Hai ini cerita pertama gue, semoga kalian suka ya❤.
Panggil gue Aul (Author Gaul) canda gaul haha, pokok panggil gue Aul itu nama depan gue maksa nih canda canda😂.Cerita ini murni dari imajainasi gue sendiri, jika ada kesamaan nama tokoh dan latar hanya fiktif belaka.
Jangan lupa Vote dan Coment ya sebagai bentuk mendukung cerita ini.
Happy reading♡
.
.
.Dirumah yang sederhana terdapat laki laki sedang menikmati mie pedas seraya menonton film dengan santainya.
Laki laki tersebut adalah KENANDRA ALVARO A. Laki laki dengan tinggi yang terbilang cukup mungil dan juga gigi kelinci membuat dirinya terlihat imut.
Kenan tinggal sendirian dirumah kenapa? Karena dirinya telah ditinggalkan oleh sang nenek yang telah merawat nya sejak kecil, nenek Desi. Kenan sendiri tidak tau dimana orang tuanya. Nenek hanya menceritakan bahwa kenan saat masih bayi di temukan di halte bus saat malam hari sedang menangis karena kedinginan angin malam, nenek desi hanya menemukan sebuah kalung bergambar matahari dan surat yang tertulis namanya. Karena nenek Desi merasa kasihan dengan dirinya yang ditinggalkan sendiaran di halte bus malam malam akhirnya nenek desi memilih merawat kenan.
Ting tong ting tong
Suara bel berbunyi memuat dirinya kesal ia padahal bisa hanya memencet bel satu kali tidak perlu berkali kali, ia masih hisa mendengar.
Cklek
"Apasih bang gue lagi asik asik nonton malah lo ganggu, lo kan bisa langsung masuk, lo juga kan udah tau letak kunci cadangan dimana. Gila lo ya" omel Kenan saat mengetahui siapa orang tersebut.
"Ih kok ngamok!" Ucap Fernan lalu berjalan kearah sofa, sahabat Kenan.
"Orang ganteng kalau sabar makin ganteng"
Kenan melanjutkan acara makan mie nya yang tertunda karena anak monyet yang lepas, sedangkan Fernan ia hanya bersantai santai tanpa rasa bersalah memakan camilan yang di sediakan di meja hampir tandas.
"Ken, ntar malem ada yang nantang balapan" ucap Fernan.
"Terima bang, gue butuh duit"
"Iye" ucap Fernan.
"Bang gue gatau kenapa akhir akhir ini kaya seneng gitu"
"Emang seneng kenapa?" Tanya Fernan mengangkat satu alis nya.
Kenan m3ngendikkan bahunya, "Gatau gue juga heran, apa mungkin gue bakal dapat duit segebok ya?" Heran Kenan seraya mengetuk jari nya di dagu.
"Bagus dong kalau itu beneran, nanti lo bisa nraktir gue makan sebanyak banyak nya" ucap Fernan dengan gaya tengil nya.
"Gak ah ntar habis duit gue kalau nraktir lo makan" ucap Kenan memutar bola matanya malas.
Mereka berdua tertawa. Bahagia itu sederhana membuat orang yang kita sayang tertawa saja membuat kita senang.
Tak di sadari matahari hampir terbenam menandakan bahwa sudah sore. Fernan beranjak dari tempat dirinya duduk lalau berpamitan kepada Kenan untuk pulang.
"Gue pulang dulu, ntar langsung ketemuan di arena aja" ucap Fernan lalu pergi.
Rumah Kenan sepi, ia sendirian tanpa ada yang menemani. Kenan merindukkan nenek nya, jikalau saja nenek nya masih ada pasti rumah tidak akan sesepi sekarang.
"Ken rindu nenek, ken sendirian nek. Nenek yang tenang ya di sana, pantau Ken di sana ya nek. Makasih nek, nenek udah baik banget sama Ken, udah ngebesarin Ken kaya sekarang ini. Ken beruntung di temuin sama orang sebaik nenek, kalau aja nenek nggak datang waktu itu pasti Ken udah meninggal karena kedinginan. Keluarga Ken jahat banget ya nek udah buang Ken, tapi Ken nggak bisa benci sama mereka karena mereka orang tua Ken. Ken capek, apa Ken berhenti disini aja ya nek? Ken bingung."
Ken menghela nafas pelan, sungguh ia merindukan nenek yang selama ini merawatnya. Ia tidak bisa membendung air matanya sebenarnya ia rapuh, ia sangat rapuh. Namun semua kerapuhan nya di tutupi oleh senyuman palsunya.
Andaikan ia memiliki orang tua, Ken akan merasakan elusan yang lembut dari tangan ibunya saat ia ingin tidur, mendapat uang saku daru sang ayah, setiap sarapan tidak sendirian. Berkhayal lah dahulu! Itu tidak mungkin terjadi.
"Ken pengen banget di sayang sama kalian, tapi Ken sadar ini bukan film yang anaknya di telantarkan karena ketidak sengajaan lalu orang tuanya mencari dengan penuh penyesalan" gumam Ken seraya memejamkan matanya.
-o0o-
Pria paruh baya yang terlihat sedang memegang sebuah foto bayi laki laki yang terlihat menggemaskan dengan pipi gembul dan bibir merah cerry nya.
Ia mengusap foto yang pegang, ia merindukan sang buah hati yang telah hilang. Rindu terhadap putranya, putra kecil kebahagiaan keluarganya.
"Ayah merindukanmu sayang" ucap pria tersebut lirih.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
K E N A N
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Kenan hidup sebatang kara karena nenek yang telah merawatnya telah meninggal dunia. Dimana orang tuanya? Mengapa ia tinggal bersama nenek nya? Karena Kenan bukanlah keluarga kandung dari nenek Desi, nenek yang merawat K...