BAB 2 KEJUTAN ANNA

102 20 4
                                    

"CEPAT, katakan-apa yang sedang kalian lakukan di sini?" Laki-laki yang berdiri di dekat tangga itu menggerakkan senapan yang dipegangnya dengan sikap tidak sabar. Pete langsung mengendap.

Laki-laki itu maju beberapa langkah. Orang itu tinggi dan berbahu bidang, dengan rambut lebat berwarna coklat tua. Matanya menatap tajam, dengan sinar yang sangat dingin. Senapannya diacungkan ke arah kelompok yang berkumpul di dekat pintu kantor.

"Ayo bicara!" tukasnya sekali lagi dengan sikap mengancam. "Anda-Anda siapa?" kata Konrad, tanpa melepaskan matanya dari senapan yang teracung.

Laki-laki itu tidak menjawab. Ia mengulangi pertanyaannya. "Kenapa kalian masuk ke situ? Tidak lihat tulisan dilarang masuk? Aku sepantasnya-"

"Nanti dulu!" Suara Jupiter Jones memotong kalimat orang yang marah- marah itu. Jupiter menegakkan tubuhnya selurus mungkin. "Ada baiknya jika Anda memberi penjelasan," katanya dengan nada seangkuh mungkin. "Apa?"

"Tempat ini nampaknya habis digeledah," kata Jupe. "Ada kemungkinan polisi akan ingin tahu apa yang Anda lakukan di sini, dan apa sebabnya Anda begitu cepat main senapan."

Padahal Jupiter sebenarnya sadar, keadaannya saat itu tidak memungkinkan dia memanggil polisi. Namun sikapnya yang begitu mantap nampak membingungkan laki-laki yang memegang senapan itu. Kening orang itu berkerut. Diturunkannya laras senapan, sehingga mengarah ke lantai.

"Kau hendak memanggil polisi?" katanya.

"Rasanya itulah yang sebaiknya," kata Jupe dengan gayanya yang berwibawa. "Tapi di pihak lain, mungkin lebih bijaksana jika kita tunggu dulu sampai Miss Schmid sudah kembali dari Bishop. Biar dia sendiri yang mengajukan pengaduan."

"Miss Schmid?" kata orang itu. Kemudian ia tertawa. "Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui rupanya," katanya.

Saat itu terdengar bunyi pintu mobil ditutup di luar, disusul langkah bergegas-gegas di serambi. Pintu depan terbuka, dan seorang wanita bertubuh jangkung masuk. Ia membawa kantung kertas berisi belanjaan. "Kusine* Anna!" seru Hans. Ia memakai bahasa Jerman. (fn=sepupu) Wanita yang baru masuk itu tertegun. Mula-mula ia memandang laki-laki yang memegang senapan, lalu berpindah menatap Hans dan Konrad, lalu akhirnya Jupe serta kedua temannya. Setelah itu kembali lagi pada laki- laki yang memegang senapan.

"Sepupu Anna?" kata Hans sekali lagi, kini dengan nada bertanya. "Sepupu Anna?" kata laki-laki bersenapan dengan heran, lalu menyambung, "Astaga! Kalian berdua rupanya Hans dan Konrad, dari Rocky Beach! Aku tadi tidak mengenali, karena tampang kalian berbeda dari foto-foto yang ditunjukkan Anna padaku. Kenapa tidak bilang apa- apa? Untung saja kalian tadi tidak kutembak!"

"Anda teman Anna?" tanya Konrad.

"Bisa dibilang begitu," jawab laki-laki itu. "Kau rupanya tidak mengabari sepupu-sepupumu, Anna! Padahal kau kan sudah berjanji, sebelum kita pergi ke Danau Tahoe."

"Aduh, Hans dan Konrad!" Wanita itu meletakkan kantung belanjaannya ke atas meja. Satu tangannya merapikan letak kepangan rambut pirangnya yang dililitkan melingkari kepala. Setelah itu ia tersenyum lebar. "Hans dan Konrad!" Diulurkannya kedua belah tangannya ke arah Hans yang datang menghampiri. Hans mengecup pipi wanita itu.

"Sudah begitu lama kita tidak berjumpa," kata wanita itu.

Konrad mendorong Hans dengan sikunya ke samping, lalu mengecup pipi wanita itu pula.

"Dan coba lihat kalian sekarang-sudah besar-besar, sampai tak kukenali lagi," kata wanita itu, yang mestinya Anna Schmid. Diperhatikannya kedua pemuda Jerman yang berdiri di depannya, silih berganti. "Tidak- biar kalian sudah mengirimi aku foto-foto kalian, aku tetap saja tidak bisa mengetahui mana yang Hans, dan mana Konrad." Suaranya hangat, dan bernada riang. Bicaranya cepat, nyaris tidak berlogat Jerman.

(20) TRIO DETEKTIF : MISTERI GUNUNG MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang