Keping 62.A : Bang Sanul Lora Cuman Buat Lora

3.5K 302 57
                                    

Happy reading

.................

Tidak butuh waktu lama Ikhsan keluar dari kamar mandi. Tentu saja dengan keadaan yang jauh lebih segar, jauh lebih wangi.

Lelaki tampan nan usil itu hanya mengenakan sepotong celana selutut dan kaus hitam tanpa lengan dengan rambut dan wajah yang masih terlihat basah.

Jika Ikhsan dengan gaya formal, berkemeja, celana panjang dan rambut sisir rapi mampu melelehkan banyak hati gadis di kampusnya, coba bayangkan berapa banyak yang menggelinjang gila kalau memiliki kesempatan untuk melihat betapa berbedanya Ikhsan setelah keluar dari kamar mandi. Ah, Lora menang banyak. Sudahlah.

Sekeluarnya dari kamar mandi, siapa lagi yang dicari si tampan kalau bukan kelinci gradak-gruduknya yang gemar main kekerasan ha? Maka dengan sorot mata tajam, Ikhsan mengitari seluruh ruangan, termasuk bagian tengah ruangan tempat Lora duduk tadi.

Ikhsan terkejut saat mendapati wanitanya tak lagi duduk di sana. Hilang.

Namun keterkejutan si tampan hanya bertahan beberapa detik, karena setelah mengalihkan pandangannya ke arah lemari buku, perempuan dengan rambut panjang sepinggang yang ia cari-cari ternyata sedang duduk menikmati cilok bakar dan martabak dengan khusuknya di kursi dekat lemari buku itu.

Mengatur langkah besar-besar, si tampan tanpa ragu menghampiri istrinya, tak bersuara langsung merangkul sang istri dari belakang dengan lengan panjangnya, menggulung leher Lora bulat-bulat. Kemudian mengecup pelan sudut mata sang istri sambil berucap lembut, "saya kira kamu ke mana, ternyata ada di sini."

Lora yang tak menyangka bahwa Ikhsan akan menghampirinya dengan cara seperti itu hanya bisa menahan geli pada perutnya, lalu memberanikan diri mengangkat tangannya untuk memegangi lengan Ikhsan.

Mereka terpilin dan bertaut dengan mesranya. Memamerkan betapa uwunya mereka. Mana cincin keduanya melingkar syahdu lagi di jari. Hadeeeuh!

"Wanginya lagi lakik orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wanginya lagi lakik orang." Lora berceletuk renyah, memperlihatkan pada Ikhsan wajah sumringahnya.

Ikhsan menautkan alisnya, melepas dengan cepat rangkulannya pada leher Lora. beralih memegang erat pundak si lesung pipi dengan wajah serius, "suami orang? Bukan suamimu?"

Lora tersenyum lebar, mengangkat sebelah alisnya. "Bukan."

"Lora..." Ikhsan memanggil nama istrinya lirih dengan bibir yang bertaut.

"Apa suaminya orang?" Lora bertanya nakal. Menyibakkan tangan Ikhsan yang nangkring di pundaknya.

Ikhsan manyun tak kira-kira, wajahnya berubah jadi masam atas kata-kata sang istri. "Saya ngantuk. Saya lelah. Kamu mau tidur atau begadang, terserah kamu."

Lora tertawa tanpa kontrol, bahu si lesung pipi berguncang hebat. "Bang Sanul yang katanya idola banyak cewek itu ternyata lemah mental ya orangnya. Digituin aja langsung ngambek."

SanuLoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang