5 menit lagi bel masuk berbunyi. Dan aku baru saja memasuki gerbang sekolah. Bukan pemandangan yang aneh memang. Aku biasa seperti ini. Bukan karena aku terjebak macet atau telat bangun. Aku tidak tidur dan rumahku,, bukan kawasan dengan kemacetan yang parah. Kelasku berada tepat di ujung koridor lantai 4 yang membuatku harus menaiki tangga.
Bel masuk telah berbunyi, sementara aku masih berada di tangga lantai 2. Sementara murid yang lain tergesa untuk masuk kelas, aku masih dalam keadaan tenang dan seolah tak peduli. Bahkan mereka yang melewatiku juga tak peduli dengan keberadaanku. Dan aku tak masalah dengan itu. Toh itu tak menggangguku bukan?
Entah ini sudah anak tangga keberapa yang kupijaki. Kini aku sudah sampai di lantai 4. Aku masih berjalan dengan tenang ke ujung koridor. Masa bodoh dengan guru yang telah masuk kelas atau belum. Tak ada yang mempermasalahkannya bukan.
Dikelas belum ada guru, dan itu bagus. Karena mata pelajaran pertama adalah milik Park seongsaeng. Salah satu seongsaengnim paling menyeramkan. Namun tentu saja aku tak takut dengan itu. Aku duduk di bangku paling pojok dekat jendela. Tak ada yang mau duduk disampingku. Entah kenapa, tapi itu juga bagus. Karena setidaknya ketenanganku tidak terusik dengan keberadaan orang â orang disekitarku.
Park seongsaeng telah memasuki kelas. Kelas dimulai dengan mengabsen para murid satu persatu. Setelah semua teman â teman sekelasku telah terpanggil namanya, kami mulai melanjutkan pelajaran. Hufft ini sangat membosankan. Akupun berdiri kemudian berjalan menuju pintu dan meninggalkan kelas, setelah meminta ijin pergi ke toilet yang tentu saja, itu hanya sebuah trik. Namun seolah aku hanya angin lalu, Park seongsaeng tak bergeming dari tempatnya, dan mengganggapku benar â benar tidak ada.
Aku pergi ke perpustakaan berniat untuk tidur disana. Di pojok ruangan perpustakaan memang sudah menjadi tempat langganan ku dari awal untuk tertidur disana. Tepat setelah aku sampai ke ruangan itu, aku melihat seorang gadis tengah berdiri membelakangiku menghadap pojok ruangan itu. Aku tak tahu ia sedang apa disana, namun yang aku melihat bahunya naik turun seperti tengah terisak. Apa ia sedang menangis? Kulihat ia berbalik, dan dengan cepat aku menyingkir agar ia bisa lewat tanpa harus melewatiku. Aku bisa melihat matanya yang sembap, dan pipinya yang basah.
Aku menmbuntutinya diam- diam, ia berjalan menuju pintu gerbang belakang sekolah. Bukankah ini masih jam pelajaran pertama? Dan dia sudah mau membolos?
Aku terus mengikutinya. Ia pergi menuju toko bunga yang tak jauh dari sekolah. Ia membeli sebuket bunga mawar merah yang disusun dengan rapi.
Ia terus berjalan sampai akhirnya ia berhenti di depan gerbang kompleks pemakaman yang tak jauh dari toko bunga tadi. Tempat yang sejuk dan nyaman memang, namun tersimpan sejuta kesedihan dan airmata disini. Ia masuk kedalam, dan berhenti tepat didepan nisan seseorang. Kulihat ia terus berjuang menahan airmatanya. Ia meletakan mawar itu diatas nisan.
âLama tak berjumpa Oppa.â Tak ada jawaban apapun. Seolah ia tengah berbicara sendiri kini. Aku terus memperhatikannya.
âApa kabarmu disana? Apa kau bahagia? Atau kau sedang melihatku disini? Kuharap kau tak lupa ini hari apa.â Lagi â lagi ia berbicara sendiri. Tak ada yang menjawab sekalipun itu aku.
âSaengil Chukhahae Oppa.â Ucapnya lagi, sunyi hanya itu balasan dari ucapan selamatnya yang entah ditujukan kepada siapa. Dan seketika sebuah visi memenuhi otakku. Memori â memori lama memenuhi kepalaku. Ini benar â benar menyiksa. Aku memjamkan mataku erat, dan tepat setelah aku membuka mata. Gadis didepanku ini kembali meneteskan air matanya yang sedari tadi ia tahan.
âSeharusnya ini akan menjadi ulang tahunmu yang ke-20,,â aku menggelengkan kepalaku.
Tidak mungkin,,,
âSaranghae, Sanghyuk Oppa.â
REST IN PEACE
HAN SANG HYUK
05-06-1995
24-03-2014
Seketika aku tersadar, dimana seharusnya aku berada sekarang. Tidak seharusnya aku mencampuri kehidupan manusia mulai sekarang. Aku berbeda.
Kita Berbeda sekarang.
Jangan terlalu mempercayai atau mencintai seseorang terlalu dalam, karena hanya akan berujung menyakitkan. Kita semua akan kembali dan pergi. Entah orang itu yang akan pergi atau kita sendiri yang akan pergi.
END
24-03-2014
Ditemukan jasad seorang murid laki â laki di sebuah perpustakaan sekolah Seoul Internasiolnal High School. Ia ditemukan dalam keadaan mengenaskan. Banyak luka lebam disekujur tubuhnya dan sebuah luka yang disebabkan oleh senjata tajam di perutnya. Diduga lelaki itu merupakan salah satu korban pembullyan teman - temannya. Sekarang polisi tengah mencari tersangka yang melarikan diri setelah membunuh korban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionJangan terlalu mempercayai atau mencintai seseorang terlalu dalam, karena hanya akan berujung menyakitkan. Kita semua akan kembali dan pergi. Entah orang itu yang akan pergi atau kita sendiri yang akan pergi.