Prolog

5 1 0
                                    

Sungguh naif jika kamu berani berharap pada manusia

•••

Gadis itu terus saja menangis, memegang dadanya sesak, tangannya gemetar, tangisnya meraung-raung tak henti.

Temennya yang merasa iba terus saja berusaha menenangkannya, meskipun hasilnya nihil.

Bajunya sudah basah penuh air mata dan darah, semuanya hanya bisa diam mendengarkan isakannya.

Sakit sekali ujarnya dalam hati.

Akhirnya tubuhnya pun limbung, ia menutup matanya, tak kuat menahan sakit didadanya, ia pun tak sadarkan diri.

"Ambulance datang." ucap Caca memberitahu Galih untuk menggendong tubuh Namie yang sudah kritis.

•••

"Dimana dia? Jawab bego!" Teriak laki-laki itu kasar sembari menarik kerah baju temannya.

"Lo ga akan temuin dia lagi El, lo udah keterlaluan. Dia udah pergi jauh dari lo!" Jawab Rayhan.

Viel mengacak rambutnya kasar, ia benar-benar menyesal. Bulir air matanya terjatuh, dia menangis.

Rayhan yang tersulut emosi pun menarik kerah baju Viel dan menghadiahkan banyak sekali pukulan.

"Lo goblok el, keluarga gue udah percayakan dia sama lo tapi lo? Lo bangsat!"

Bughh, Viel hanya diam tak membalas ia terima rasa sakit yang tidak sebanding dengan sakit di hatinya.

Rayhan terduduk, ia lemas, tak sanggup menahan kakinya lagi. Viel sudah tersimpuh didepannya.

"Bahkan gue yang denger cerita lo aja ngerasakan sakit yang luar biasa, apalagi dia yang merasakan" Rayhan tersenyum.

"Gapapa, dia udah bahagia kok disana, selamat menghadapi penyesalan El."

Rayhan berdiri dan pergi meninggalkan Viel yang dipenuhi rasa penyesalan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ToxicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang