Xiao memasuki ruang latihan untuk melatih salah satu muridnya.
"Oh kau yang namanya Xiao itu ya?" tanya seseorang dari dalam ruangan.
"Iya, anda siapa ya?" tanya Xiao yang terkejut karena langsung mendapat sapaan.
"Hohoho, santai saja kawan. Aku pelatihnya (y/n)-sama disini, pekerjaan ini tidak mudah lo, dia selalu meminta waktu tambahan" ucap pelatih itu sambil menghela napas.
"Hahaha ternyata (y/n)-sama memang pantang menyerah" ucap Xiao. Tak lama kemudian datanglah seorang perempuan berambut biru muda memasuki ruangan.
"Kau sudah datang rupanya, Ganyu" ucap Xiao yang sudah menunggu kedatangannya.
"Benar, Xiao-san" ucap gadis berambut biru yang rupanya bernama Ganyu itu.
"Muridmu sudah datang rupanya, baiklah kau pakai sisi belakang ya, supaya jika (y/n)-sama datang dia tidak mengganggu latihan kalian" ucap pelatih (y/n) yang mendapat anggukan dari kedua orang yang diajak bicara tersebut.
Beberapa menit kemudian, (y/n) datang dengan senyuman merekah lebar diwajahnya. Wajahnya sedikit mengerikan tetapi tetap manis jika dilihat.
"HAHAHA BAYAR HUTANGMU BERLATIH!" teriakan (y/n) kepada pelatihnya berhasil membuat seluruh ruangan bergema.
"Pelankan suaramu sedikit (y/n)-sama" ucap pelatih pribadi (y/n).
"Tch, tetapi kau tetap akan bertarung denganku kan?" tanya (y/n) serius.
"I-iya tapi jika setengah ruangan ini cukup. Lihat, ada Xiao dan muridnya." ucap pelatih sambil menunjukkan Xiao dan Ganyu sedang berlatih mencoba menghiraukan (y/n) walau Ganyu belum terbiasa.
"Hm? jadi kau muridnya Xiao, berlatihlah selama satu jam lalu bertarung denganku" (y/n) menantang Ganyu yang baru saja berlatih.
"E-eh? sa-saya?" ucap Ganyu gugup.
"Siapa lagi? ayo cepat sana berlatih dengan serius aku akan pemanasan, PELATIH! AYO PEMANASAN"
"Tenang saja Ganyu, ini tidak serius tetapi kau harus bersikap serius" ucap Xiao menenangkan Ganyu, kemudian mereka berlatih dengan serius. Sedangkan (y/n) melakukan pemanasan.
Waktu (y/n) untuk pemanasan bisa dibilang sebentar karena hanya membutuhkan waktu 45 menit. Disaat Xiao dan Ganyu berlatih, tak jarang Xiao menyentuh tangan Ganyu dan itu membuat hati (y/n) sedikit panas.
"Hei kau, kenapa hatiku panas ya saat melihat tangan Xiao menyentuh Ganyu? Apa ada yang menyantetku?" tanya (y/n) pada pelatihnya.
"Itu namanya cemburu (y/n)-sama, TUNGGU. Kenapa kau cemburu pada Xiao dan Ganyu? Kau kan bisa mencari pangeran diluar sana? (y/n)-sama kau benar benar sehat kan? kau kebanyakan kopi dan begadang ya?" tanya pelatihnya yang memang sudah dari kecil melatih (y/n).
"A-aku bukan cemburu kok mungkin hanya lelah pemanasan, namanya juga pemanasan pasti dalamnya juga panas dong, ya kan?" tanya (y/n) sambil tersenyum pahit, pelatihnya (y/n) hanya mengangguk untuk membuat (y/n) diam.
Disaat waktunya sudah tiba, (y/n) bersiap untuk bertarung.
"YAK AYO KITA MULAI" teriak (y/n).
"Ba-baiklah." ucap Ganyu yang masih gugup.
"Tenang saja oke? kau bisa mengerahkan kekuatanmu karena (y/n)-sama memang musuh yang sulit, menang dan kalah itu hanya sebuah kata" ucap Xiao menenangkan Ganyu sambil memegang kedua pundak Ganyu.
"TIDAK USAH MESRA-MESRA, CEPAT KESINI" rupanya (y/n) benar cemburu melihat Xiao bersama Ganyu.
Kemudian Ganyu menghampiri (y/n) dan sedikit meregangkan otot. Lalu Ganyu meletakkan kedua tangannya di lantai dan 'Brusss' es keluar dari bawah (y/n), kemudian dia terpental hingga menabrak langit langit. Darah menetes keluar dari pelipis dan ujung bibir (y/n). Tidak menyerah, Ganyu kembali menyerang dan mengeluarkan es didepan (y/n), orang biasa tidak akan bisa menangkisnya. Tetapi (y/n), dengan hitungan detik es sudah hilang didepannya. Kobaran api muncul dari tangannya membuat seisi ruangan kepanasan, itu bukan sebagian besar kekuatan yang telah dikeluarkan.
"Haha, giliranku" ucap (y/n) senang. Kemudian (y/n) mengeluarkan api berbentuk bulat dari tangannya, semua serangannya berhasil ditangkis oleh Ganyu namun serangan terakhir inilah yang membuat Ganyu mengundurkan diri dari pertandingan.
"Akh," Ganyu jatuh terpental karena api dari (y/n) tidak hanya panas namun bisa mendorong siapapun.
"CUKUP (Y/N)-SAMA" teriak Xiao dari ujung ruangan berlari menghampiri Ganyu yang sudah pingsan.
"Kau tidak apa (y/n)-sama?" tanya pelatih (y/n), (y/n) mengangguk. Pelatihnya pun ikut menghampiri Ganyu. Xiao menggendong Ganyu keluar dan menuju ruang kesehatan tanpa menghiraukan (y/n). Hati (y/n) tambah perih melihat perlakuan Xiao kepadanya. Memang (y/n) mengaku salah karena kekuatannya yang tidak seimbang dengan Ganyu. (y/n) terdiam mematung.
Disaat Ganyu selesai diobati dan masih tidak sadarkan diri, Xiao yang duduk di bangku sebelah tempat tidur Ganyu berpikir apakah (y/n) yang sebenarnya mau melukai Ganyu.
(y/n) yang tadinya mematung berlari menuju ruang kesehatan dan mengetuk pintu dengan halus. Awalanya dia ragu, ragu dan takut. Takut karena Ganyu tidak selamat dan dia disalahkan, atau takut tidak boleh berlatih lagi oleh Ningguang.
"Ini aku, (y/n). Apa ada orang?" ucap (y/n).
"Kau tidak perlu masuk (y/n)-sama" ucap Xiao yang keluar dari pintu tersebut.
"Aku ingin minta maaf, aku sangat merasa bersalah. Biarkan aku masuk"
"Lebih baik anda menunggu Ganyu sadar dan menemui anda sendiri nantinya." ucap Xiao.
(y/n) mulai menangis dan kemudian melangkah pergi. (y/n) berjalan menuju balkon tempat favorit nya. Menangis karena kesalahan yang ia perbuat. Beberapa menit berselang, Ningguang dan Keqing datang menghampiri.
"Aku sudah tahu, (y/n). Dan kau juga tahu konsekuensinya." ucap Ningguang.
"Aku minta maaf, hiks. Aku tidak bermaksud melukainya, aku kira dia akan menangkisnya lagi, hiks" ucap (y/n) sambil tersedu sedu.
"Jangan dekati ruang latihan lagi, kau tidak boleh berlatih disana selama 2 bulan, jadilah putri kerajaan biasa" (y/n) hanya pasrah mendengar perkataan itu. Kemudian Keqing memberikan kain untuk menghapus air mata (y/n).
Malam pun tiba. Setelah makan dan mandi, (y/n) kembali ke balkon dan melihat suasana laut yang menenangkan dengan deburan ombak yang indah. Saat berbalik badan dia melihat Xiao yang sedang berjalan melewati balkon. (y/n) kemudian memanggil nama Xiao dengan halus.
"(y/n)-sama? Aku, tidak ingin bertarung, tinggalkan aku sendiri. Dan jangan dekati aku dan Ganyu, kau memang monster." ucap Xiao melampiaskan kemarahan tanpa arti dari dalam hatinya.
Hati (y/n) yang sudah remuk dibuat hancur.
Sebenarnya (y/n) hanya ingin meminta maaf, bukan mengajak bertengkar. (y/n) jadi mengerti hubungan antara Xiao dan Ganyu. Mulai sekarang dan hingga beberapa tahun kemudian, (y/n) berjanji tidak akan berada di satu ruangan dengan Xiao._____
to be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐢𝐟𝐟𝐞𝐫𝐞𝐧𝐜𝐞 | Xiao x Reader
Подростковая литератураXiao (Genshin Impact) x Reader "Aku berjanji akan selalu ada di sisi (y/n)-sama, Ningguang-sama" -Xiao by: cafe project, present theme 2 (Difference) disclaimers: karakter bukan punya saya, typo, ooc, dll end.