#05 Five

2.8K 327 95
                                    

Yuji kini sedang menunggu sang kakak diteras. Ia menumpu wajahnya menggunakan tangan dan menatap halaman rumahnya dengan bosan. Kakak satunya itu sangat lama bersiap bersiap hampir seperti wanita

Yuji yang gabut akhirnya memainkan handphonenya. Ia melihat ada pesan masuk berasal dari gurunya Gojo Satoru. Ia membuka isi pesan itu, walaupun dia tau bahwa isi pesannya tidak penting

gojo-sensei
Yuji udah berangkat?

Gue jemput ya?

Yuji memikirkan tawaran gurunya. Tidak ada salahnya untuk mengiyakan ajakan Gojo, karena ia sendiri sudah malas menunggu sesi berdandan kakaknya. Jarinya dengan lihai bergerak diatas kibort dan mengetik beberapa kalimat

yuji
Boleh. Gue tunggu ya pak

gojo-sensei
Oke😘

Yuji langsung memasukkan handphonenya kedalam saku. Ia merasa aneh melihat tingkah alay semi jamet gurunya. Sejak kapan Gojo menjadi sealay itu? Ia mendapatkan virus jamet dari mana. Jika dipikir kembali, sejak 1 tahun mengenalnya, Gojo tidak pernah bersikap waras. Bahkan ia tidak pernah bisa mengerti perubahan tingkah guru satunya itu

Sukuna menghampirinya dengan sebuah kunci motor yang diputar putarkan dijari telunjuknya. Penampilannya tidak berubah sedikitpun meski ia bersiap dengan lama, wajahnya tetap mengerikan seperti biasa

"Yok dek cabut" ucapnya dan dibalas gelengan oleh Yuji

Sukuna menaikkan alisnya bingung. Tumben adiknya tidak mau diajak berangkat bersama, biasanya ia lah yang selalu memaksa untuk berangkat bersama

"Tumben, kenapa?"

"Gak da. Gua berangkatnya bareng Gojo sensei"

Sukuna mengangguk. Berarti ini kesempatannya untuk pergi kesekolah bersama sang gebetan tercinta. Mungkin setelah ini ia harus berterimakasih pada Yuji karena sudah memilih berangkat bersama dengan guru albinonya

Sukuna langsung memakain helm, lalu menaiki kendaraan miliknya. Ia langsung tancap gas tanpa berpamitan terlebih dahulu dengan Yuji

Yuji mencibir. "Abang biadab. Anak tetangga lebih disayang dari pada adeknya sendiri"

Selang beberapa menit. Gojo yang sedari tadi ditunggu kehadirannya oleh Yuji, datang dengan menggunakan motor sport miliknya

Yuji mendengus. Ia mengutuk kebiasaan telat gurunya. Ia harus menunggu selama 10 menit sendirian disana. Jika tau akan begini hasilnya, ia pasti lebih memilih untuk berangkat bersama Sukuna

"Lama banget sih pak" Yuji mengambil helm yang diberikan oleh Gojo. Lelaki albino itu terkekeh. "Maap ya, tadi hp gue ketinggalan"

"Udah tua makannya pikun" ucap Yuji bersamaan dengan ia naik kejok belakang motor tersebut

"Sarkasnya ketularan Megumi nih pasti"

Tiba tiba Gojo terpikirkan sesuatu. Ia menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi, membuat Yuji dengan refleks memeluk pinggangnya. Dibalik helm yang menutupi wajahnya, Gojo tersenyum penuh arti. Caranya untuk modus ternyata sukses besar

Sedangkan dibelakang. Yuji sudah melayangkan banyak makian kepada pria albino tersebut. "PAK KALO MAU MATI JANGAN AJAK AJAK DONG!"

"HA?! APA? IYA SAYA JUGA CINTA SAMA KAMU KOK"

"GURU SEBLENG!"

⛩⛩⛩⛩⛩

Diparkiran sekolah, Yuji berdiri dengan nyawanya yang tinggal separuh. Ia mengutuk tingkah bar bar Gojo saat mengendarai kendaraan. Ini membuat Yuji trauma, ia tidak mau lagi digonceng oleh gurunya itu. Ia tidak ingin mati muda. Dosa Yuji masih banyak ia tidak ingin menjadi penghuni neraka VVIP

"Gue gak mau dibonceng sama lo lagi. Lo kalo nyetir kaya orang yang mau setor nyawa sama ilahi"

Bukannya menyesal, Gojo justru memasang tampang watados. Ia menarik tangan Yuji untuk mengikutinya tanpa rasa bersalah. Ia bahkan tidak menunggu Yuji untuk mengambil napas terlebih dahulu

"Masih pagi gak usah sambat. Lagian tadi lo nyaman meluk guekan"

"Punya guru kerjaannya modus mulu" Ucapnya yang dibalas tawaan oleh Gojo

Tanpa sadar, mereka berdua menjadi tontonan oleh siswa siswi disana. Yuji yang sadar akan hal itu merasa terganggu, ia tidak suka dijadikan sebagai bahan tontonan

Ia melihat Gojo, sepertinya orang itu tidak terganggu sama sekali. Gojo justru terlihat santai, ia terlampau tidak peduli. Namun Yuji bukanlah Gojo, pria harimau itu sangat peduli dengan sekitarnya

"Sensei" Langkahnya yang terhenti, membuat Gojo didepannya juga ikut terhenti. Ia menoleh kearah Yuji yang sedang menunduk, alisnya bertaut penuh tanya

"Sensei, bi-bisa lepasin gandengannya gak?"

"Nggak"

Gojo melanjutkan langkahnya. Kali ini gandengan ditangannya lebih erat dan terksan kasar

Dibelakang sana, Yuji mencoba melepaskan tangannya dari Gojo. Hal itu membuat Gojo merasa kesal, ia kemudian mempercepat langkahnya

"Sensei sakit..."

"Lo buat gue marah Yuji"

Gojo membawa mereka berdua menuju lorong belakang sekolah yang lumayan sepi. Ia mendorong Yuji hingga punggunya menatap tembok dengan cukup keras. "Ouch"

Gojo mengunci pergerakannya dengan menggunakan kedua tangan. Kedua manik birunya menatap Yuji penuh dengan penekanan. Yuji merasa terpojok sekarang

"Kenapa lo pengen lepas dari gue? Malu sama anak anak?" Tanyanya penuh dengan tekanan

Yuji menunduk. Ia mengigit bibir bawahnya untuk meredam rasa takutnya. "Gue gak suka dijadiin tontonan!" Yuji berteriak didepan wajahnya. Ia berhasil mengungkapkan perasaannya kali ini

Gojo menyunggingkan senyuman. Senyuman yang terkesan sarkas dan mematikan "Itadori Yuji, gak gue sangka ternyata lo merhatiin hal kaya gitu. Very impresive"

"Emang apa salahnya?! I-itu kan normal" Yuji menunduk. Sial dia merasa malu sekarang

"Nggak salah sih. Tapi sekarang lo asisten gue kalo lo lupa" Gojo membelai pipi Yuji dengan lembut. "So it doesn't matter if I want to hold your hand, or even touch you more than that"

Yuji membulatkan matanya. Ia menepis tangan Gojo dengan kasar. "Jaga omongan lo! I am not your satisfactory assistant bastard"

Gojo memakai kembali kaca matanya. Ia puas melihat wajah Yuji yang memerah karena marah. Ia kemudian berjalan menjauh

Yuji menatap punggung lebar itu penuh dengan dendam. "Sorry. Tapi apapun itu lo tetep dapet hukuman karena udah berontak" Gojo berbalik untuk sekedar menatap pemuda surai merah muda tersebut. "Jangan mikir buat kabur. Because wherever you go I will definitely to find you" Gojo mengedipkan satu matanya, serta lidahnya ia julurkan kedepan membuat kesan mengejek

Yuji meremat tangannya. Apakah barusan dia diancam? Yuji merasa Gojo begitu menyebalkan hari ini

Namun, walaupun Gojo bilang seperti itu Yuji tetap tidak akan menghiraukan perkataannya. Ia bukanlah orang yang suka diperintah seperti kakaknya. Ia tetap akan kabur dari hukuman. Ia hanya menganggap ancaman itu seperti angin lalu


Tbc

30% kemungkinan chp depan bakal ada nsfwnya😏 kalian para pendosa pasti nungguin chp yang kek gitu😏

Tapi jangan kebanyakan ngarep. Karena author tipe orang yang suka phpin ridersnya😙

Arti dari kalimat yang ada bahasa inggrisnya bakal aku transletin lewat komen. Jadi bagi kaum yang ngaku gak pinter bahasa inggris gak usah ngeluh😠

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

gojoyuji crazy teacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang