-Hinata-
Aku duduk sambil mengangkat dagu tinggi, menatap semua orang yang ada disini dengan cermat. Memperhatikan setiap detail pergerakan mereka, aku tidak ingin salah mengambil keputusan yang mungkin bisa berakibat buruk untuk Konoha.
Shino duduk dengan tenang disebelah kanan-Ku, dan Kiba juga ada disebelah kiri-Ku, Akamaru yang mulai tumbuh duduk dibawah dengan tenang.
"Aku Temari, perwakilan dari desa Suna." Aku menganggukkan kepala, menatap Temari dari atas sampai bawah secara diam-diam.
"Hyuuga Hinata, perwakilan Desa Konoha."
Aku memperkenalkan diri dengan santai, meskipun sedang membahas hal yang merepotkan, bukankah alangkah baiknya kita melakukannya dengan santai?
Permasalahan hanya bisa diselesaikan dengan kepala dingin, bukan?Aku bisa melihat Temari tersenyum miring, aku ikut tersenyum, tidak! Lebih tepatnya menyeringai tipis. Kita punya pemikiran yang sama untuk masing-masing.
Menarik.
Temari dan Hinata (lama) pernah bertemu sebelumnya di Ujian Chunnin, meskipun mereka tidak pernah berbincang. Sedangkan untuk Hinata (baru) ini adalah pertama kalinya. Cukup canggung awalnya, ditambah dengan aura kedewasaan yang menguar dari tubuhnya.
"Baiklah, Hyuuga-san. Mari kita mulai." Aku tersenyum mendengarnya.
"Bisakah kau memanggilku dengan Hinata saja? Atau buatkan satu panggilan untukku." Aku bisa melihat raut bingung diwajahnya.
"Kau seperti memanggil seluruh klan ku Temari-san."
Temari tertawa kecil, dia mengangguk pelan sambil tersenyum padaku.
"Baiklah, Hinata-san."
*****
"Kita harus segera memulainya." Gaara berucap, memotong pembicaraan antara Hinata dan Temari yang pastinya akan lama.
Hinata berdehem singkat, "Baiklah, mari kita mulai dengan ekspor barang dari Konoha ke Suna." Ucap Hinata sembari membuka berkasnya.
Temari mengangguk, dia juga mulai membuka berkasnya.
"Kami ingin Konoha mengizinkan adanya ekspor untuk bahan seperti sayuran. Kami akan membeli dan membayar pajak sesuai dengan yang ditentukan."
Hinata mengangguk mengerti, dia mulai melakukan kalkulasi di otaknya. Keadaan desa Suna memang tidak memungkinkan untuk mereka mendapatkan banyak sayuran segar, tapi membawa sayuran hingga ke Suna dengan keadaan tetap segar juga bukanlah hal mudah.
"Kami mengerti, tapi untuk masalah segar atau tidaknya sayuran..." Hinata menjeda kalimatnya sejenak sambil menggeleng.
"Kami tidak bisa berjanji, kami harus melakukan sesuatu untuk itu. Tapi tenang saja, kami akan membicarakannya dengan Hokage-sama dan Shikaku-san untuk hal itu."
Temari mengangguk, "lalu tentang..."
~~Sugar~~
"Aku tidak tahu bahwa kau sangat berani mengungkapkan pendapatmu, Hyuuga-san." Ucap Temari yang sedang duduk dihadapan Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reborn as Hyuuga Hinata
ФанфикHidup hanya sekali. Mahiru sudah mendengar kalimat berisi 3 kata itu berulang kali. Tapi dia masih berharap untuk bisa hidup lagi di dunia lain setelah mati, seperti Novel-novel ber-genre transmigrasi yang dia baca. "Aku mati?" Gumaman Lirih itu dia...