2 | berakhir

58.8K 5.9K 293
                                    

VOTE KOMEN FOLLOW YAA✨

___________________________________________________

Happy reading 💞

***

"Woy! Mobil Ferrari warna silver kecelakaan," teriak seseorang.

Deg

Sahabat Jeje yang mendengar itu langsung menegang. Lutut mereka melemas seperti jelly, air mata dari Roy keluar dengan sendirinya. Mereka seperti terhantam Batu besar.

"Gak! Gak! Gak mungkin itu Jeje," Roy menangis tanpa suara.

"Jeje bilang dia bakal baik-baik aja kan?" tanya kael kepada mereka, menahan sesak di dadanya.

"Dia gak bakal ninggalin kita kan?dia udah janji sama kita tadi!" Teriak jack

"Kalian tenang dulu! Kita liat kesana." ujar Steve. menenangkan mereka.

Mereka pun mulai pergi ke arah lokasi Jeje kecelakaan. Mereka tak henti-hentinya mengucap kalau itu bukan lah Jeje.

Saat mereka sampai, tubuh mereka mematung di tempat melihat sahabat mereka yang berlumuran darah. Jack ambruk ke jalan seraya menggeleng tak percaya. apalagi Roy sudah menangis histeris, bahkan kael dan Steve sudah mengeluarkan air matanya.

"Gak! Je bangun je! Jangan tinggalin kita!" teriak Roy histeris

"Je ini gak lucu," Ucap Steve parau.

Kael dan Jack sudah tidak bisa berkata-kata lagi, mereka sudah seperti mayat hidup dengan wajah nya yang pucat.

Terdengar suara sirine ambulan mendekati mereka, membuat orang-orang langsung tersadar.

"Steve cepet angkat jeje," ujar Jack.

Steven angsung mengangkat Jeje ke dalam ambulan itu, dia juga ikut masuk menemani sahabatnya.

***

Tap tap tap

Suara sepatu bersentuhan dengan lantai terdengar terburu-buru. Bisa di lihat di sana seorang wanita dan pria paruh baya kisaran umur 40 tahunan. mereka adalah orang tuanya jevelyn, terlihat dari wajah mereka yang sangat khawatir.

"Gimana keadaan anak saya," ucap wanita paruh baya itu. Dia Jessi Bramantyo

"Kita gak tau tan, jeje masih di periksa di dalem," jawab Kael.

"Kenapa bisa terjadi?" tanya Johan Bramantyo, ayah dari Jevelyn.

Kael pun menceritakan semuanya dari awal jevelyn balapan hingga mereka melarangnya. Sampai akhirnya kecelakaan itu tidak terelakkan lagi. Kedua paruh baya itu tentu saja shock. Bahkan Jessi sudah menangis histeris.

Sahabat jevelyn yang lainnya hanya menatap kedua orang itu dengan datar. Mereka tahu kalau jevelyn tidak pernah menerima kasih sayang orang tua nya, bahkan seakan tidak peduli. Tapi sekarang? saat jevelyn sudah terbujur kaku di branker rumah sakit mereka baru peduli.

Tidak lama setelah itu puluhan anak geng Elang datang dengan Nike yang kebetulan baru tiba di Indonesia. Dia yang mendengar itu buru-buru bergegas ke rumah sakit. Tatapannya menghunus tajam kedepan dengan rahangnya yang mengeras. Tangannya terkepal kuat.

Strong Girl TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang