Tanya Aleta. Apa dia tidak tahu keadaan sekaramg ini. Dia pernah melihat aku membuatkan makanan itu untuk Anthonio. Dia tersenyum ke arahku.

Kadang aku bingung dengan wanita itu, dia ini ada di pihak siapa. Aku merasa tersudutkan sekarang.
Anthonio menoleh lagi padaku. Dia ingin membawa pulang itu juga.
Matanya semakin redup, maafkan aku Anthonio.

Eh! Kenapa aku merasa bersalah. Ingat jika kamu tidak kabur, kau akan mati bodoh.
Tentu saja. Jangan kasian,  jangan kasian.

•••
Helios pov

Selama perjalanan pulang grand duke Anthonio tampak murung. Wajahnya pun tidak bersemangat.

Aku berusaha untuk mengajaknya berbicara dengan membahas topik-topik yang mungkin dia sukai.
Dia hanya membalas singkat tampak sekali tidak ingin diganggu.

Ketika sampai dirumah pun dia langsung menyerahkan risol kepada pelayan untuk langsung menggorengnya dan mengantarkan ke kamar lady angeline sebelumnya.

Tentu saja!
Dia pasti mengingat itu.
Makanan yang dibuat lady angeline untuknya. Tuanku satu itu memang menyebalkan, tapi dia benar-benar manusia perasa.
Bengis di medan perang, dan disegani seluruh bangsawan hanyalah tampilan luarnya.
Rasa bersalah itu pasti sangat besar

"Apa boleh aku mencicipi satu hehe!" Tanyaku pada seorang pelayan yang berniat mengantarkan makanan itu.

"Bagaimana jika kau yang memintanya sendiri, helios" katanya

"Satu saja. Boleh ya" aku menawar sedikit. Wanita ini pasti terpesona dengan senyumku.

"HELIOSSSS! Berani kau" aku mendengar suara yang menggelegar dari belakangku.

"Tentu tidak tuan, silahkan!" Aku memberikan piring itu padanya.

"Bawa ke kamar lady angeline" perintahnya.

•••
Maaf ya temen-temen huhu. Aku suka lama banget update nya.

Semoga suka ya sama part ini.

Enjoy!

NOT AN ANTAGONIST (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang