Lavida Gabby Mahera
***
Tidak ada yang tahu kau akan jatuh cinta pada siapa. Nikmatilah rasa itu, pahit manisnya bisa jadi pengalaman hidup.Dua lagu sudah selesai kunyanyikan. Jujur aku sedikit gugup saat berduet bersama Derby. Jantungku tidak bisa berhenti berdegup sejak tadi. Tapi aku harus menahannya, aku harus bersikap biasa saja, agar tidak ada yang curiga bahwa aku menyukai Derby.
Aku cukup sadar diri, seharusnya aku tidak menyukainya. Derby itu cowok populer di kampus, dan aku anak beasiswa yang tidak banyak orang mengenalku.
Tapi aku tidak bisa menyalahkan takdir. Bukankah cinta itu sebuah anugrah? Jadi lebih baik aku simpan rapat perasaan ini. Sampai suatu saat aku bisa melupakan dia dengan sendirinya.
Derby bertanya padaku, lagu apa selanjutnya yang akan aku nyanyikan. Aku berfikir sejenak, ada sebuah lagu yang sangat ingin aku nyanyikan untuk mengutarakan perasaanku pada alam semesta. Tapi aku belum bisa menyanyikannya sampai sekarang.
Aku mendekat pada Derby untuk berbisik, dan dia mendekatkan telinganya. Tapi seketika aku gugup, jantungku berdegup lebih kencang daripada tadi. Aku takut jika Derby akan mendengarnya.
Aku menarik nafas dalam untuk menetralisir detak jantungku. Lalu mulai berbisik. Derby mengangguk lalu menyampaikan nya kepada teman bandku.
Derby mulai memetik senar gitarnya, mengalunkan melodi yang sangat enak didengar, membuat semua pengunjung kini hampir seluruhnya menatap kami.
Aku menarik nafas panjang, lalu mulai menyanyi, saat intro musik mulai masuk.
Kurasa kusedang jatuh cinta
Karena rasanya ini berbeda
Oh apakah ini memang cinta
Slalu berbeda saat menatapnyaMengapa aku begini
Hilang berani saat denganmu
Inginku memilikimu
Tapi aku tak tahuBagaimana caranya
Tolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya slalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu ucap maukah denganku?Para pengunjung mulai hanyut, saat aku menyanyikan reffnya. Entah mungkin posisi mereka sama denganku, mencintai dalam diam. Tapi rasanya lega saat aku bisa menyanyikan lagu ini. Lagu yang sangat ingin aku nyanyikan dari dulu ini.
Kurasa kusedang jatuh cinta
Karna rasanya ini berbeda
Oh apakah ini memang cinta
Slalu berbeda saat menatapnyaDisini aku berdiri
Menanti waktu yang tepat
Hingga akhirnya ku mampu
Katakan padamuTolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya slalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu ucap maukah denganku?Di sela bernyanyi, ujung ekor mataku, menatap ke arah Derby yang begitu lihai bermain gitar, seakan aku benar-benar menyampaikan perasaanku padanya.
Semakin lekat aku menatap, semakin kencang detak jantungnya, sampai aku tak sadar seulas senyum terbit di bibirku entah sejak kapan. Derby terlihat lebih berkharisma malam ini. Sepertinya malam ini aku bisa bermimpi indah.
Tolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya slalu kusebut dalam doa
Mungkinkah dia tahu cinta yang kumau?Tolong katakan pada dirinya
Lagu ini kutuliskan untuknya
Namanya slalu kusebut dalam doa
Sampai aku mampu ucap maukah denganku?Alunan musik berhenti, kupejamkan mataku, mengakhiri lagu ini dengan lirik terakhir, dengan penuh penghayatan.
Entah kapan Derby tau, sudah sejak lama aku menyukainya.
Sampai aku mampu ucap maukah denganku?
Sorakan dan tepukan tangan pengunjung kini menggema di seluruh ruangan seteleh lagu yang kami bawakan berhenti.
Sekali lagi aku menatap Derby lekat, aku cukup senang bisa menyanyikan lagu itu malam ini. Apalagi aku berduet dengannya. Ku palingkan cepat wajahku, ketika Derby menoleh ke arahku. Sial, mau di taruh dimana mukaku? Sepertinya Derby sadar jika aku terus menatapnya sejak tadi.
***
Kulihat jam yang melingkar di tanganku waktu sudah semakin malam. Waktunya bergegas pulang, kaffepun sudah mulai sepi dan siap untuk ditutup.
"Gab, lo pulang sama siapa?". Ucap Fadi bertanya padaku.
"Gw gak bisa nganterin lo malam ini Gab sorry, motor gw di bengkel, gw kesini aja bareng Fadi". Ucap kak Adith, ya setiap hari memang aku lebih sering di antar kak Adith.
"Ted lo anterin Gabby pulang ya". Pinta Adith pada Teddy, sebelum aku menjawab pertanyaannya.
Padahal aku tidak ingin merepotkan mereka mulai malam ini. Aku sudah banyak merepotkan mereka. Bahkan dari awal kita bertemu.
Waktu itu aku baru lulus SMA, dan aku berjalan tunggang langgang tanpa tujuan. Hingga akhirnya aku bertemu dengan mereka.
Mereka mengajakku masuk ke grup band mereka, selalu membelikanku makan, mencarikan ku tempat kost, bahkan mereka patungan untuk membayar kost ku.
Jujur aku tidak menyangka bisa bertemu orang sebaik mereka, dan mulai saat ini aku tidak ingin lagi menjadi beban mereka.
"Sorry nih bro bukannya gw gak mau tapi malam ini gw di suruh Vivi ke rumahnya, lo tau kan doi gw, kalau udah ngambek semuanya di banting".
Ya aku bisa mengerti masalah Teddy, dia pernah di pukul keras dengan sebuah gagang sapu oleh Vivi gara-gara mengantarkanku. Jujur waktu itu aku tidak tega, aku ingin menolong Teddy, menjelaskan pada kekasihnya, tapi itu membuat Vivi makin salah faham. Jadi aku hanya bisa diam.
"Aku bisa pulang sendiri kok, kak adith, lagian aku gak mau ngerepotin kalian terus".
"Yakin lo Gab? Ini udah malem banget loh, gw takut lo kenapa-napa".
Aku berusaha meyakinkan Adith bahwa aku akan baik-baik saja. Diantara mereka bertiga memang Adith sudah seperti kakakku, dia baik, perhatian. Dari dia aku bisa merasakan sosok kakak, sosok seseorang yang selalu mengkhawatirkanku.
"Gabby biar pulang bareng Gw aja".
Aku terkejut ketika Derby menyela ucapanku. Tidak, aku tidak siap, takut salah tingkah di depannya.
"Gausah, Derby nanti aku ngerepotin". Aku berusaha menolak, untuk saat ini aku bukan hanya takut merepotkan tapi aku juga takut tidak bisa mengendalikan perasaanku yang sudah aku simpan rapi tanpa diketahui orang lain, bahkan kak Adith sekalipun.
"Lo gak usah so nolak, ini udah malam dan lo cewek, kalau terjadi sesuatu sama lo sahabat-sahabat gw yang repot, ayo naik". Dari ucapannya, sudah pasti Derby bukan menawarkan tapi memerintah, juga sedikit memaksa. Ya aku tahu niat Derby baik mengantarkan ku pulang, tapi aku takut setelah ini perasaanku makin jatuh padanya hingga pada akhirnya aku dihancurkan oleh kenyataan.
Aku menatap jok motor Derby cukup lama, aku ragu, haruskan aku menerima tawarannya. Tidak, ini tidak baik untuk kondisi jantungku yang semakin memompa dua kali lebih cepat.
Baru memikirkan dibonceng oleh Derby saja jantungku sudah berdegup sekencang ini. Aku malu jika Derby mendengar suara jantungku.
Aku tersentak ketika Derby menarik tanganku.
"Mau sampai kapan lo bengong? Keburu malam, besok kan aja jadwal kuliah, lo mau kesiangan?".
Tak ada pilihan, akupun naik ke atas motornya dengan tasku yang menjadi penghalang untuk kita berdua. Derbypun melajukan pedal gasnya setelah pamitan pada ketiga sahabatnya.
TBC
______
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinggal Kenangan (Slow Going)
Romancemasih ingat lagu yang berjudul tinggal kenangan? lagu yang diyakini memiliki kisah dibalik pembuatan nya. Dan hari ini aku ingin menulis kisah itu, menurut versi yang aku suka. tapi entah untuk kebenarannya. Aku hanya ingin menulis. _____ Masih...