25: Again.

41.1K 607 2
                                    

Anas POV

"Ehhhh dimananya lo?" Ucapku ketika aku sudah sampai di salah satu kafe di daerah kemang.

"Di lantai atas, nass. Cepet lo kesini." Balas Kinta dibalik telepon.

Yap, hari ini aku akan bertemu dengan Kinta, teman lamaku. Sejak lulus SMA, aku sudah tidak berhubungan lagi denganya. Boro boro berhubungan, nomor teleponya saja aku tidak ada.

Aku segera menapakkan kakiku menuju anak anak tangga kayu di kafe tersebut untuk mencapai ke lantai 2. Aku mencari mencari wajah wajah Kinta yang mimiknya masih sama seperti dulu.

Namun aku tidak bisa menemukanya selama beberapa detik setelah Kinta mengangkat tanganya ke arahku. Tanda dia ada disini.

"Anas!!!!" Ucap Kinta sambil cipika cipiki denganku.

"Kinta!!!" Balasku.

"Yaampun nas....... Badan lo ga berubah ya. Ga gemuk atau ga kurus gitu." Ucap Kinta sambil memperhatikan badanku.

"Ya dong... Lo juga kok kin."

Wajah Kinta tak asing bagiku. Aku selalu memperhatikan mimik wajahnya. Aku seperti pernah melihatnya........... Namun dimana?

                                    ••••••

Jared POV

Gua masi memikirkan kejadian kemarin. Adi? Adi mengenal gua? Dan tiba tiba dia menonjok gua karena alasan gua membawa Anas? Beuh.

Tiba tiba bel interkom pintu apartemen gua berbunyi. Gua sudah gakperlu liat lagi siapa orangnya karena gua yakin itu pasti delivety makanan.

"Berapa mas..........."

"Haiii."

Anas. Dan anas datang ke apartemen gua.

"Anas?" Ucap gua kaget.

"Ya, boleh masuk?" Ucap Anas sambil tersenyum.

Anas dan gua masuk ke dalam apartemen. Gua masi syok sebenernya sampe sekarang. Kemaren dia nolak gua dan tiba tiba dia ke apartemen gua?

"Btw lo kok........."

"Iya, mau main aja, gapapa kann? Bosen dirumah." Balas Anas sambil duduk di sofa.

"Gapapa kok, sorry berantakan."

Sial, cuma gua berdua sama Anas disini. Bisa bisa kejadian kemaren keulang.

10 menit Anas terpaku didepan tv menonton film yang diputar. Gua cuma bisa diem. Dan dia makin cantik. Dia makin cantik setiap harinya!!

Gua memperhatikan tubuh Anas dengan seksama. Rambutnya yang panjang hitam dibiarkan terurai, payudaranya yang cukup dan pas di tanganku, perutnya yang datar membuat gua terbayang bayang akan kejadian kemarin.

"Eh nik, wc dimana?" Ucap Anas tiba tiba sambil menoleh ke arah gua.

"Oh? Itu." Ucap gua kaget sambil menunjuk wc yang ada didepan gua.

Anas berjalan menuju toilet dan tiba tiba

Bruakk!!!

"Adaw!!!" Teriak Anas sambil memegang bokongnya yang kesakitan.

"Anas! Lo gapapa?" Ucap gua sambil berjalan mendekatinya.

"Gapapa sih tapi ini bokong gua sakit banget. Kayaknya biru deh." Ucap Anas sambil memegang bokong sebelah kananya.

"Sorry ya..... Rumah gua berantakan jadinya bikin lo jatoh. Sini coba gua liat boleh?" Ucap gua.

"Gapapa kok Nik......"

Gua segera menuntun Anas menuju sofa. Dengan perlahan, gua membuka celana pendek milik Anas serta sedikit celana dalamnya.

"Iya nas biru......... Mau gua kompres?" Ucap gua.

"Iya iya boleh." Ucap Anas sambil berusaha melihat birunya.

"Mending lu tiduran di kamar gua aja." Ucap gua.

Anas mengangguk.

Gua segera menuntun Anas menuju kekamar gua.

"Thanks ya nik." Ucap Anas setelah gua selesai mengompresnya.

"Gapapa."

Gua mencuri kesempatan dengan mencium bibir Anas pelan dan sekilas. Lalu gua segera berdiri dan beranjak untuk keluar kamar. Namun Anas menarik tangan gua. Dan dia membalas ciuman gua dengan lebih dalam dan lama.

Tak ambil diam, gua membalas ciuman Anas dengan lebih cepat dan melumatnya dengan lembut. Lalu ciuman gua beralih ke leher Anas dan terdengar Anas mengeluarkan desahan.

Semakin Anas mengeluarkan desahan, semakin cepat dan nafsu ciuman gua di leher Anas. Lalu ciuman gua beralih ke dada Anas.

"Ahhh.... Nik...." Desah Anas.

Tanpa basa basi, gua membuka kaos yang dikenakan Anas dan melemparnya sembarangan. Gua segera naik ke ranjang untuk melakukan aktivitas kesukaan gua.

Gua segera membuka bra milik Anas dan tubuhnya sedikit berdiri untuk membantu gua melepasnya. Gua segera melumat habis payudara milik Anas. Meremas , mengulum, melumat.

"Ahhh.... Nicho... Arggh...... Ya yaa...." Desah Anas terus menerus.

Lalu gua beralih ke bawah. Gua segera membuka celana dalamnya dan menatap betapa indahnya milik Anas.

Gua mencium bibir Anas sekilas sebelum memasukan punya gua kedalam punya Anas.

Gua mendorong milik gua kedalam Anas. Terdengar Anas semakin mendesah. Dan tak lama akhirnya milik gua sepenuhnya didalam Anas.

Dengan gerakan perlahan, gua memompa milik gua didalamnya. Anas mendesah terus dan menerus.

"Shit nicho....... Ya terus argh...." Ucap Anas sambil merem melek.

Lalu gua mempercepat pompaan gua. Gua juga ikutan mendesah akibat punyanya Anas  yang sempit dan basah.

"Nicho ahhh........." Desah Anas.

Mendengar desahan Anas, gua mempercepat dan mempercepat pompaan gua sambil mengulum payudara Anas yang posisinya dibawah gua.

"NICHO AHHHHH..." Teriak Anas yang sepertinya mengeluarkan orgasmenya yang pertama.

Kecepatan maksimal pompaan gua sudah gua pasang. Gua mendesah terus menerus sambil memanggil nama Anas. Milik gua sudah mau orgasme.

"Nas aku mau ke...... Llu.... Ar.... Ahh......" Ucap gua yang sudah tidak tahan lagi.

Gua segera melepas milik gua dan akhirnya mengeluarkan cairan.

"Ah.... Ahhh........" Ucap gua sambil mengocok milik gua.

Gua menatap dan mencium bibir Anas yang tersenyum melihat gua. Dia mengelus rambut gua sekilas sambil mencium pipi kanan gua sekilas.

"Lagi?" Ucap gua sambil tersenyum nakal.

                                     •••••

Hai hai! Vomments kalau mau kelanjutanya! Trims.

Unpredictable.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang