* * * * **
*
*
*
* * * * *
Tit...tit...tit...tit...tit...
Suara berdetit terdengar dari sebuah mesin berbentuk kotak persegi panjang yang memilik layar dibagian depannya, benda itu berada diatas meja dekat ranjang yang terdominasi dengan warna putih, tampak juga garis yang naik turun berjalan lurus mengiringi suara detitan tersebut.
Aroma obat yang khas menyebar ke seluruh ruangan berwarna putih itu, selang infus dan alat bantu pernafasan terbentang, terhubung pada tubuh seorang namja berkulit pucat yang kini terbaring lemah diatas ranjang putih tersebut, kedua matanya tertutup rapat, entah kapan kedua mata itu akan terbuka.
Tepat dipinggir ranjang terlihat seorang namja mungil bersurai coklat gelap yang tertidur dengan posisi duduk membaringkan kepalanya diatas ranjang tepat disamping namja berkulit pucat itu, namja bersurai coklat itu tidak sendirian disana, disampingnya ada seorang namja berhidung tajam, berambut biru tengah duduk bersidekap tangan dengan kedua mata yang tak berhenti menatap namja berambut coklat itu.
Srett...
Peergerakan tangan dari namja berkulit pucat itu langsung mengalihkan perhatian si rambut biru, dengan perlahan kedua kelopak mata yang sudah lama tertutup itu akhirnya terbuka, dengan sedikit menyipit berusaha menyesuaikan cahaya yang memasuki retinanya.
"Lo udah sadar Sunghoon?" ucap si rambut biru dengan nada penuh kelegaan
"Ye-yeon-njun- hy-ung" ucap Sunghoon terbata berusaha Menggerakan mulutnya dari balik alat bantu pernafasannya
"Udah jangan banyak bicara dulu, biar gue panggilin dokter" ucap Yeonjun bangkit dari duduknya, Yeonjun mengelus pelan kepala Taehyun sebentar sebelum akhirnya keluar ruang rawat untuk memanggil dokter.
Setelah Yeonjun keluar,Sunghoon melirik kesamping menggunakan ekor matanya melihat bayi tupai manis berambut coklat gelap yang tidur dengan sangat pulas, kelopak bawah matanya terlihat sedikit bengkak, hidung dan pipinya juga sedikit memerah sepertinya si tupai terlalu banyak menangis.
Senyum samar terlukis dibibir Sunghoon, senyum yang menyiratkan rasa syukur dan kelegaan.
'Syukurlah lo selamat Hyun' batin Sunghoon
Cklek!
Tak lama pintu ruang rawat kembali terbuka, menampilkan sosok Yeonjun bersama namja dewasa yang mengenakan jas putih panjang ciri khas dari seorang dokter.
Sang Dokter mendekat melepaskan alat bantu pernapasan Sunghoon, dan mulai mengecek keadaan Sunghoon secara detail, tak selang lama sang Dokter selesai dengan tugasnya, dia melepaskan stetoskopnya dan tersenyum pada Yeonjun.
"Keadaan pasien sudah lebih baik, sangat beruntung dia mendapatkan pertolongan dengan cepat, saya sarankan untuk dirawat inap sekitar seminggu lagi agar kondisi pasien benar-benar stabil" ucap sang Dokter
KAMU SEDANG MEMBACA
Love From Destiny(√)
Fiksi PenggemarTakdir adalah hal yang tidak dapat ditebak oleh setiap manusia yang hidup di Bumi ini. Takdir menyimpan begitu banyak rahasia dan kejutan. Ke jalan manakah takdir akan membawa seseorang? Hidup, mati, pertemuan dan perpisahan sama sekali tak diketahu...