Sedih.
Kecewa.
Marah.
Kesal.
Semua perasaan bercampur menjadi satu dalam diri gue, jujur gue berat mengambil keputusan ini, tapi mau bagaimana lagi, gue hanya akan jadi duri dalam keluarga mereka.
Gue akuin gue salah, gue memang sampah, gue memang badjingan yang gak pantes berada di keluarga mereka.
Gue hanya anak buangan yang gak pernah mendapat kasih sayang dari figur orang tua, gue hanya anjing yang selalu di anjing-anjingin oleh orang lain.
Gue memang begini adanya, gue melakukan ini hanya untuk kesenangan semata, gue selalu mencoba membunuh rasa kesepian gue dengan cara itu, kelahi, tawuran, balapan, buat masalah, semua itu gue lakuin hanya untuk kesenangan dan supaya gue bisa melupakan sakit yang selama ini gue pendam.
Hidup sebatang kara di dunia ini sangat sakit bro, gak punya identitas, gak tau asal-usul, bahkan gak tau sosok kedua orang tua itu sangat sakit.
Gue selalu iri sama mereka yang selalu di sayang orang tua, kadang gue berpikir apa gue hidup cuma untuk melihat kebahagiaan orang lain! Gue iri, sangat-sangat iri.
Gue iri sama si Gagan, si Nino, si Abam, si Tari dan teman-teman gue yang masih punya orang tua, mereka selalu hadir saat acara kenaikan kelas di sekolah. Gue suka minder dan selalu memilih pergi menyendiri, walau pun kak Arin dan mamah salalu hadir menjadi wali gue, tapi jujur gue masih iri karna bukan kedua orang tua kandung gue yang datang buat menjadi wali gue.
Gue iri sama mereka! Apa salah hamba mu ini tuhan? Kenapa engkau lahir kan hamba kedunia hanya untuk menanggung beban ini? Apa salah hamba tuhan?
Ya... Gue salah, gue selalu salah, bahkan dimata keluarga si Gagan dan si Nino gue udah buruk. Gue yang gak tau apa-apa pun di salahkan dalam hal itu, di tambah gagal nya proyek Bima itu pun selalu salah gue, gue selalu di salah kan dalam segala hal, bahkan tanpa gue tau hal apa itu sebenarnya.
Dan ya... Sampah seperti gue lebih baik mati.
Mati, adalah jalan yang terbaik untuk mengakhiri luka yang selalu gue derita ini.
Hahaha.
Mati, mati, mati, mati, hanya itu cara terbaik melepaskan beban hidup gue yang sudah menumpuk.
Lebih baik gue nyusul ki Rexsa saja ke alam sana, beliau pasti sudah sangat rindu sekali dengan gue. YA... Lebih baik gue mati.
Tiinnnnnnnn
"Woy, cari mati lo? Yang bener lo bawa motor nya!"
Umpatan seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi gue. Gue gak pernah menghiraukan semua itu.
Perasaan gue kacau, hati gue hancur lebur tak tersisa.
Pikiran gue mulai terbang jauh ke atas sana, rasanya di atas sana lebih baik dari pada hidup napak di dunia ini, gue bisa bebas, bisa terbang kemana pun gue mau.
Hahahaha
Gue pengem hidup bebas dari beban di pundak gue.
Brukk
Tanpa gue sadari, motor gue menabrak sebuah truck dari arah berlawanan. Tubuh gue membentur bagian depan truck lalu terpental jauh dan terjatuh membentur aspal jalanan.
Sementara itu motor gue masuk ke dalam kolong mobil dan tersered beberapa meter, truck tersebut juga baru berhenti saat menabrak trotoar jalan dan pohon.
Tabrakan itu membuat suasana jalan menjadi macet, banyak orang-orang yang melihat kejadian tersebut, ada juga yang menelpon pihak berwajib dan ambilan, tapi kebanyakan dari mereka hanya mengambil gambar dan vidio untuk di bagikan di media sosial.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]
Teen FictionKEBAL SERIES # 1. BASIS ( END ) ( WARNING ) 18+ Konten dewasa, bijaklah menyaring kata-kata dan adegan dalam cerita ini. Cerita ini mengandung banyak sekali kata-kata kasar dan vulgar, banyak juga adegan brutal, vulgar, di tambah hot kiss di beberap...