PROLOG

7.2K 403 60
                                    

Tampak seorang lelaki bertubuh tegap sedang duduk di kursi kebesarannya seraya menggerutu kecil, ia butuh sedikit pemanis untuk menyegarkan pikirannya yang sedang suntuk.

"Dion ! antarkan kopi saya seperti biasa, 10 menit dari sekarang! "

Tegas. Datar. Lugas

Rajendra Putra Bhadrika namanya, bossy dan galak julukannya, sifat perfeksionis dalam dirinya kadang terlalu membuat orang pusing tujuh keliling untuk menghadapi segala sikap menyebalkan dari bos besar yang sialnya tampan.

Bahkan mamanya sendiri sudah angkat tangan untuk menanggapi anak laki lakinya ini, dan Dion adalah target Rajendra berikutnya, menjabat sebagai sekretaris sekaligus asisten Rajendra membuat Dion merasa akan pecah kepala.

Salah sedikit saja kupingnya harus siap menerima omelan pedas, seperti ini contohnya.

"Permisi pak, ini kopinya" Dion meletakkan cangkir kopinya di meja atasannya.

"Sopan santun kamu dimana Dion? Apakah saya sudah mempersilahkan kamu masuk? Apa kamu sudah mengetuk pintu saya sebelumnya?"

Kalimat pedas terlontar begitu saja dari mulut bos besar ini tanpa melirik Dion sedikitpun, Dion hanya menghela nafas sabar.

Bagaimana bisa Dion mengetuk pintu kalau tangannya sibuk memegang banyak berkas dan kopi, sedangkan dirinya hanya diberi waktu 10 menit untuk membuat dan mengantarkan kopi, sepertinya ini memang waktu yang pas untuk membicarakan masalah asisten pribadi kepada atasannya.

"Maaf saya lancang pak, lain kali saya tidak akan mengulanginya"

"Memang tidak sepatutnya kamu berani mengulangi hal tersebut."

Dion memaksakan senyumnya, mentalnya benar benar diuji disini.

"Pa Jendra bolehkah saya berbicara dengan bapak?" Dion bertanya hati hati.

Rajendra tersenyum tipis, menyeruput sedikit kopinya dan mengangguk kecil.

"Santai yon, ngaceng gua liat lo ketar ketir kaya tadi"

"AH SIALAN LO NDRA ! lo juga sih gegayaan pake formal segala, gua kagok lah kampret"

"Sengaja, pengen ngerjain lo aja hari ini, tapi gua serius kalo mau masuk ke ruangan gua sopan dikit, disini gua atasan lo"

Rajendra mengangkat bahunya acuh dan melanjutkan menikmati kopinya,sedangkan Dion sibuk mengumpati sahabatnya yang sialnya juga bosnya sendiri.

"Iye maaf bos, oh iya gua mau ngusulin, kita rekrut asisten pribadi aja ya ndra buat lo, jangan mikir aneh aneh bukannya gua gamau jadi asisten lo atau gimana tapi jujur ndra gua kewalahan ngerjain ini semua"

Rajendra menatap Dion seksama, sedikit rasa bersalah muncul dalam dirinya, Dion memang bisa dihandalkan tapi Dion tidak bisa jika mengerjakan seluruh pekerjaan dalam waktu yang bersamaan, terpaksa dia menyetujui usulan Dion ini.

"Oke tapi harus yang bener, yang tahan banting sama gua, yang bisa masak, yang ga jorok, yang bisa jaga sikap, attitude baik, sekalian tau semua selera gua"

Dion menganga, Rajendra ini ingin merekrut asisten atau merekrut pendamping hidup? Tapi apa salahnya mencari bukan? Semoga saja ada yang masuk di kriteria yang disebutkan oleh bos tengilnya ini.

Dan karena itu, semesta akan mempertemukan kedua hati yang berbeda dengan segala rencana tuhan yang masih rahasia.

***

So, are u ready guys to read my first story ?

MY ARROGANT BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang