"WOW!" Pete Crenshaw berseru kagum. Baru sekali itu ia melihat "Sky Village"-atau "Desa Langit". "Tempat ini, lingkungannya seperti yang biasa nampak dalam film. Mestinya di tempat ini dibuat film!"
Bob Andrews berlutut di samping Pete, di bak belakang mobil pick-up. "Tapi yang jelas, bukan film Mr. Hitchcock," katanya, sambil memandang berkeliling. "Kota ini terlalu berkesan sehat-tidak cocok untuk dijadikan lokasi pembuatan film misteri."
Kini Jupiter Jones pun ikut berlutut di samping Bob. Ia bertopang dengan kedua lengan bawahnya pada pinggiran bak.
"Mr. Hitchcock tahu, misteri bisa terjadi di mana saja," katanya mengingatkan kedua temannya. "Tapi kau memang benar, Bob. Kota ini kesannya terlalu baru. Tidak kelihatan wajar."
Mobil yang mereka tumpangi mendaki jalan yang curam, dan melewati sebuah toko yang menjual peralatan olahraga ski. Toko itu dibuat dengan meniru bentuk pondok kayu daerah pegunungan Alpen, di Eropa Tengah. Di samping toko itu ada sebuah hotel kecil, dengan atap rumput tiruan. Baik toko maupun hotel itu tutup, karena saat itu sedang musim
panas. Daun-daun jendela kayu yang dicat biru terang menutupi jendela- jendela sebuah restoran bergaya Swiss. Nampak beberapa orang berjalan dengan santai di trotoar yang diterangi sinar matahari. Di sebuah tempat penjual bensin, seorang pegawainya yang mengenakan seragam kerja dari kain jeans yang sudah luntur nampak sedang tidur- tiduran sambil duduk di sebuah kursi.
Mobil dibelokkan memasuki tempat penjualan bensin itu, lalu dihentikan di dekat salah satu pompanya. Hans dan Konrad ke luar dari kabin.
Kedua pemuda bangsa Jerman itu sudah bertahun-tahun bekerja pada Bibi Mathilda dan Paman Titus, suami-istri keluarga Jupiter yang memelihara anak itu. Hans dan Konrad bertugas memilih-milih, membersihkan, dan kemudian menjual barang-barang yang dibeli Paman Titus, untuk dijual kembali di "Jones Salvage Yard". Mereka selalu datang ke tempat kerja dengan pakaian rapi. Tapi belum pernah serapi hari itu. Hans mengenakan baju santai yang sedikit pun belum menampakkan kerut. Padahal perjalanan dari Rocky Beach, lewat Lembah Owens, dan kemudian naik ke desa Sky Village di lereng pegunungan Sierra Nevada yang selama musim dingin merupakan tempat berolahraga salju dan es, tidak bisa dibilang dekat. Celana Konrad masih licin setrikaannya, dan sepatunya mengkilat.
"Mereka ingin tampil rapi, kalau nanti berjumpa dengan Anna, sepupu mereka," bisik Bob pada Jupe. Jupiter mengangguk sambil tersenyum. Sementara ia bersama kedua temannya memandang dari bak belakang mobil, kedua pemuda Jerman bertubuh kekar itu menghampiri pegawai pompa bensin yang sedang tidur-tiduran. "Maaf, Pak," sapa Hans.
Pegawai itu mendengus, lalu mengangkat kelopak matanya.
"Maaf, saya ingin bertanya-di manakah tempat tinggal Anna Schmid?" tanya Hans lagi.
"The Slalom Inn?" Orang itu berdiri, lalu menunjuk ke arah deretan pohon tusam yang memagari jalan. "Terus saja sampai melewati pohon- pohon itu. Nanti Anda akan melihat sebuah rumah putih, di sebelah kiri. Anda tidak mungkin keliru, karena itu rumah paling ujung, sebelum jalan membelok ke arah tempat perkemahan."
Hans mengucapkan terima kasih. Ia berbalik, hendak kembali ke mobil. "Anna tahu bahwa Anda akan datang?" tanya pegawai pompa bensin. "Beberapa jam yang lalu, aku melihatnya lewat naik mobil, menuju ke arah Bishop. Kurasa ia sekarang belum kembali dari sana." "Kalau begitu kami tunggu saja," kata Konrad.
"Tapi mungkin akan lama," kata orang itu. "Hampir segala-galanya di Sky Village sini ditutup selama musim panas. Jadi kemungkinannya Anna pergi ke Bishop untuk berbelanja."
"Kami sudah biasa menunggu," kata Konrad dengan riang. "Sejak masih sama-sama kecil di tanah air dulu, kami tidak pernah lagi berjumpa dengan dia. Itu sewaktu kami belum pergi ke Amerika Serikat." "Wah," kata orang itu, "teman lama dari kampung, rupanya! Anna pasti senang, melihat kalian nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
(20) TRIO DETEKTIF : MISTERI GUNUNG MONSTER
Science Fiction"Ada kasus baru lagi untuk Trio Detektif," katanya kita akan menyelidiki suami orang. itu akan aneh!!!! Alih bahasa by Agus Setiadi .Edit & Convert: inzomnia http://inzomnia.wapka.mobi