Rintik hujan masih terdengar, menandakan hujan belum benar-benar reda. Xearra Lafanzha Azhary yang lebih dikenal Xearra atau Arra, gadis 8 tahun itu lebih memilih berteduh menunggu jemputan nya.
Dari kejauhan Xoezha Zornitas, yang disapa Ezha anak 10 tahun itu memperhatikan gadisnya, gadisnya? Entah sejak pertama kali melihat Arra, ia langsung terpesona dengan kecantikan alaminya, hemm mungkin lebih tepatnya kagum.
Ezha berjalan menghampiri Arra. Kemudian ia duduk disamping Arra, "Hai," ucapnya lugu, membuat Arra menoleh dan tersenyum kearahnya.
"Iya?" Balas Arra dengan suara lembutnya.
"Arra kan? Kamu kenapa belum pulang?"
"Hemm, aku menunggu jemputan, kamu kenapa belum pulang, menunggu jemputan juga?" Tanya Arra karena iya yakin bocah kecil itu satu sekolah dengannya dilihat dari seragamnya yang sama, mungkin kakak tingkatnya.
"Tidak, aku biasa pulang sendiri kan aku anaknya berani dan kuat, lagi pula rumah aku deket kok," ucapnya sombong dengan memamerkan otot kecilnya
Arra hanya tersenyum kecil menanggapi, ia mengalihkan pandangan, ke halaman basah karena rintik hujan yang belum benar-benar reda. Semua itu tak luput dari penglihatan Ezha, kemudian ia beranjak dari duduknya dan mengulurkan tangan nya untuk menggapai air hujan.
Ezha menoleh kearah Arra, "Rarra coba deh, ini sangat menyenangkan,"
Arra menggeleng enggan,"tidak mau," tolaknya. "Lagipula nama aku Arra bukan Rarra," sungutnya mengerucutkan bibir.
Ezha tersenyum kecil, kemudian dengan jailnya ia mencipratkan air hujan ditangannya kewajah Arra. Arra marah, kesal karena telah mengganggap Ezha adalah anak baik tidak seperti teman laki-laki lainnya.
"Isshh jangan nakal dong," ucap nya sambil menutup wajahnya dari cipratan air.
" Non Arra," panggil supir Arra," Maaf non nunggu lama tadi bannya bocor, non Arra gapapa kan?
"Engga apa-apa pak," gelengnya lugu. Setelah itu Arra menuju mobilnya tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.
----------
"Jadi bagaimana Ms. Azhary? Apakah Anda menyanggupi proyek yang saya berikan di masa percobaan Anda ini?" Ucap Ezha meremehkan. Membuat Xearra keluar dari ingatan kecilnya yang menyebalkan.
Xearra menoleh menatap tajam Xoezha, ia mengepalkan tangan, menarik nafas perlahan dan tersenyum miring, "Baiklah Mr. Zornitas yang terhormat, Saya yakin- saya dapat menyelesaikan proyek ini dengan baik meskipun hanya dalam waktu 3 hari," jawabnya menekan kan pada kata 3 hari.
"Oke, Anda boleh memulainya besok dan apabila tidak ada yang ditanyakan silahkan keluar," Xearra beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju pintu. Ia kesal, marah, tidak habis pikir dengan kelakuan calon bosnya yang menyebalkan.
Ya, Xearra Azhary gadis 24 tahun itu telah menyelesaikan study masternya di university terbaik di Indonesia, dan sekarang ia ingin melamar pekerjaan di Z.O Grup dimana perusahaan ini merupakan 3 besar perusahaan terbaik di dunia. Ia ingin sekali masuk ke Grup ini, tapi mengapa ia harus bertemu teman masa kecilnya yang selalu menggagalkan semua rencananya. Menyebalkan.
Xearra berjalan dengan tidak santai, moodnya sedang tidak baik saat ini, ia ingin pulang, tidur mungkin lebih menyenangkan dari pada harus berlama-lama disini. Hingga akhirnya ia tidak sengaja menabrak orang didepannya.
"Oh, maaf, saya tidak melihat Anda tadi, saya sedang tidak fokus," ucapnya meminta maaf, ini semua gara-gara Zornitas sialan itu-- lanjutnya dalam hati."Oh oke, no problem. Hemm ngomong-ngomong kamu karyawan baru disini?" Tanya Pria itu mengamati Xearra, "Soalnya saya ga pernah lihat kamu,"
"Ya, mungkin. Saya mohon maaf atas keteledoran saya. Saya permisi, Mari," jawabnya, kemudian ia melewati pria itu untuk pulang.
Cantik dan menarik- gumam pria tersebut dan melanjutkan tujuan nya yang sempat tertunda.
----------
Xoezha melihat pemandangan keramaian kota dari kaca yang ada di ruangannya. Ia tersenyum tulus, menyesap kopinya sembari memasukkan salah satu jemarinya ke saku celana. Ia merasa bahagia. Gadisnya kembali, Arranya. Setelah 10 tahun berpisah karena ia harus pindah ke Amerika. Tapi entah sejak pertemuan nya kembali setelah sekian lama ia selalu ingin membuat nya kesal, marah. Ia menyukainya, seperti dulu. Menyenangkan melihat wajahnya yang cantik itu ketika kesal. Ia terkekeh geli.
"Hey dude!!" Ucap seseorang dibelakang. Membuyarkan lamunannya. Ia menoleh dan menaikan sebelah alisnya, "Apakah kau tak tau cara mengetuk pintu? Huh, bodoh sekali," sarkasnya mengalihkan pandangan.
Arkan Alamfi mengangkat bahunya acuh. Ia duduk disofa dengan santainya, "Apakah tidak sebaiknya kau duduk dan mendengarkan alasanku datang keruangan mu, kawan," ucapnya menyeringai. Membuat Ezha menatap nya tajam, tetapi ia tetap menurutinya.
"Apa mau mu?" Ucapnya tak berminat.
"Nanti malam adikku Zoeya berulang ulang, aku ingin kau datang,"
Ezha terkekeh geli, "Apa kau bercanda?" Ucapnya meremehkan
"Oh ayolah, aku mohon demi adikku,"
"Seorang Alamfi memohon? Lucu sekali,"
"Terserah apa katamu, tapi kau harus datang. Oh ya siapa wanita tadi?"tanya Arkan antusias
"Wanita?" Ucapnya heran
"Ya, wanita yang berasal dari ruangan mu tadi, mungkin calon karyawan?"
"Maksudmu Xearra?" Tanya Ezha menaikan alisnya
"Ahh, namanya Xearra? Cantik sekali, kau harus menerimanya okeey," membuat Ezha menatap nya datar, sedikit terganggu dengan pujian Arkan.
"Siapa kau memerintah ku?"
"Temanmu mungkin?"
"Cihh, sejak kapan aku menganggapmu teman,"
"Terserah padamu pokoknya nanti kau harus datang!! Atau aku akan mematahkan lehermu," ucap Arkan beranjak dari duduknya dan kembali ke ruangan nya.
"Let's see," Ezha menaikan bahunya.
----------
Xearra sampai dirumahnya,Rumah berwarna abu elegan berdesain modern dan tampak asri dengan sentuhan lampu kuning temaram disetiap sudutnya. Rumput pendek rapi serta pohon tinggi disamping rumah menambahkan kesan indah memanjakan mata.
Xearra membuka pintu. "Mama!!" Panggilnya menghampiri Reyna 'mama Xearra' yang sedang membaca majalah di ruang keluarga. Membuat Reyna menoleh dan tersenyum.
"Udah pulang? Gimana hasilnya? Kamu diterima kan?" Tanya Reyna pada anaknya, membuat Xearra hanya mengangguk lemah dan memeluk mamanya, "capek," gumam Xearra.
"Loh, kamu diterima tapi kok ga semangat gitu? Ada apa sayang?" Tanya Reyna lembut, "cerita dong," lanjutnya dengan melepaskan pelukannya.
Xearra mengangkat kepalanya, menggeleng dan tersenyum, " Gapapa kok, Arra cuman capek aja, yaudah Arra keatas dulu mau istirahat," ucapnya meninggalkan ruang keluarga.
----------
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories about Us
RomanceKetakutan akan kehilangan membuat Xoezha Zornitas selalu ingin berada disamping Xearra. Seorang gadis yang ia sukai dari kecil--bahkan pada pandangan pertama. Namun, ia memiliki cara sendiri untuk mewujudkan keinginannya. Beda dari yang lain. Xearra...