How can i move on?
When i'm still fall in love with you-the script-
The man who can't be moved***
Iqbaal buru-buru mengeluarkan mobil dari garasi kantornya. Masih jam setengah 8 malam, masih sempat, pikirnya. Untungnya, tol menuju Bandung tidak terlalu macet malam ini, Iqbaal menyetir sendirian sambil mendengarkan lagu - lagu dari playlist di ponselnya, yang sebenarnya adalah lagu-lagu kesukaan Sasha, atau Lia, ia lebih suka memanggilnya begitu.
Sekali ia berhenti di rest area, istirahat sebentar, membeli kopi dan cemilan supaya tidak mengantuk, lalu segera melanjutkan perjalanan untuk menemui LiaIqbaal tidak mau membuang - buang waktu. Sudah terlalu lama dia dan Lia terjebak dalam kesalahpahaman, yang sedikit banyak penyebabnya adalah dirinya sendiri.
Dan sekarang ia pikir adalah waktu yang tepat untuk menyelesaikan kesalahpahaman mereka selama ini. Tepatnya karena baru sekarang ia menyadari siapa sebenarnya yang selalu ada di hatinya.
Pukul 21.40, Iqbaal sudah sampai di Bandung
Cepet juga gue udah sampai, padahal tadi kayanya ga ngebut - ngebut amat.
Iqbaal memberhentikan mobilnya di pinggir jalan, membuka ponsel dan melihat kembali alamat hotel tempat Lia menginap yang di kirim Kak Irma dari whatsaap. Sepertinya tidak terlalu jauh dari sini. Percayalah, untuk tau dimana Lia berada, ia seperti meminta kode rahasia negara yang tidak boleh di bocorkan. Iqbaal harus membujuk Kak Irma, nyaris memohon dan janji tidak akan membuat Lia menangis, walaupun ia sendiri tidak yakin bisa menjamin Lia tidak akan menangis setelah mendengar penjelasannya nanti, tapi setidaknya, kalaupun Lia sampai menangis, dia berharap itu adalah tangisan ke-lega-an meskipun bukan tangisan bahagia.
Dalam 10 menit Iqbaal sudah sampai di hotel tempat lia menginap, makin dekat menemui Lia, ia semakin deg - degan. Iqbaal sudah memastikan melalui kak Irma kalo Lia ada di kamarnya. Sebenarnya kak Irma juga sedang bersama Lia pada saat itu, tapi karena Iqbaal ngotot harus bertemu Lia sekarang juga, kak Irma memutuskan untuk membantunya dengan meninggalkan Lia sendirian, berpura - pura punya urusan lain dan harus pergi sebentar. How i'm lucky today, alhamdulillah.. Thanks kak Irma..
Sampai di receptionist, ketika Iqbaal mengatakan dia harus menemui Lia, petugas hotel langsung memberikan acces card menuju kamar Lia, ia tau kak Irma sudah mengatur semuanya. Mungkin sebelum pergi tadi, Kak irma sudah memberi pesan kepada pihak hotel, kalau nanti Ia akan datang. Sekali lagi terima kasih atas bantuanya kak Irma.
Buru - buru ia mengambil acces card itu dan lari menuju lift, lalu menekan tombol 11, lantai dimana Lia berada.
Beberapa menit di dalam lift terasa begitu lama. Jantungnya sudah tidak karu - karuan rasanya. Tangannya dingin. Dan yang ada di kepalanya saat ini hanyalah Lia.Iqbaal tidak tau harus ngomong apa untuk menyapa Lia nanti, mengingat selama beberapa tahun belakangan ini ia dan Lia tidak pernah saling bicara. Diam - diam Iqbaal kangen hubungan mereka bisa sehangat dan sedekat dulu lagi.
iqbaal keluar dari lift dengan perasaan yang tidak bisa Ia deskripsikan. Perasaannya senang, sebentar lagi ia akan bertemu dengan Lia, tapi ia juga takut. Berbeda dengan saat mereka shooting, yang semuanya di lakukan berdasarkan skenario, kali ini, Ia tidak bisa memprediksi reaksi apa yang akan Lia berikan nanti ketika dia menjelaskan semuanya. Tiap langkahnya menuju Lia rasanya ringan, tapi jantungnya rasanya mau copot.
Sampai di depan pintu kamar Lia, Iqbaal menarik napas dalam, dan dia tidak lupa mengucap bismilah, berharap semuanya baik - baik saja.
Ting tongg..
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH
FanfictionMeskipun hubungan mereka tidak pernah pasti, Sasha dan iqbaal tahu mereka masih saling sayang. Kali ini iqbaal memberanikan diri untuk menyatakan perasaannya (sekali lagi) kepada Sasha. Apa yang akan di lakukan Iqbaal? Apakah hubungan mereka bisa ke...