"Of course why not."
-Mas Ahmad.___
"Tolong bawain dulu Bil. Gue mau ngiket sepatu." Asa menyerahkan kameranya ke Abil.Abil dengan cepat mengambilnya. Dia iseng memotret Asa yang sedang membenarkan tali sepatu. Dilihatnya lagi hasil foto yang menurut Abil luar biasa bagusnya.
Abil tersenyum. Matanya masih mengarah kearah Asa yang belum selesai dengan kegiatannya. Entah apa yang dipikiran Abil, terlalu banyak pertanyaan membuat Abil sedikit merasa bingung dengan dirinya sendiri.
"Sa," Panggil Abil. Asa mendongak dengan tangan masih sibuk menali. "Nggak jadi hehe.."
Asa yang tadinya sedikit tersenyum berubah menjadi datar seutuhnya. Asa benci orang yang ngomong setengah-setengah, buat penasaran tahu nggak. "Anjir."
"SA! DISINI OBJEKNYA BAGUS." Teriakan itu berasal dari orang yang sudah jauh didepan. Asa melihat Bang Alan tersenyum melambaikan tangan.
"Bagusan juga lo bang objeknya." Entah Asa berbicara pada siapa. Asa lalu mengambil kameranya. Setelah mengucapkan terima kasih ke Abil, Asa melangkahkan kaki mendekati Bang Alan meninggalkan Abil sendirian.
Abil terdiam ditempat. "Lo sebenernya suka sama siapa sih." Dia lalu melihat Asa yang sudah jauh didepan. Disana terlihat Asa yang begitu bebas, begitu senang. Asa temannya. Teman yang semoga bisa berganti status dengannya.
___
Mas Ahmad yang sedang memotret kayu dikejutkan oleh Asa yang tiba-tiba saja menginjak kakinya.
"ADOH!!!"
Asa yang kaget dengan teriakan Mas Ahmad sontak memundurkan badan agak jauh. "Kenapa Mas?" Tanya Asa sambil mengelus dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa | Seventeen
Fanfiction"PAKSA HATI LO BUAT NGGAK JATUH CINTA SAMA GUE!" Rasa sesak menjalar, tapi dengan semampuku tahan. Ingin rasanya balik berteriak. 'Aku juga kalo bisa milih nggak bakalan mau jatuh cinta sama si manufaktur patah hati.' Tapi sayang, kata itu cuma men...