11

3.1K 461 75
                                    

Hallo teman-teman!!! Sehat semua kan? Selamat membaca. Jika sudah lupa alur cerita, bisa kembali di bab sebelumnya, aku juga lupa kok alurnya jadi sebelum ngetik ini aku baca ulang dari awal ,😅 🤗

***

Tanpa terasa hari telah berganti minggu, dan minggu berganti bulan hingga akhirnya waktu yang di nanti-nanti keluarga besar tiba, dimana hari ini adalah lamaran resmi dari keluarga mas Danar kepadaku, dan kami berdua tak ada yang mampu menolak perjodohan ini, dan kami berdua pun masih dengan status memiliki pacar masing-masing.

"Bukan keponakan mama lagi, tapi anak mantu mama sebentar lagi"

Pelukan hangat mama Galuh, setelah memasangkan gelang emas di tanganku, membuatku tersadar bahwa ini nyata jika diriku kini resmi dan wajib menyandang sebagai tunangan mas Danar, dan satu minggu lagi kami menikah.

Air mataku tak dapat kubendung, ini bukan air mata bahagia seperti Shezi ketika di lamar sang calon suami, tetapi ini air mata kekecewaan, kecewa kepada diri sendiri yang tak mampu berkata jujur kepada semua orang.

"Bahagia bangat ya Ca, gue juga terharu waktu itu"

Godaan Shezi membuat semua keluarga besar yang menjadi tamu, untuk saksi acara lamaran ini tertawa, begitupun dengan putra mama Galuh, tak ada rasa beban sedikitpun pada dirinya.

"Ndel, tumben cantik"

"Maksud loh?"

Setelah semua sibuk menikmati hidangan, dan tak ada lagi yang terfokus padaku, mas Danar yang baru saja selesai berfoto berdua denganku untuk kebutuhan fotografer di acara pernikahan kami nantinya, dengan santai masih bisa menggodaku.

"Sensi amat ndel, becanda"

"Bodo amat, dari pada mas Danar tetap jelek"

Padahal bukan itu kenyataanya, hari ini mas Danar begitu mempesonaku, dengan balutan batik lengan panjang, potongan rambut yang tertata rapi, di tambah senyum santai yang sedari awal acara tak pernah pudar, seakan dirinya tak terbebani dengan semua ini.

"Enak aja, biasanya sih cewek itu ngomong kebalikannya"

"Itu cewek-cewek mu, tidak untuk Eca"

Menyinggung kata cewek, mas Danar seketika merubah ekspresi wajahnya yang semula senyum merekah khas dirinya yang menang dalam menggodaku, kini berubah seakan teringat akan bebannya.

"Tolong ambilin mas makan ndel"

Mengalihkan pembahasan dengan memerintahku seperti biasanya, melayaninya dalam hal apapun, padahal saat ini aku sedang memakai kebaya bukan lagi daster seperti di rumah yang siap menjadi pesuruhnya.

Diriku yang sudah hafal dengan selera makan mas Danar, makanan apa yang disukai, mengerti dengan kebiasaan mas Danar di tengah makan selalu di selingi dengan meminum air, mungkin semua orang akan mengira bahwa diriku memanglah sangat pas mendampingi mas Danar akan tetapi itu tepat untuk kami yang menjalani.

Acara resmi pertunangan sudah selesai, kini kami semua bersantai di dalam rumah, mulai ada yang berbincang di taman, di ruang makan, di ruang tengah hingga ruang tamu dan teras depan.

Semula yang kurasa hari ini aman, lancar ternyata tidak ketika Rio berada di depan rumahku, mengucapkan salam dan di persilahkan masuk kedalam rumah oleh bang Saka yang mana beliau berada di teras rumah bersama bang Toni.

"Eci di cariin teman kamu nih"

Jelas saja bang Saka meminta Rio masuk kedalam rumah begitu ramah dan memangil adik kembarku, karena pastinya semuanya tahu akan Rio sebagai teman satu fakultasnya.

Jodoh Dentist (Tersedia Lengkap Di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang