Extra Part: Pindah

562 23 4
                                    

Hari ini tepat sebulan setelah kami membicarakan prihal masalah pindah, gue udah mikirin ini matang-matang, gue juga bakalan menghadapi masa lalu untuk hidup gue yang baru dan bukan untuk kembali, gue bakalan hidup berdampingan dengan masa lalu gue itu, gue udah ngikhlasin apa yang terjadi di masa lalu.

Gue siap, gue siap menata hidup gue kembali disana.

Untuk urusan kerjaan, gue udah resign beberapa hari yang lalu, rumah dan mobil juga udah kita jual untuk bekal kami disana, kami akan memulai semuanya dengan mengelola cafe milik keluarga Dara, jika memungkin kan, gue juga bakal buka cabang di kota lain, semoga saja niat gue ini di mudahkan, Amiinn.

Hari ini gue dan Dara di sibuk kan dengan acara kemas-kemas barang, hari ini kami akan berangkat ke Bandung sekitar jam sepuluh pagi nanti.

Kami hanya mengemas baju-baju dan barang-barang milik si kecil Zifa, soalnya gue dan Dara sepakat untuk menjual rumah ini beserta isinya, kebetulan yang membeli ini sepasang pengantin baru dan syukur nya juga mereka membeli ini satu paket bersama mobil sekalian.

Alhamdulillah, rumah ini cepat laku terjual dengan harga yang tinggi, kalau begini gue bisa tenang dan gak kepikiran soal rumah ini lagi.

Huh, sebenarnya sih gue males terbang lagi kesini nanti, hahaha.

Barang-barang yang kami kemas tidak banyak, kami membawa barang-barang yang kami rasa perlu, sementara sisanya kami akan sumbangkan termasuk baju dan mainan milik si kecil, hanya mainan kesayangan nya saja yang kami angkut ke Bandung.

"Pa, boneka-boneka ini kita bawa engga ke Bandung?"

Gue mendongak ke arah Dara yang sedang membawa beberapa boneka milik si kecil.

"Engga usah, nanti kita sumbangin aja. Lagian papa udah ngepak boneka-boneka kesayangan nya si kecil," balas gue sambil mengepak sisanya.

Dara mengangguk. "Alhamdulillah ya, pa. Ada orang yang membeli rumah ini satu paket."

"Iya, ma. Alhamdulillah."

"Duh cape hemm." keluh si Dara, gue langsung menoleh ke arah nya.

"Mama mending duduk aja, biar ini papa yang kemas semuanya."

Dara tersenyum genit ke arah gue. "Iya, papa sayang."

Hadeh, lagi-lagi suara manja nya itu membuat gue bergairah.

"Jangan gitu, ma. Nanti papa kepancing lagi, berabe entar kemas-kemas nya," tegur gue.

Dara yang paham langsung terkekeh. "Papa napsuan ah."

Hadeh lagi-lagi suaranya di buat sesexy mungkin, bisa ambyar entar urusan nya.

"Mama jangan ngegodain papa terus dong. Nanti yang ada kita berakhir di ranjang."

Dara malah terkekeh mendengar teguran gue. "Hayo mau ngapain di ranjang?"

Ck, gue geleng-geleng kepala tanpa menghiraukan nya lagi, dasar mahmud, ada-ada saja kelakuan nya. HAhaha.

Ya, beginilah keseharian kami setelah menikah, kalau gak mesum, ya di mesumin. Tapi, sebelum nikah kita juga kayak gini sih! Haha cuma beda nya sekarang tambah leluasa karna gue bakal dapat pahala kalau mesumin istri sendiri.

Ingat, istri sendiri bukan istri orang.

Tidak berselang lama gue sudah selesai mengemas semua barang-barang yang akan di bawa, gue sedikit mengusap keringat yang ada di wajah gue, cukup melelahkan juga apa lagi gue juga ngemas barang-barang buat dede bayi bekas si kecil yang akan kita bawa juga.

ZONA BERANDAL ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang