Chapter - 8

1.8K 136 53
                                    

Yang Telah Merelakanmu
- - - - -
Seharusnya tidak ada dia di antara mereka. Namun nyatanya, ketulusan dibalas dengan pengkhianatan.

Memang terkadang, orang yang membuatmu jatuh dan mencinta adalah orang sama yang pada akhirnya membuatmu jatuh dan terluka.

Ini memang takdir yang menyakitkan. Tetapi, tidak pantas untuk dipersalahkan.
- - - - -



[STORY & CHAT ROOM SASUFEM!NARU]
Character © Masashi Kishimoto
Story by Hana Dwinov
Genre : Drama, Hurt/Comfort, Angst
Rate : General

UPDATE SETIAP HARI, In Syaa Allah ^^



CATATAN : Silakan ZOOM bagian chatting jika dirasa agak blur.



Kedatangan Sasuke serta ciuman dan pelukan yang pria itu berikan benar-benar tak pernah Naruto bayangkan sebelumnya. Siapa juga yang menduga bahwa Sasuke akan menemuinya? Apalagi ini sudah malam.

Dan nyaris saja Naruto terlena atas perlakuan Sasuke dengan hampir membalas pelukannya jika bayangan wajah Hinata tak muncul dalam benak. Hingga akhirnya Naruto mendorong tubuh Sasuke agar menjauh. Ya, dia sadar, dia tak boleh terbuai. Meski dia memang merindukan Sasuke, tapi bukan berarti dia harus menerima begitu saja setiap perlakuan hangat Sasuke padanya.

Tetapi, walau Naruto bersikap penuh penolakkan, Sasuke tak ingin menyerah. Dia tetap bersikeras untuk tetap berada di sisi sang mantan.

"Eh, Sasuke ...?" Suara Kushina mengalihkan atensi Naruto dan Sasuke. Mereka menoleh, menatap ke arah pintu ruangan, di mana Kushina baru saja masuk. "Kau di sini rupanya."

"Apa kabar, Ibu?" Sasuke mendekati Kushina lalu memeluknya dengan dekapan lembut.

Kushina balas memeluk meski sebenarnya dia bingung; Kenapa Sasuke bisa ada di sini? Bukankah pria itu sudah berpisah dengan putrinya? Ah, atau Sasuke memang hanya sedang membesuknya saja?

"Kabar baik," sahut Kushina kemudian sembari melepas pelukan. "Bagaimana denganmu sendiri? Sudah begitu lama ya, kita tidak bertemu."

Sasuke tersenyum tipis, "Kabarku juga baik."

Ingin sekali Kushina bertanya tentang hubungannya dengan Naruto, tetapi dia tahu ini bukan saat yang tepat, terutama kala melihat raut wajah Naruto yang tidak tampak senang akan kehadiran Sasuke.

"Apa Ibu akan bermalam di sini untuk menjaga Naru?"

Kushina mengangguk, "Tentu saja. Jika bukan aku, siapa lagi?" Ya, memang benar. Bila bukan Kushina, siapa lagi yang akan menjaga Naruto? Sebab, Minato sangat tidak bisa diandalkan. Setiap pulang bekerja, Minato malah menghabiskan malam bersama teman-temannya untuk mabuk dan selalu pulang di pagi hari. Kushina sudah tak mengerti lagi dengan jalan pikiran sang suami.

"Aku saja." Sasuke berseru tegas namun sopan. "Biar aku yang menjaga Naru. Lebih baik Ibu pulang saja dan tidur di rumah."

Mendengar hal itu tentu saja Naruto terkejut. "Tidak. Aku tidak mau ditemani olehmu. Kau lah yang harus pulang dari sini."

Sasuke menipiskan bibir. Baru kali ini dia menerima penolakkan dari Naruto. Padahal dulu Naruto selalu senang bila dia ada di sisinya.

"Iya, tidak perlu." Kushina menimpali sembari tersenyum canggung. "Kau pasti lelah."

Yang Telah MerelakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang