CHAPTER 2

53 2 0
                                    

Waktu bergulir dengan cepat tak terasa sudah semester 5 Airin menjalani perkuliahannya, rasanya ia masih ingat momen ospek terzonk miliknya dua tahun lalu, dan kini tak terasa acara ospek untuk adik tingkat ke-3 nya itupun kembali diadakan.

Dunia boleh saja berputar namun kehidupan Airin masih sama saja. ia masih menjadi mahasiswa tingkat lima yang keberadaanya bahkan tak diketahui oleh orang-orang. Sedangkan Hisyam malah kini sudah menjadi ketua BEM dikampusnya. Tentu saja kepopuleran Hisyam semakin meningkat.

“Airin, ini ada tante Dian. Salim dulu ke sini.....” Airin yang tengah rebahan sambil mendengarkan musik di kamarnya itu pun segera bangun dari posisi nyamanya itu. dengan stelan baju tidur ia keluar dari kamarnya.

“duh, ini  anak gadisnya pak Irsyad makin cantik...” puji tante dian a.k.a ibu kandung hisyam pun memeluk airin dengan sayang. Airin pun hanya tersenyum mendengar pujian dari tante dian yang wajahnya cantik itu.

“Syam dari awal liburan Cuma seminggu pulang, trus kemarin nelpon katanya mau dijadiin asdos sama dosennya.. tante bilang ga usah ngeforsir banyak kegiatan. Eh, jawabnya tuh pasti pinter ujung-ujungnya tante yang kalah” Airin yang malah terjebak dengan obrolan ibunya bersama tante dian pun hanya ‘iya-iya’ saja mendengarkan cerita Hisyam.

Sebenarnya berasa ga masuk akal, orang sepopuler hisyam ibunya deket sama orang se-tidak populer Airin. Obrolan mamah lita dan tante dian terhenti saat tiba-tiba tante dian di telpon orang kantor tempat dimana ayah hisyam bekerja, bahwa pak Dudi terkena serangan jantung.

******

Ditempat lain, di aula kampus yang dipenuhi oleh berpuluh-puluh mahasiswa baru yang sedang mengikuti kegiatan ospek itu pun. Berdiri lah seorang pria yang diapit oleh teman pria dan wanitanya.

“ini sih pesertanya lebih dari ospek tahun kemarin syam...” salah satu teman pria yang berada di samping hisyam berucap.

“iya den, salut saya sama kerja Akbar, memang dia bakal jadi next ketua BEM tahun depan...” Ucap Hisyam sambil melihat kegiatan dibawah aula sana.

“oh, iya ra. Udah nyicil-nyicil lagi bikin  LPJ EXPO ?” tatapan Hisyam kini beralih pada Tiara yang sama sedang melihat kegiatan OSPEK diatas tribun bersama ke dua sahabatnya itu. dari yang mereka sama-sama masuk BEM lalu ditempatkan di Divisi yang berbeda-beda sampai dengan kini mereka bertiga menjadi 3 sekawan yang berhasil menjadi ketua bem, wakil bem, dan sekertaris bem.

“tenang udah selesai syam....” jawab Tiara dengan bangganya.

“wiss, emang ga salah yah syam, kita pilih calon bu dokter ini jadi sekertaris bem...” denny kini menambahkan sambil tersenyum pada Tiara.

“Betul den, kita beruntung punya Tiara....”

BLUSH

Pipi Tiara langsung memerah, jantungnya langsung berdebar dengan cepat. Dari awal bertemu dengan Hisyam. Tiara sudah jatuh hati padanya.

“eh, bentar yah...saya angkat telpon dulu.....” Tiara yang masih terpesona pada Hisyam pun hanya mengangguk sambil melihat hisyam pergi meninggalkan ia dan Denny.

*****

“Hati-hati bro....” ucap denny di ruang panitia saat Hisyam sedang mengambil tasnya.

“iya, syam hati-hati. Tetap tenang naik motornya....”

Tiara menambahkan sambil terlihat wajah khawatirnya. 30 menit lalu hisyam memberi tahu kepada denny dan tiara bahwa ia harus pulang dan meninggalkan acara Ospek tersebut. perannya sebagai steringcommite di acara ospek ini pun menambah beban berat pada hisyam apalagi dirinya juga mengemban amanah sebagai ketua bem.

“titip anak-anak yah den, saya juga sudah kabari Akbar kalau mau pulang.” Ucap Hisyam.

Denny pun mengangguk. Setelah pamit ia pun segera pergi meninggalkan kampus lalu pulang ke rumahnya yang harus ditempuh selama 3 jam dengan menggunakan sepeda motor.

To Be Continue


EPILOG

Setelah hisyam turun dari atas tribun untuk mengangkat teleponnya. Denny pun kini malah bergeser mendekati Tiara.

Ekhmmm.....ada yang salting nihdengan ekspresi biasanya. Tiara pun langsung menoleh ke arah Denny dengan tatapan sinisnya.

wey, wey...calm down, calm down princess” dengan watak denny yang suka bercanda itu pun. Membuat Tiara semakin jengah. Kalau bukan teman sudah Tiara judesin dari dulu denny.

berisik lu den, kuping gue udah pengar denger lu godain gue sama hisyam..”
Jawab tiara dengan galaknya.

hiii...ngeri, untuk gue sayang.....eh ups untung temen maksudnya...” Tiara yang mendengar lelucon denny pun langsung pergi meninggalkan denny lalu turun dari tribun.

“eh, ra. tunggu gue dong cantikkk......” 

KUPU & KURA LOVE STORY [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang