"Baiklah anak - anak sebelum kita menutup pelajaran hari ini, ibu akan memberikan tugas kelompok. Kalian miss beri tugas untuk membuat makalah dan soal beserta jawaban mengenai Teori Konspirasi Hollow Earth atau kehidupan yang ada di dalam inti bumi." Ucap Miss Irene yang membuat seluruh murid kelas 11 IPA-1 mendesah kecewa.
"Di sini miss akan membagi kalian semua masing - masing menjadi 6 kelompok."
"Kelompok pertama Mina, Sana, Changbin, Felix, Yoshi dan Hyunsuk."
"Kelompok kedua......"
"Dan kelompok terakhir Lucas, Taeyong, Mark, Ten, Doyoung dan Hendery."
"Miss beri waktu kalian 3 hari untuk menyelesaikan tugas ini."
"Ahh miss itu terlalu cepat!." Protes beberapa anak namun tidak di pedulikan oleh Miss Irene.
"Sekian pelajaran kita hari ini, terima kasih atas perhatiannya dan sampai jumpa lagi minggu depan."
"Jangan lupa tugas kelompoknya di kerjakan dan kalian bisa istirahat sekarang." Miss Irene pun pergi meninggalkan kelas dengan bisik - bisik beberapa murid yang masih terdengar tidak terima dengan tugas yang tadi Miss Irene berikan.
Setelah Miss Irene meninggalkan kelas, Ten dan Doyoung menghampiri meja Taeyong untuk membahas rencana kerja kelompok mereka. "Jadi kapan dan di mana?." Tanya Lucas membuka suara.
Taeyong terlihat berpikir sebentar. "Bagaimana kalau nanti malam saja di rumah ku?."
"Apa tidak merepotkan jika kita mengerjakan tugasnya di rumah mu?."
Taeyong pun menggelengkan kepalanya. "Tentu saja tidak, lagi pula rumah ku juga sepi karena orang tua ku sedang pergi ke luar negeri."
"Baiklah kalau begitu aku setuju, bagaimana dengan yang lain?." Ten menatap satu persatu teman sekelompoknya untuk meminta persetujuan.
"Aku setuju!." Lucas menganggukkan kepalanya kemudian di ikuti oleh yang lainnya.
Pandangan Ten pun berhenti kala mendapati sosok Mark yang sedari tadi hanya diam saja. "Bagaimana Mark, apa kau juga setuju?."
"Terserah!." Singkat, jelas dan padat.
"Nanti kita berangkat bersama ya?. Aku dan Doyoung kan tidak tahu rumah Taeyong ada di mana."
Mark merotasikan matanya malas. "Kalian berdua ini seperti tidak memiliki aplikasi google maps saja."
Ten berdecih sambil mengalihkan pandangannya dari Mark. "Aku tidak sedang berbicara dengan mu dasar manusia semangka!."
"Biar saja manusia semangka, dari pada kau cabe Thailand!."
Mendengus kesal, Ten menatap Mark tajam dan mengangkat dagunya seolah menantang Mark untuk bertengkar. "Hey, apa maksud mu mengatai ku seperti itu?!."
"Tidak ada maksud apa - apa. Lagi pula kenapa kau marah?. Ingatlah Ten, kau yang mengatai ku lebih dulu. Aku di sini hanya untuk membalas ucapan mu dan yang aku katakan itu seratus persen kebenaran, karena kau memang cabe Thailand, genit dan murahan. Jadi kau tidak perlu berlebihan seperti itu." Balas Mark enteng yang justru semakin menyulut emosi Ten.
"Kau!." Ten menghampiri bangku Mark, mengangkat jari telunjuknya tepat di wajah si laki - laki dominan.
Merasa tidak terima, Mark bangkit dari posisi duduknya. Lelaki dominan itu pun menatap Ten dengan tak kalah tajamnya. "Apa?!."
Jengah dengan pertengkaran Mark dan Ten, Taeyong yang awalnya duduk tenang lantas menghampiri mereka berdua dengan niat untuk melerai pertengkaran di atara keduanya. "Sudah jangan bertengkar, kalian ini seperti anak kecil saja!."
KAMU SEDANG MEMBACA
Distance (Markyong) // On Hold
FanfictionMencintai mu tidak akan pernah semudah itu, dinding tinggi yang kau bangun di hati mu seolah menyadarkan ku bahwa kau memang tidak akan pernah bisa menjadi milik ku. Aku sudah berusaha dengan sekuat tenaga, mencoba meluluhkan hati mu dengan seluruh...