04. Vrede Maken

4.1K 302 30
                                    

Seberapa besar Junhwa sudah berdamai dengan diri sendiri. Menatap tubuh menjulang Johnny di ambang pintu membuat lehernya tercekik. Ingatannya soal umpatan yang dilontarkan pria itu beberapa waktu lalu membuatnya sedikit trauma.

Perih, terlebih saat ia menatap seorang gadis yang berdiri disamping Johnny. Postur tubuh, wajah, semuanya mirip dengannya.

Kembarannya, Seo Sunhwa.

"Lo ajak Sunhwa ke taman aja. Gue mau siapin buat yang lain." Titah Jaemin. Junhwa menurut, meskipun pertamanya terasa sangat canggung, Junhwa mengajak Sunhwa untuk pergi ke taman seperti apa yang diperintahkan oleh Jaemin.

"Lo, baik-baik aja kan?" Tanya Sunhwa.

Angin sore yang menerpa kulit wajah Si kembar itu nampaknya menjadi saksi bisu kecanggungan yang terjadi diantara mereka. Padahal sebelumnya mereka akan bertengkar karena hal kecil.

"Hm. Jaemin memperlakukan gue dengan baik dan lembut sejak kejadian itu." Jawab Junhwa sambil sedikit menekan di kata 'itu'.

"Itu, apa?"

Junhwa menarik lengan Sunhwa, meletakkannya diatas punggung tangan Junhwa yang terasa begitu dingin.

"Sunhwa, terkadang lebih baik tidak mengetahui semua yang terjadi di dunia ini."

Sunhwa menggenggam erat lengan saudarinya. Daun jatuh tepat diatas genggaman tangan mereka. Pertanda musim gugur akan segera menghampiri mereka. Padahal, mereka tidak sempat merasakan musim panas. Terlalu banyak hal yang terjadi begitu cepat. Waktu memang tidak pernah terasa bagaimana ia bergulir.

"Soal Jaehyun," Sunhwa membuka suara, mengusik soal pria itu. Pria yang sudah membuat semuanya kacau balau.

Junhwa tersenyum singkat menanggapi Sunhwa dengan cepat, "gue minta maaf."

"Gue udah maafin. Itu semua kecelakaan, tanpa disengaja."

Kedua adik kakak itu nampak saling merangkul satu sama lain. Meskipun sebenarnya, jauh dari lubuk hati Junhwa yang paling dalam ia masih mengharapkan pria itu.

Karena memang Junhwa masih belum paham mengenai perasaannya terhadap Jaemin. Semuanya abu-abu. Nyaman bukan berarti ia mencintainya.

"Hey cewek!" Panggil Yuta yang berdiri tak jauh dari tempat si kembar duduk.

"Apa?" Tanya Sunhwa sedikit ketus.

"Udah sore, masuk. Kita udah siap-siap buat makan malam."

Sunhwa melirik jam yang melingkar di lengannya, masih pukul setengah enam sore. Dan para bujang itu sudah sibuk dengan makan malam.

"Lo masuk duluan aja, pasti gak enak ketemu Kak Jo." Titah Junhwa. Dan itu fakta. Junhwa masih belum bisa mendekati pria itu.

"Masa sama Kakak sendiri gitu sih?" Tanya Sunhwa. Ia tau rasanya akan begitu canggung, namun Sunhwa bertekad untuk mengembalikan keadaan seperti semula.

"Nanti nyusul." Ujar Junhwa.

"Dasar cewek, disuruh masuk ke dalem aja pake acara ngerumpi dulu." Sindir Yuta kemudian berbalik dan masuk ke dalam mansion Jaemin lebih dulu. Tempat yang sepertinya kembali hidup setelah kejadian itu berlangsung.

"Nanti Jaemin nyariin lo."

"Masih mau ngerumpi?" Tanya Jaemin yang nampak berjalan menghampiri keduanya.

Jaemin tersenyum menghampiri Junhwa. Jiwa iri dengki Sunhwa semakin meronta-ronta kala Jaemin mengambil telapak tangan Junhwa dan mengecupnya lembut.

"Kalo bukan temen udah gue ceburin ke kolam ikan." Ucap Sunhwa.

"Sirik lo? Sana masuk. Ada yang mau ketemu."

[✓] Acquisitive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang