[3] Meeting

1.2K 171 7
                                    

Sorry baru update.

(*)Cukup banyak adegan yang dipotong + ada juga yang baru di tambahin.

Butuh komen ಥ‿ಥ

Typo(s) everywhere!



.





Zagan menelusuri pusat ibukota yang masih nampak ramai walau hari semakin gelap. Beberapa lampu lampion menyala, menambahkan suasana hangat ditengah ramainya pejalan kaki. Entah yang sedang berjalan-jalan, bermain, pulang bertugas, atau bahkan sekedar bergandengan tangan dan bercanda ria dengan yang terkasih.

Zagan menatap semuanya dalam diam, sesekali tersenyum apabila ada anak kecil yang tiba-tiba menghampirinya dan memberikan sebuah kue kecil dengan mata yang berbinar-binar.

Zagan menyukainya.

Tiba-tiba saja beberapa orang menghadang jalannya, ia mendongak. Sama sekali tak mengenali pria-pria di hadapannya, ia hendak bertanya.

"Permisi, saya ingin lew-"

"Maaf tuan muda, kami harus membawa anda" ujar salah satu diantara mereka, rambutnya yang semerah bara api membuat Zagan menggernyit, merasa tak asing.

Langkahnya perlahan mundur lalu dengan tiba-tiba berlari cepat menjauhi empat orang yang sudah mengakui bahwa itu adalah suruhan sang ayah.

Tentu saja para prajurit suruhan itu mengejar dibelakangnya, tanpa terkecuali pemuda berambut merah yang kini seolah berapi-api mengejarnya.

Julukan bara api bukan semata-mata omong koskng belaka. Nyatanya, ia dapat melihat sepasang mata pemuda yang lebih pendek darinya itu menyala semangat.

Atau kesal?

"Keigo, berhenti mengejarku!" teriak Zagan seraya menghempaskan segala yang ada di kanan kirinya guna menghadang satu orang berkepala merah yang sangat keras kepala di belakang sana.

Keigo, putra kedua Baron Terencce yang notabene nya adalah teman Zagan sejak kecil itu mempercepat langkah kakinya guna menyusul sang Winterknight muda yang masih enggan berhenti berlari.

Keigo menarik nafas dalam lalu membuka sarung tangannya di sela kesibukan kedua tungkainya berlari. Tangan telanjang tanpa sarung tangan itu mengepal, Keigo menatap tajam punggung teman kecilnya yang hanya beberapa langkah di depan.

Keigo melayangkan kepalan tangan yang menyala bagai api itu ke punggung Zagan. Si empu yang terkena pukulan lantas tersungkur dengan tanah keras menggores wajah mulusnya.

Tapi Zagan belum menyerah sampai disana. Ia merangkak, menggapai batu didepan matanya dan melemparkan batu itu ke belakang. Keigo yang memiliki refleks cepat langsung menghindar dan batu itu sukses menghantam kepala salah satu prajurit yang ikut mengejar tadi.

Pemuda berambut merah itu kehilangan kesabarannya, ia lantas mencengkram kepala belakang Zagan, memaksanya untuk mencium tanah dan menyerah. Tapi pada dasarnya seorang Zaganno Altair Winterknight adalah makhluk keras kepala, kaki pemuda berwajah manis yang kini kotor karena debu itu menendang, mencoba mengelak sekuat mungkin.

ETERNAL [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang