Rajendra Baskara
•••
"Kak Rajeeeeen ... boleh minta nomor WhatsApp-nya ngga?"
Rajendra, cowok bertubuh seratus delapan puluh senti dan berhidung mancung itu tersenyum tipis menatap tiga gadis di hadapannya. Helm full face yang baru saja dia lepas di letakkan di atas jok motor sport-nya. Satu tangannya merogoh saku celana sekolah, mengeluarkan ponsel kamera boba yang sekarang sedang nge-trend di jagat raya lalu menyerahkannya kepada salah satu gadis tadi.
"Ga sopan kalau perempuan yang nge-chat saya duluan, gimana kalau kamu yang catat nomormu nanti saya hubungi?" ucapnya sesopan mungkin.
Gadis yang tadi meminta nomor telepon Rajen memekik tertahan, secepat kucing menyambar ikan ia meraih ponsel cowok itu dan mengetikkan nomornya cepat. Mendadak kedua temannya yang sebelumnya hanya curi-curi pandang ikut tertarik menyimpan nomor telepon mereka di sana.
Rajen tidak keberatan, sama sekali tidak. Toh, kata bunda sebagai makhluk sosial sebisa mungkin dia harus memperluas ekspansi pertemanan dan tidak boleh pilih-pilih teman. Rajen setuju akan hal itu.
"Ini kak hapenya, makasih ya. Um .. jangan lupa chat aku ya, kak." ucap gadis itu dengan nada imut yang ketara dibuat-buat. Rajen meraih ponselnya, balas tersenyum tipis lalu menganggukan kepala.
"Rajendra Bagaskara!" teriak suara nyaring dari belakang.
Merasa namanya dipanggil, Rajen menoleh. Senyum di wajahnya makin lebar saat melihat si pemanggil berjalan ke arahnya. Berbanding terbalik dengan wajah si pemanggil yang kian ketus apalagi saat melihat ada beberapa gadis yang jelas-jelas butuh perhatian dari Rajendra. Bellatrix, si pemanggil melirik tajam ke arah ketiga adik kelas dan ketiganya langsung buru-buru melipir pergi sambil berbisik tidak terima.
"Bukannya langsung ke ruang OSIS malah cari degem disini."
"Nuduh."
"Ada buktinya tadi tapi sekarang udah pergi."
"Iyalah pergi takut kamu makan."
"Enak aja, kapan aku makan orang?"
Rajen diam sejenak, pura-pura berpikir. "Lupa, tapi kayanya pernah."
"Nuduh."
"Iya nuduh."
Bella tertawa. Keduanya berjalan beriringan menuju ruang Osis. Melewati koridor yang selalu saja mengundang bisik-bisik yang sebenarnya bukan hal baru lagi di telinga mereka berdua. Entah darimana asal rumornya, intinya rumor tentang Rajen dan Bella memiliki hubungan lebih dari sekedar teman jelas merebak di kalangan para siswa. Rajen jarang sekali perduli tentang gosip yang menimpa dirinya. Menurutnya, kita semua tidak pernah baik di cerita oranglain. Dan kalau kamu memutuskan untuk mengenal dia dari cerita orang, maka kamu nggak akan menemukan Rajen yang bisa membuat kamu tertawa lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rajendra
Teen Fiction"Rajen, seberapa besar dunia kamu?" "Dunia saya kecil, tingginya nggak nyampe seratus enam puluh senti, rambutnya panjang sepunggung, bawel, suka pedas dan matcha." "E-eh ... gimana maksudnya?" tanya Rara lagi. Rajen menghembuskan nafas pelan, di...