-Chapter 17-

481 67 8
                                    

Wow makasih banyakkk untuk 1k reads dan 200 votes❤

~~~~~

DING DONG!

DING DONG!

Haduh siapa lagi nih pagi-pagi udah bertamu. Ganggu mimpi indah Yuri aja.

Yuri berjalan dengan gontai ke arah pintu.

"Ya, siapa ya?" Kata Yuri sambil ngucek-ngucek matanya.

Orang yang memencet bel pun membalikan tubuhnya.

"Hey-"

Baru satu kata yang diucapkan orang tersebut, Yuri udah nutup pintu apartnya lagi dan ngacir ke dalem.

The hell Sir Choi doing here?! At this hour?!

Wait wait- Yuri aja ga tau sekarang jam berapa. Matanya melihat ke arah jam dinding dan-

"HOLY MOLY,,,, IT'S 12 PM ALREADY?!" Teriak Yuri sebelum menutup mulutnya sendiri.

Duh kenapa harus teriak sih, kan di balik pintu apart ada Sir Choi!!!

Gila kebo parah, marah Yuri ke dirinya sendiri.

Udah gitu penampilan sangat-sangat ga pantas untuk diliat pula.

Secepat mungkin Yuri langsung cuci muka, sikat gigi sama touch up sedikit.

Yuri udah terbiasa siap-siap kayak di ujung tanduk gini, ya orang anaknya aja sering telat bangun buat kerja.

Setelah selesai dia balik ke depan, tak lupa dia ngaca sekali lagi.

"Ekhem, selamat siang Sir Choi. Ada perlu apa ya kesini?" Tanya Yuri sambil senyum kikuk.

"Ah begini- saya tadi malem itu sibukkk banget. Seharian meeting dari pagi sampe malem. Perusahaan lagi banyak projek, dan saya harus hadir di setiap meeting. Bahkan saya ga sempet makan siang dan cuma ngemil sebentar. So that's why i can't come yesterday. I really am sorry Yuri, semoga penjelasan saya cukup bisa diterima sama kamu karena beneran saya sibuk banget!" kata Yena panjang lebar.

Yuri mengedipkan matanya berkali-kali, mulutnya terbuka sedikit, speechless karena tiba-tiba Yena ngerap.

"Emangnya saya nanya ya sir?" Kata Yuri bingung.

Sekarang giliran Yena yang mengedipkan kedua matanya berkali-kali.

Nah kan jadi gelagapan.

"Ehm ya saya cuma mau klarifikasi aja, takutnya kamu kepikiran atau salah paham gitu sama saya hm?"

Kepikiran? Salah paham? Buat apa?

"Ah ya dan satu lagi. Saya sebenernya udah mau ngehubungi kamu, tapi takut ganggu kamu lagi kerja. Uh udah sih, itu aja penjelasan saya" kata Yena sambil menggaruk tengkuknya.

"Err o-kay makasih sir atas penjelasannya. Sir ga perlu jelasin ke saya padahal"

"No no no, saya harus. Saya ga mau kamu berprasangka buruk" kata Yena sambil senyum manis ke Yuri.

Yuri ngeliat senyum Yena cuma bisa nundukin kepalanya.

Siaga Yuri, siaga.

Sir Choi cuma senyum, inget dia cuma senyum. B aja lah harusnya, gausah berdebar gitu.

"Karena saya ga ada waktu untuk ketemu kamu kemaren, maka dari itu saya mau ngajak kamu jalan hari ini. Yah cuma muter-muter aja sih" kata Yena membuat Yuri mengangkat kepalanya.

Insatiable • YenyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang