tersangkut buku ini ;

6.6K 476 73
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


...

Joan meminum air mineral pemberian Haelen dalam beberapa kali tegukan.

Peluh membasahi hampir seluruh tubuhnya, hingga ke kaos yang dia pakai. Bahkan di bagian pelipis pun masih mengalirkan keringatnya.

Tatapannya menuju ke arah arena larinya tadi dengan pandangan antara pandangan yang sulit diartikan, atau memang nggak punya arti apa-apa.

Matahari hampir menenggelamkan dirinya. Joan dan Haelen duduk di tribun penonton yang tak lagi ada seorangpun disana.

Joan bangkit berdiri sambil membawa tas dan handuk kecilnya.

"Tunggu sini bentar, gue ganti baju dulu. Abis itu gue anter balik." Ucapnya.

"Jo?"

Joan berbalik menatap Haelen dengan raut wajah lelahnya.

"Lo oke kan?" Tanya Haelen memastikan keadaan Joan yang hari ini kurang beruntung dalam perlombaannya. Yang biasanya bisa membawa pulang medali emas, kini perak yang dibawanya.

Joan tak menjawab. Dia hanya menatap Haelen dengan tatapan seolah ingin mengatakan sesuatu, namun dia mengurungkannya. Memilih bergegas pergi ke ruang ganti.

Ponsel Haelen berdering. Tertera sebuah nama kontak bertuliskan 'Bi 💛' alias Robin.

Senyuman cerah seketika terukir di bibirnya. "Halo, Bi?"

"... "

"Iya, nggak papa. Bisa bareng Joan. Kamu gimana event dancenya tadi?"

"..."

"Syukur deh."

"..."

"Sama anak kominitas?"

"..."

"Jena juga kan, Bi?"

"..."

"Yaudah kalo ada Jena. Jangan jauh-jauh dari Jena pokoknya. Biar gaada yang kecentilan sama kamu. Hehehe.

"..."

"Hhm, bye~ Aku sayang kamu."




"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A S U ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang