19. Masih peduli

18 11 113
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Samuel berjalan di koridor kelas kimia, hendaknya ia mengumpulkan para tugas siswa-siswi di kelasnya mumpung ketua kelasnya tidak hadir dan dia sementara mengambil tugas.

"Samuel?" Suara merdu itu membuat Samuel terhenti, ia menoleh ke arah sumber suara yang kini tersenyum lebar untuknya.

"Sibuk yah? Ke kantin bareng yuk?" Tumben, Di sekolah mereka itu tidak akrab. bahkan, mereka sama sekali tidak dekat.

"Gue sibuk El, gue duluan!" Samuel berjalan tanpa menoleh ke arah Adel lagi, begitulah alasan Samuel selalu beralasan sibuk dan enggan menemuinya.

"Apa ini karena Randu? Gue gak tahu yah Sam, Lo itu kenapa sama Randu, kita ini apa sih sebenarnya?" Samuel yang mendengar itu hanya terdiam, tidak ada yang mesti ia jelaskan pada orang lain mengenai Randu dan dirinya meskipun Adel adalah sahabatnya.

Perlahan Samuel membalikkan badannya menatap Adel," Lo mau tau kita ini apa sebenarnya? Kita itu cuma sekedar teman dan gak lebih, gue juga gak suka orang yang selama ini memihak gue itu memihak orang lain," setelah mengatakan itu, Samuel berjalan meninggalkan Adel.

"Gue gak mau sekedar jadi teman buat Lo Sam!" Gumamnya.

***

Randu dan Nessa sekarang berada di perpustakaan fisika Paling bawah, mencoba mencari tahu lewat buku yang sekarang sudah berada di hadapan Randu.

"Lo yakin ini bukan sebuah jebakan?" Pikiran Randu kembali berputar dimana X-silent selalu berhasil mengurung mangsanya dalam sekali petik.

"Ini buku bokap gue? Dia yang nulis," Nessa menunjuk huruf besar yang berjudul X-silent.

"Gue tahunya X-silent itu ada pada ajaran baru 2018 kemarin," Mungkin ini sebuah kompolotan bukan individual, pikiran Nessa.

"Baca aja," Randu mengangguk mengikuti instruksi Nessa.

Buku itu sudah terlihat kusam karena sudah tersimpan lama tanpa di sentuh siapapun, namun ada satu hal yang mereka kesalkan.

Bagian 6 halaman pertama dan bagian 7 halaman ke tiga hilang seperti di robek oleh orang lain, keduanya saling tatap menyalurkan argumentasi mereka melalui pikiran.

"Apa sebelum ini, X-silent udah pernah baca buku ini?" Itu pertanyaan Nessa yang ingin ia lontarkan tapi, keduluan oleh Randu.

"Kata Lo ini bokap Lo yang nulis, apa boleh Lo telpon dan tanyakan tentang buku ini?" Itu juga kalau bisa, akhir-akhir ini ayahnya selalu sibuk dan tidak bisa di hubungi.

"Sebulan lagi ayah akan pulang, dan akhir-akhir ini dia juga lagi sibuk, aku takut ganggu," Randu menghela nafas, ia masih merasa sedikit yakin jika X-silent mencoba menjebak dirinya.

X-Silent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang