•Prologue•

466 62 31
                                    

Ratusan tahun yang lalu, ada sebuah kisah yang saat ini menjadi legenda. Kisah pengantar tidur tentang seorang Dewa yang mencintai gadis manusia. Sayangnya, kisah mereka tidak seindah dongeng kerajaan yang berakhir bahagia.

Mula dari kisah ini berasal dari seorang Dewa Waktu bernama Khronos yang merasa bosan dengan kehidupannya sebagai seorang Dewa. Khronos yang ditugaskan untuk mengatur tiga waktu dunia berupa dunia atas tempatnya para Dewa, dunia tengah tempatnya para manusia, hingga dunia bawah tempatnya para iblis merupakan hal yang terlalu membosankan bagi Khronos. Di mana ia yang hanya mengawasi tanpa ikut campur.

Ya, memang pada dasarnya tugas dari seorang Dewa sendiri ialah menjaga dan mengawasi dunia di bawahnya tanpa ikut campur. Mereka juga tak lupa memberi petunjuk pada 'mereka' yang terpilih dan diberi berkat langsung dari Dewa atau hanya dijadikan sebuah hiburan semata.

Perlahan, kisah ini dimulai ketika Khronos sedang mengawasi dunia tengah. Di mana dia yang tertarik pada salah seorang gadis yang mendapatkan berkat Dewa Waktu. Aneh, entah bagaimana Khronos merasa jika dirinya tidak pernah memberi berkatnya pada gadis itu.

"Aku rasa aku belum pernah memberikan berkatku pada gadis itu, tapi kenapa dia bisa punya berkat waktu? Tidak mungkin ada dewa waktu selain aku," ucap Khronos dalam hati.

Khronos yang penasaran pun segera pergi ke dunia manusia untuk menemui gadis itu.

***

Di dunia tengah di mana manusia tinggal, terlihat seorang gadis yang sedang memetik bunga di sebuah taman kuil. Gadis itu tampak serius memilah bunga mana yang akan dia petik, hingga tak sadar ada seseorang di belakangnya yang menarik tangannya tiba-tiba. Tentu saja hal itu membuat dia terkejut dan secara spontan berteriak.

"Teriakanmu membuat telingaku sakit, Nona," ucap orang yang menarik tangan gadis itu.

Orang yang menarik tangan gadis itu tidak lain adalah Khronos Sang Dewa Waktu yang penasaran dengan si gadis manusia.

"Maafkan saya Tuan. Anda membuat saya terkejut. Maukah Anda melepaskan tangan saya?" tanya gadis yang tangannya masih dipegang oleh Khronos.

Gadis itu tidak mengetahui bahwa pria di depannya adalah Khronos, Sang Dewa Waktu. Walau manusia percaya bahwa Dewa terkadang turun ke dunia tengah, tapi tidak ada yang pernah melihat wujud asli para Dewa karena mereka biasanya menyamar untuk menyembunyikan identitasnya. Begitu pula Khronos.

"Tidak sebelum kau berjanji untuk menjawab pertanyaanku dengan jujur dan tidak pergi sebelum itu." Khronos merekatkan genggaman tangannya pada gadis itu.

"Saya berjanji, Tuan."

Khronos membawa gadis itu duduk di dekat sebuah pohon besar, lalu melepaskan tangan gadis itu. Khronos bersandar pada pohon dan gadis itu melakukan hal yang sama untuk menenangkan dirinya.

"Kau hanya harus menjawab semua pertanyaanku dengan jujur. Tapi, kau tidak boleh bertanya tentangku, paham?"

Gadis itu mengernyitkan dahinya, berpikir sebentar lalu mengangguk pada Khronos. Melihat anggukan gadis itu membuat Khronos tersenyum puas dan memulai interogasinya.

"Pertama, siapa dirimu?"

Walau sedikit tidak terima dengan pernyataan Khronos, gadis itu menjawab dengan sopan. "Nama saya Ceysa Ramona, saya tinggal dan dibesarkan di kuil ini."

Khronos diam sebentar, berpikir bagaimana cara dia bertanya agar gadis ini paham.

"Em ... begini, kau pernah mendapat berkat Sang Dewa Waktu?"

Gadis itu tampak terkejut, sebelum menjawab, "Saya tidak tahu. Tapi, orang-orang bilang ibu saya adalah manusia yang mendapat berkat Dewa Waktu. Akan tetapi, beliau melakukan dosa sehingga berkatnya memudar dan membuat beliau meninggal ketika melahirkan saya."

Ephemeral Princess [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang