Part 6 : Keluarga Kocak

67 6 0
                                    

Akhirnya minggu-minggu ujian pun datang silih berganti. Ara dan Aila masih disibukkan dengan kegiatan belajar mereka. Sedangkan Aldo entah kemana kabarnya, tiba-tiba seperti hilang ditelan samudra.

Pagi ini masih sama seperti pagi-pagi yang lalu, dimana Setumpuk kertas ujian dan latihan soal-soal pun tampak memenuhi kamar berwarna navy milik Ara. Gadis itu kini tengah disibukkan dengan kegiatan belajar bersama dengan sahabatnya yaitu Aila. Puluhan hingga ratusan soal sudah mereka kerjakan bersama sebagai latihan, dan besok adalah hari terakhir ujian. Ara dan Aila pun semakin bersemangat untuk menyelesaikan soal, namun entah kenapa kini keduanya masih tidak bergerak, berputar-putar otak keduanya memikirkan jawaban soal terakhir mereka hingga Aila pun menyerah.

"Kaya nya ini bukan kita deh yang dodol Ra" ucap Aila masih memperhatikan soal dengan serius
"Gue juga bingung, perasaan kemarin masih dapet nilai 100 semua. Ini kenapa jadi gak bisa mikir ya otak gue"
"Laper" ucap Aila
"Hah?" Bingung Ara,. Pasalnya dia tak menanyakan apakah temannya itu lapar atau tidak
"Aduh Ara ..., Maksud gue tuh ini efek dari laper, otak kaga jalan terus Lola dadakan"
"Ohh..." Ara pun mulai memahami apa kata Aila
"Oh doang nih? Ayo ih beli apaan gitu Ra, perut gue udah gembel nih"
"Oke,. Nasgor mang Nurdin depan gimana?"
"Cakep"

Setelahnya Ara pun bangkit dari duduknya dan mulai bergegas membeli makan, maklum lah karena di rumah sedang sepi. Hanya tersisa dirinya, Aila sahabatnya dan Bagas saja. Kedua orang tua Ara ada acara dinas di kantor sehingga harus berangkat pagi-pagi dan tidak sempat memasak untuk ketiganya.

"Mau kemana Lo?" Tanya Bagas saat Ara tengah melewatinya
"Ke mang Nurdin depan, laper gue" Jawab Ara
"Gak" ucap Bagas
"Gue nya laper bang, udah ah gue keluar" Bujuk Ara
"Masak" Usul Bagas
"Males" Elak Ara.
"Aila" Ucap Bagas tiba-tiba dan tentu saja tidak dipahami oleh adiknya
"Ada di dalem" jawab Ara
"Gak nanya" ucap Bagas
"Ya terus tadi ngapain nyebut nama dia?!" Mulai emosi Ara,. Sudah laper, bukannya peka buat beliin makan, justru abangnya itu malah banyak tanya
"Ajak masak" ucap Bagas dengan jelas
"Males astagfirullah gue ulek Lo ya!" Sudah lelah dengan abangnya, ia pun segera keluar untuk membeli sarapan.

Kelakuan abangnya makin menjadi-jadi dikala ia sedang dalam masa ujian, padahal ia hanya pergi keluar sebentar untuk membeli makan namun dilarang olehnya, padahal hari masih pagi dan orang-orang masih berkeliaran ramai di jalanan.

Tak hanya abangnya yang aneh, kedua orang tuanya pun bersikap berlebihan  pada nya. Contohnya saja beberapa minggu yang lalu, sang mama pun ikut-ikutan,. 

Flashback


selepas dari supermarket,. Ara melihat anak kucing yang berada di selokan. Anak kucing tersebut tampaknya terjebak di sebuah kotak kecil di selokan tersebut. Ara yang melihatnya tak tega dan mencoba untuk meraihnya menggunakan tangan namun saat ingin meraihnya sang mama mengagetkan nya dari arah belakang.

"Astagfirullah anak mama, kamu ngapain mau masuk ke dalem selokan hah?" Teriaknya yang tentu saja membuat Ara terkejut
"Hah? Mama ngomong apaan sih?"
"Kamu mau bunuh diri? Astagfirullah anak mama cantik, neng sadar. Mama tau kamu lagi capek karena ful ujian tpi ngapain disini hah? Gak ada tempat lain apa?" Jelas mama nya panjang lebar sambil mendramatisir keadaan dengan menangis
"Ma, siapa yang mau bunuh diri? Jodoh aja belum ketemu, nasgor mang Nurdin depan masih enak juga, gk rela ninggalin"
"Oh jadi kamu lebih milih nasgor mang Nurdin daripada nasgor buatan mama gitu?"
"Eh..., Bukan gitu maksud Ara ma"
"Udah Ra, mama udah tau ternyata kamu dipihak papa kamu ya?"
"Maksud mama?"
"Sama-sama suka nasgor nya mang nurdin" ucap bundanya
"Astaga mama, ini kenapa jadi bahas makanan sih? Ara mau nolongin itu ku... Lah kemana kucingnya?" Ucap Ara menunjuk arah kucing, namun si kucing tiba-tiba hilang
"Kucing? Astagfirullah mama tau kamu emang kesepian terutama waktu si cookies gk ada tapi gak menghayal gini juga anak cantik" ucap mamanya menyadarkan Ara agar mau move on dan mengikhlaskan cookies (kucing milik Ara yang meninggal beberapa bulan yang lalu dikarenakan sakit).

Dan begitulah keributan berlanjut, lelah sekali batin Ara. Belum lagi mamanya tiba-tiba membuka bisnis berjualan nasi goreng di depan rumah dengan alasan tak terima disebut nasi goreng buatannya tak enak. Belum lagi bisa-bisanya dia disebut akan bunuh diri hanya karena ujian yang melelahkan, ingin menangis rasanya.

Tak hanya itu, tingkah papanya pun konyol seperti baru-baru ini saat Ara tengah berlatih bermain bulutangkis, tak sengaja ia melemparkan suttlecock terlalu tinggi hingga tersangkut di pohon mangga depan rumah. Untung saja semasa kecil Ara jago memanjat pohon, sehingga dengan mudah Ara langsung memanjatnya, saat sampai di atas pohon dan berhasil mendapatkan suttlecock. Sang papa terkejut melihat anaknya berada diatas pohon.

"Ara!, Kamu ngapain anak gadis perawan nongkrong diatas pohon hah?"
"Ini ara la..." Ucap Ara ingin menjelaskan namun segera dipotong oleh papanya
"Kamu turun cepet, kalo mau nongkrong besok aja kalo udah selesai ujiannya jangan sekarang. Sekarang kamu masih ujian kan? Fokus dulu"
"Tapi pa Ara itu..." Ucap Ara mencoba mengelak kalau ia bukan sedang nongkrong tapi sedang mengambil suttlecock yang nyangkut diatas pohon
"Itu apa? Kamu stress gegara ujian yang banyak? Kan kamu pinter, lagian juga kalo ada soal yang susah bisa minta Abang buat bantui kan?"
"Tapi pa..."
"Tapi apalagi? Bagas gak mau bantuin kamu? Iya?, Wah awas aja itu anak ya" ucap papanya dengan segera masuk kedalam rumah dan memarahi Bagas

Gegara insiden tersebut alhasil Ara hampir dicuekin Bagas selama satu Minggu lamanya. Untung saja berkat Fajar teman abangnya itu, Ara dan Bagas berhasil berbaikan.

Halo semuanya ....
Gimana sama part kali ini? Maaf banget nih jarang up. Masih ada yang nungguin gak ya...
Masih suka gak? Vote dan coment nya ya kalo kalian suka dan cerita ini menarik.
Ily semua ❤️
Btw Jangan lupa baca deskripsi nya ya sebelum baca cerita ini. Mayor Arkana bakal muncul ketika Ara berada di jenjang perkuliahan. Ga sabar? Sama. Gombalan nya mayor kacang ijo dah berhasil bikin kalian meleleh gak sampe akhirnya baca nih cerita?

DEAR MAYOR (REVISI + ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang