Hari ini weekend, hari yang paling ditunggu-tunggu sikembar. Karena biasanya ada papa yang meluangkan waktu menyimak hafalan mereka. Dan siapa yang hafalannya lancar akan diberi waktu bermain game selama 3 jam.
Tentu saja mereka antusias, anak berumur 8 tahun tanpa bermain game seperti teman-teman sebayanya? Sulit pastu ada rasa iri.
"Khalid ujian sejuz kan ya? Baca satu juz full dari An-nas sampai An-naba dilanjut nanti kita main sambung ayat." Papa keluar dari kamar menuju ke arah sikembar yang lagi duduk bareng sang ibu di meja makan.
"Yahh, berarti Zaid gak disimakin papa hari ini. Kata papa kalau sudah satu juz kita semua nyimakin." Zaid mengambil gelas susu rasa vanilla miliknya. Merasa kecewa jika quality time bareng sang ayah harus direbut Khalid.
"Iya hari ini khusus buat Khalid, nanti kalau Zaid sudah nyampe sejuz bakalan kayak gini juga kok," papa mengusap kepala Zaid dan memilih duduk di samping dua jagoan.
"Tapi papa..."
"Kalau mau kamu aja yang gantiin aku ujian hari ini. Al-muthafifin belum lancar hehe." Khalid membantu mama menyiapkan sarapan. Meletakkan segelas air hangat untuk papa dan segelas susu rasa strawberry untuknya.
"Lahh kok bisa gak lancar? Emangnya selama ini belum dimuroja'ah? Maa?" Papa merasa panik, dia seketika menatap tajam sang anak tanpa sadar membuat Khalid menunduk takut.
"Pa, jangan gitu natapnya. Kasian Khalid, yasudah hari ini Zaid dan Khalid disimakin kayak biasa aja ya. Pekan depan baru kita nyimak ujiannya Khalid." Papa memberikan senyum manisnya pada anak-anak. Mereka semua tersenyum bahagia. Akhirnya tetap jadi quality time.
"Makasih papa..." Zaid meluk papa dan melirik ke arah Khalid seakan berkata "Aku menang"
Dasar rival kalau masalah ngerebut cintanya papa.
"Abang, hanin mau es krim, beliin ya." Akhirnya anak cewek berusia 6 tahun ini ikut bicara setelah mendengar perdebatan pagi.
"Insyaa Allah hanin, nanti papa beliin kalau Asy-syamnya lancar. Jangan cuman bisa makan, hafalannya juga yaa."
Papa membentuk huruf o dengan jempol dan jari telunjuk. Pertanda akan dilaksanakan. Spontan mendapat persetujuan dari papa, hanin bahagia. Double es krim, dari Abang dan dari papa. Duhh.
"Bener tuh kata papa, hanin jangan kalah sama abang. Hahaha...uhuk." Khalid keselek, siapa suruh sarapan sambil tertawa.
"Si kembar mana ma?" Zaid bertanya. Mama melupakan anaknya yang lain karena sibuk mengurus dapur pagi ini.
"Astaghfirullah mama lupa, Uwais, Ulfah bangun yuk. Kita mandi." Mama memanggil sambil berjalan menuju kamar si kembar. Mungkin hari ini bisa berjalan mulus. Namun, hari lainnya dia harus berjuang lebih.
•••
Akhirnya berani ngepublish di lapak ini.
Yahh bagi yang tidak suka abaikan saja ya, karena ini lapak random banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look it Mom!
Randomإِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun [64]: 15). Kalau anak adalah cobaan maka t...