Flower 🏵️ 3

4 1 0
                                    

Hai, selamat datang di ceritaku. Semoga kalian suka dengan yang aku tulis😉
Jangan sungkan untuk memberikan vote dan komentar meskipun cerita ini nantinya sudah tamat. Karena jujur, dukungan dari kalian melalui vote dan komentar, membuat aku lebih semangat.
Yang sudah membaca cerita ini, memberikan vote maupun komentar, terima kasih atas apresiasinya.
Selamat membaca 🤗
Jangan segan buat nyapa aku, ya.

Instagram [at] eriinaa.putrii

Salam hangat,

Erin

🏵️ Flower 🏵️

Atmosfer ruangan yang semula Anye rasakan ketegangannya mendadak ada sedikit ruang untuknya bernapas sembari memikirkan alasan yang tepat saat ponsel milik Cia berdering. Cewek itu memberikan jarak setelah ia meminta izin dari B.I dan Anye. Tidak ada yang membuka pembicaraan sejak Cia mengangkat teleponnya. Anye bersyukur, setidaknya ia bisa memikirkan alasan yang masuk akal ketika Cia menanyakan perihal paper bag yang ia bawa.

Bersamaan dengan satu alasan yang muncul di kepalanya, Cia kembali bergabung dengan Anye dan B.I. Untuk kesekian kali, Anye mengambil napas panjang seraya meyakinkan dirinya sendiri jika alasan yang ia buat harus menjadi alibi yang tepat.

"Eh sorry banget, ya, gue harus balik. Ada urusan di rumah," ucap Cia begitu ia berdiri di depan Anye dan B.I yang menunggunya. "Gue balik duluan nggak apa-apa, kan?"

"Lo balik duluan aja, Ci."

Merasa tak enak hati, Cia memandang B.I dengan ekspresi menyesal yang begitu kentara. "Nanti berkabar aja, ya. Maaf banget gue ganggu waktu kalian tapi malah pulang duluan."

"Nggak apa-apa, hati-hati baliknya."

Cia melambaikan tangannya ke arah B.I dan Anye. Ketika Cia benar-benar meninggalkan ruang kelasnya, barulah Anye bisa menghela napasnya lega. Seolah-olah beban berat yang ia tanggung terangkat begitu saja.

"Lo abis ini balik, Nye?"

Gelagapan, Anye kemudian memilih untuk mengambil tas ranselnya dan menggendongnya. Barulah ia menjawab, "Iya."

B.I mengangguk. "Yaudah barengan aja keluarnya."

Anye tak merespon apapun. Ia membiarkan B.I berjalan beriringan dengannya di koridor depan kelas. Ini pertama kalinya bagi Anye sedekat ini dengan B.I untuk waktu yang lumayan lama. Karena selama statusnya menjadi siswi WIN International Senior High School, ia tidak masuk dalam kategori murid yang harus dikenal. Ia tidak punya alasan untuk itu.

Anye bukan termasuk murid yang cerdas lantaran tingkat kecerdasan di WISHs sangatlah berbeda. Mungkin ia harus kembali ke masa saat ia masih kecil dan menghabiskan waktunya untuk membaca daripada bermain dengan papanya untuk mendapatkan julukan murid cerdas di WISHs. Ia hanyalah Anye yang nilai rata-rata rapornya berada di angka 85. Sudah. Itu saja.

Anye bukan murid yang aktif berorganisasi karena ia termasuk orang yang tidak pandai bergaul tetapi bukan berarti ia orang yang introvert. Bukan. Hanya saja Anye tidak akan berbicara dengan orang lain jika ia tidak diajak bicara. Bisa dibilang Anye lebih cenderung nyaman menjadi pendengar daripada berinisiatif untuk membuka pembicaraan.

Anye bukan juga murid yang terkenal seperti iKON dan Cia yang dimanapun mereka berada, selalu mendapat sambutan. Malah bisa dibilang Anye tidak terlalu suka saat dirinya menjadi pusat perhatian. Itu juga yang menjadi alasan Anye tidak mempunyai ambisi apapun agar orang-orang bisa mengenalinya. Anye nyaman dengan kehidupannya. Ia tidak mau kehidupannya diumbar dan dinilai orang lain seenaknya. Anye tidak menyukai itu.

iKON [2] Flower - THE ENDWhere stories live. Discover now