BAB 22-PERMINTAAN YANG SIA-SIA

462 71 2
                                    

"Yang Mulia, saya akan bicara terus terang di sini. Saya tidak menyukai anda. Saya.tidak.mencintai.anda. Karena itu, saya tidak ingin bertunangan dengan anda, jadi saya mohon untuk segera membatalkan pertunangan kita. Terakhir, saya ingin menekankan kepada anda bahwa saya ini adalah manusia. MA-NU-SIA."

Eilaria berkata sambil menatap lurus ke arah Raiyan dengan ekspresi serius.

Sekarang, Eilaria berada di salah satu ruangan di mansion Duke Chivalrous yang biasanya digunakan ketika tuan rumah dan tamunya memiliki pembicaraan penting dan rahasia.

'Aku beruntung atau lebih tepatnya aku harus bersyukur karena Duke Chivalrous dan Ratu sepertinya berada di pihakku untuk saat ini. Aku harus menggunakan kesempatan ini untuk membuatnya setuju membatalkan pertunangannya denganku. Aku bisa cepat mati jika berada di dekatnya terus.'

"Sejak pertemuan pertama kita, aku tahu kamu sudah memiliki kesan buruk terhadapku dan sama sekali tidak menyukaiku. Aku tidak tahu kenapa kamu menilaiku hingga seburuk itu. Tapi, aku sudah mengatakan dengan jujur perasaanku padamu dan aku tidak memiliki keinginan untuk menyerah.  Aku akan berusaha untuk membuatmu menerima cintaku secara perlahan."

"Berhenti bercanda!"

"Aku serius."

Kali ini Raiyan menjawab dengan serius, tidak ada senyuman manis yang biasa ia tunjukkan.

"Saya tidak bisa percaya pada anda. Karena senyuman anda, tindakan baik anda kepada saya, dan pengakuan anda kepada saya beberapa waktu lalu itu...bohong. Anda bisa mempermainkan orang lain, tapi anda tidak akan bisa mempermainkan saya."

Mendengar balasan Eilaria yang penuh dengan ketidakpercayaan dan tatapan jijik, membuat Raiyan tersenyum tipis.

"Tapi, kamu tidak membenciku, kan?"

Eilaria membatu sejenak, karena ia tidak tahu harus berkata apa. Baginya ini adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab.

Satu-satunya keinginan Eilaria saat ini adalah membuat Raiyan setuju untuk membatalkan pertunangan. Dengan begitu, ia akan bebas. 

Hal ini tidak ada hubungannya dengan perasaan benci atau tidak suka. 

Ia hanya takut. 

Takut akan masa depan yang akan menemuinya ketika ia tetap berada di sisi Raiyan dan takut dengan Raiyan itu sendiri. Karena itu, ia ingin melarikan diri sejauh mungkin darinya.

Setelah membuat keputusan, akhirnya Eilaria memberikan jawabannya.

"Saya..."

Awalnya Eilaria berbicara dengan suara yang sangat kecil.

"Saya tidak membenci anda, saya hanya tidak menyukai anda, tidak memiliki perasaan apapun kepada anda. Kalau sudah begini, buat apa melanjutkan hubungan pertunangan ini? Lagipula, saya sudah lelah dengan tindakan kekanakan anda. Waktu bermainnya sudah cukup sampai di sini, Yang Mulia."

Selanjutnya, ia berbicara dengan penuh keyakinan.

Namun, kali ini Raiyan yang membatu sejenak, sebelum membalas dengan ekspresi sedih.

"Eila, selama ini aku selalu tulus kepadamu. Jangan-jangan, kamu menganggap serius percakapanku dengan pria di toko itu? Waktu itu, aku hanya bercanda, Eila."

"Saya tidak tahu apa yang anda maksud."

"Aku yakin kamu tahu." 

"Yang mulia, saya bukanlah tipe orang yang mudah terpengaruh dengan suatu omong kosong. Anda punya mata untuk melihat dan punya telinga untuk mendengar, jadi tentu anda memiliki pandangan tersendiri terhadap saya dan anda bebas mengungkapkan pemikiran anda kepada siapapun."

CANCEL MY ENGAGEMENT!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang