Chapter 45 - pesta?

226 42 0
                                    

Api yang mengamuk menyebar tanpa kendali ke seluruh kota, jeritan membanjiri telinga,, menangisi untuk orang yang mereka cintai, anak-anak juga terlihat putus asa, rumah-rumah terbakar.

Seluruh kota terbakar.

Tidak hanya api, tetapi kabar pun menyebar sebelum itu terjadi, mereka berbicara tentang bubuk dan kubus aneh, para saksi mengatakan pembunuh yang mencurigakan menuangkannya, mereka bahkan melaporkannya kepada penjaga kerajaan yang menyebabkan seluruh tim memburu para assasin yang mencurigakan itu setelah mereka memverifikasi itu bubuk yang mudah terbakar.

awalnya hanya ingin membuat kebakaran biasa, karena info tersebar, Para assasin pun tidak punya pilihan selain membunuh semua orang, agar kabar ini tidak tersebar ke Kerajaan lain.

Satu per satu, hingga kota dipenuhi mayat

.

_______

[ di kebun Jeongyeon ]

Setelah menyadari asap hitam terus naik di langit biru yang cerah di siang hari, Jeongyeon segera melompat dan memanjat pohon loquat. Lebih tinggi dan lebih tinggi, sampai dia bisa melihat asap itu ternyata berasal dari kota.

Dia melihatnya, terkejut setelah ingat Sana disana.

"Ryutozakiiiiii!!!" Jeongyeon melompat dan berlari ke tempat Ryuto berada dan menggendongnya.

"kemana?? hari ini cepatsekali?? appa???" Ryuto menarik telinga Jeongyeon.

Tiba-tiba, Jeongyeon merasa dia dipukul oleh sesuatu dari punggungnya, sangat keras, sampai dia jatuh ke tanah, "aww, Ryuto ..."

Ryuto menarik telinganya lagi "Appa! bangun!"

"..." Dia merasa organnya akan keluar dari tubuhnya, seperti tulang rusuknya yang menyembul keluar, awalnya dia mengira Ryuto memukulnya, tapi ternyata tidak!

Dia segera bangkit dan berlari lagi, ada yang salah, ini pasti dari Sana...

Kebun-nya agak jauh dari kota, dia hanya lari secepat mungkin, cemas karena rasa sakit yang ia rasakan, Ryuto bersenang-senang mendapatkan piggyback oleh ayahnya, bahkan setelah dia tiba, Banyak mayat tergeletak di tanah, bau terbakar mulai masuk ke hidung mereka, Ryuto dengan polosnya hanya melihat mereka.

"waaaaao~ pesta? barbekiu?? bobo??" Ryuto tanya..

"ya, mereka mengadakan pesta dan... kita kettinggalan," Jeongyeon terus berlari hingga ia tiba di rumahnya.

Sana...

Matanya membelalak saat melihat hampir separuh atap rumahnya hilang,

"Sana!" Jeongyeon berteriak dan masuk ke dalam rumah yang terbakar itu. Sungguh berantakan, seperti reruntuhan yang jatuh. Sana berada di bawah tumpukan kayu besar dari atap yang jatuh di punggungnya. Darah masih mengalir keluar darinya.

ternyata dari kamu...

Lututnya membentur lantai, air mata mengalir deras tak terkendali.

"eommaaaa??" Ryuto turun dan bingung saat melihat ibunya seperti itu, tapi setelah melihat air mata yang mengalir di wajah ayahnya, Ryuto juga mulai menangis.

"SANA!! SANA!! ISTRIKU!" Jeongyeon mengguncang bahunya.

*Ryuto menangis makin keras

Ryuto terus menangis dan mengusap wajahnya sendiri dengan tangan kotor itu hingga wajahnya terkena noda abu hitam, Jeongyeon lalu mengusapnya dengan ibu jarinya dan memeluknya sambil mengelus kepalanya, "jangan khawatir, eomma akan baik-baik saja "

Ryuto mengganguk dan berhenti menangis, menyeka wajahnya dengan lengan bajunya, menatap kosong pada ayahnya yang mencoba menyingkirkan kayu pada ibunya.

Setelah menyingkirkan tiga potong kayu besar, Jeongyeon merasa lelah, dia duduk sebentar dan meletakkan ujung jarinya di bawah hidung Sana.

tak ada nafas yang dapat

TIDAK! tidak mungkin...

ku kira kamu masih hidup, karena aku masih...

Dia menahan air matanya untuk meledak, dia melihat di samping, lalu menoleh ke Ryuto, "ibu terlalu lelah setelah pesta, biarkan ibu istirahat, ya?"

Ryuto bersenandung dan mengangguk.

Jeongyeon tidak ingin Ryuto tau, jadi dia melihat ke arah lain. Ia mencengkeram bajunya sendiri dan memukul dadanya sendiri, air mata mengalir deras dan ia berusaha menahannya.

Air mata menetes,

aaaa menyakitkan...

Sana.., ku harap kamu tidak sendirian di atas sana, jangan khawatir, aku akan menjaga Ryuto tetap aman dan sehat...

"Bukannya aku bilang hanya membakar beberapa saja?!"

Suara-suara yang familiar terdengar, Jeongyeon panik, dia coba mengintip dari lubang di dinding,

Mina!? Dia menyubit pipinya sndiri, untuk memastikan itu benar.

ouch,

"seseorang melihat kami dan melaporkannya kepada penjaga, kami tidak punya pilihan, kami minta maaf! Jenderal!"

"Sayang sekali, kita bisa mengambil mereka dan menggunakannya sebagai budak kita"

"kami minta maaf, Jenderal"

"geledah rumah itu, cari seorang anak laki-laki, jika dia masih hidup, bawa dia padaku"

!!!!?????

Dengan cepat, Jeongyeon segera mengangkat pintu lemari besi bawah tanah, tempat dia menyimpan tabungannya. Dia meraih Ryuto lalu bersembunyi disana, "sssh, jangan bersuara"

*pintu terbuka

"geledah!"

*kebisingan menggeledah

"Jenderal, tidak ada tanda anak kecil itu, hanya ada mayat"

Mina masuk ke dalam rumah yang terbakar, seperti yang mereka katakan, tidak ada tanda-tanda bocah lelaki itu, begitu pula Jeongyeon.

still at the kebun?

Mina memerintahkan mereka untuk mengangkat semua tumpukan kayu di tubuh Sana. Menyikat debu dan abu di tempat tidur. Memerintahkan mereka lagi untuk meletakkan mayat di atas tempat tidur.

"suara apa ??" Ryuto dengan penasaran bertanya.

Jeongyeon langsung menutup mulutnya, meletakkan jari telunjuknya di mulutnya, "ssh"

"semuanya, berhenti!"

"iye, Jenderal"

"Ada yang mendengar suara mencurigakan?"

. . . . . .

. . . . . .

Jantung Jeongyeon mulai berdebar kencang,

celaka! jika aku mati di sini, setidaknya beri tau aku mengapa ini semua terjadi? dan dari semua orang di dunia,

kenapa Mina!? kok bisa?? kecuali, dia ...

warf!  Tali Shiba Inu terlepas dari tongkat yang menahannya, lalu dia lari ke dalam rumah, lalu kabur, meninggalkan rumah.

.

.

Mina dan pasukannya pergi dan menggeledah kebun Jeongyeon, dia pikir mereka pasti ada di sana, dan sama aja, tidak ada.

kamu tak lama lagi akan mati, mengapa kamu tidak membiarkan aku memiliki Ryuto-mu?

"Ayo kembali, sebelum malam tiba"

"iye, Jendral!"

.


.

_____

aku akan kembali, Jeongyeon-ssi


kita soulmate? | Michaeng ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang