20 - Brother

6 2 0
                                    

Algieba saat ini sudah berada di apartemen miliknya lalu ia segera menjatuhkan diri ke kasur. Belum lama ia memjamkan mata, Algieba mendapatkan panggilan dari seseorang yang nomornya ia simpan dengan emoticon love. Ia dengan cepat langsung menerima telepon itu sambil memasang raut wajah yang bahagia.

"Halo?" tanya Algieba kepada seseorang yang ia hubungi.

"..."

"Kenapa harus ketemu disana? ditempat lain aja."

"..."

"Oke-oke tar gua kesana."

"..."

"Oke, see you."

Setelah Algieba mematikan sambungan teleponnya ia langsung bergegas untuk menghampiri seseorang yang barusan menghubunginya.

Akhirnya dia ngajak ketemu duluan, batin Algieba senang.

Algieba saat ini telah sampai disebuah gedung tua yang berada tak jauh dari apartemennya. Lalu ia dengan senangnya langsung membuka pintu dan segera masuk. Algieba mencari kesana-kemari seseorang yang ia tunggu sampai beberapa kali meneleponnya tetapi tidak ada jawaban.

BRAK!

"Gua udah bilang lo jauhin Ara, anjing." tiba-tiba suara khasnya terdengar ke telinga Algieba. "Gua udah bilang lo jangan pernah muncul lagi di depan Ara." teriaknya.

Algieba menoleh dan terkejut ternyata pertemuan hari ini seperti pertemuan yang sebelumnya, tidak berjalan dengan baik.

"Bang, lo masih gabisa maafin gua?" tanya Algieba dengan suara putus asa.

"Cukup masa lalu gua aja yang keluarga lo ancurin, gua gamau Ara juga ancur gara-gara lo." ucap pria di depannya dengan nada yang dingin dan nafas terengah-engah.

"Bang gua udah minta maaf berulang kali tentang permasalahan itu." ucap Algieba sambil gemetar. "Gua gabisa kalo harus ngumpet dan ninggalin Ara lagi bang." ucap Algieba lagi.

"Gua gamau nerima permintaan maaf lo dan bokap lo." ucap pria itu lagi dengan nada serius.

"Bang gua adek lo." ucap Algieba parau.

"Jangan berharap." ucapnya. "Gara-gara lo, Ara jadi sengsara bangsat." lanjut pria itu sambil mengeluarkan nada yang tinggi.

Ara kenapa? Tanya Algieba terkejut.

"Bang—..." belum selesai Algieba berbicara, tiba-tiba pria itu sudah meraih kerah baju Algieba dan memukul rahang miliknya sampai membuat ia tersungkur ke lantai, sedangkan Algieba hanya diam saja tidak membalas sedikitpun pria yang sedang memukulnya.

"GARA-GARA LO LAHIR, GUA HAMPIR MATI ANJING." teriak pria itu emosi tak tertahankan.

"Bang gua harus apa lagi biar lo maafin gua." tanya Algieba sambil menahan sakit karena luka di mukanya.

"Jauhin Ara!" ucap pria itu tegas. "Gua sekarang cuma bisa berharap sama Ara." ucap pria itu lagi lalu berdiri dan meninggalkan Algieba yang sudah babak belur.

"ANJING." teriak Algieba kencang dan membuat gedung tua itu bergema.

Algieba meraih handphone dan segera menghubungi teman-temannya digrup untuk menjemputnya sekarang juga.

Setelah Algieba beberapa saat menunggu, akhirnya mereka datang dan langsung membopong badan Algieba lalu dibawanya ke mobil.

"Al lo kenapa?" tanya Zayn panik.

DarahmeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang