Arabella menatap sekelilingnya dengan heran dan takjub, tentu saja. Bayangkan saja kau tiba-tiba dibawa seorang pria ke sebuah istana megah seolah kau putri tercinta yang pernah hilang beberapa puluh tahun. Seperti dongeng-dongengTidak sampai disitu saja, halamannya sangat luas dikelilingi pohon besar yang sangat hijau. Apalagi taman yang ditumbuhi banyak bunga yang berwarna
Seorang maid yang sudah berumur mendekat "Silakan ikuti saya"
Arabella membuntuti langkahnya. Astaga interior rumahnya sangat mewah dan kuning--dikelilingi emas. Sudahlah tidak ada habis-habisnya untuk menjelaskan detail-detail istana itu
"Silakan duduk disini sampai tuan Adam datang" maid yang tadi tersenyum ramah. Arabella menurut
Arabella bertanya-tanya apakah dirumah sebesar ini tidak ada orang? Walaupun banyak pekerja diluar itu semua tampak sepi dan hening. Seperti tidak ada kehidupan sama sekali. Dimana orangtua Adam? Apakah dia tidak mempunyai saudara?
Suara deruman mobil membuyarkan ribuan pertanyaan yang berkelebat didalam kepala Arabella
"Kenapa aku ada disini?" Arabella berdiri, nadanya tidak suka sedangkan Adam menatapnya datar
Adam hanya berlalu tanpa mengindahkan makhluk cantik didepannya. Arabella mengekor
"Aku ingin pulang, aku tidak suka disini"
Pendusta!
"Tanyalah pada maid kau membutuhkan apa"
"Aku butuh apartemenku, disini tidak menyenangkan"
Pembohong, beberapa saat yang lalu dia berdecak kagum
Adam menghentikan langkahnya hingga Arabella menabrak punggung lebar Adam. Menatap punggungnya bertanya-tanya "Bilanglah pada maid, biar dia memberikan sesuatu yang kau dapatkan di apartemenmu"
Arabella mendesah. Apa yang tidak dia dapatkan disini? Semuanya lengkap. Jika Adam bertanya apa yang tidak ada di apartemennya dia akan menjawab dengan lantang. Banyak
Merasa tak dihiraukan Adam kembali melanjutkan langkahnya dengan Arabella mengikuti jejaknya
"Apa aku boleh mengajak Lina kesini?"
"Tidak"
"Membeli bom?"
"Tidak"
"Menjadikanmu gigolo?"
"Tidak"
"Lalu apa yang boleh kulakukan" tanya Arabella lelah. Dia bisa gila jika tidak melakukan apa-apa di istana sebesar ini. Lagipula Adam tidak mengatakan alasan apapun tentang kepindahan atau bahkan memberikan sedikit clue
Adam berbalik "Kau hanya boleh melakukan seks bersamaku diseluruh penjuru rumah ini"
"Dalam mimpimu!" Teriak Arabella marah. Dia bergegas pergi meninggalkan Adam
"Kau mau kemana?"
"Ke toilet, apakah tidak boleh juga?" Dengusnya
"Toilet ada dibelakangku"
Langkah Arabella berhenti. Dia berbalik menuju apa yang dibilang Adam dengan sengaja pula dia menggeplak bahu Adam dengan gayanya yang angkuh. Adam berdecih, sebenarnya dia ingin ketawa namun ditahannya
****
"Aku tidur dimana?" Arabella melipat tangannya lengah
"Irsa" panggil Adam kepada salah satu maid dirumahnya. Ternyata itu adalah nama maid paruh baya yang menghampirinya tadi dan dia juga mempunyai wajah ramah
"Antar dia kekamar" Adam memberi tatapan yang langsung dimengerti oleh wanita itu
Irsa mempersilakan Arabella untuk mengikutinya. Sayangnya dirumah sebesar ini tidak ad lift jadi mereka naik menggunakan tangga
"Kau sudah lama bekerja disini?" Arabella memulai pembicaraan
"Sejak rumah ini dibangun"
"Apakah sudah lama?"
"Kurang lebih tujuh tahun" Irsa tersenyum ramah. Memperlihatkan kepada Arabella beberapa kerutan dipinggir matanya
"Menakjubkan sekali"
Mereka sampai pada sebuah pintu persegi yang memiliki beberapa ornamen pada dasarnya. Namun ornamen itu terlihat sedikit klasik--seperti Adam
Irsa membuka pintu menunjukkan kepada Arabella suasan gelap. Bahkan cahaya yang menerangi ya hanya lampu tidur disebelah ranjang. Arabella menatap Irsa bingung
"Apa kau salah mengantarku?"
"Tidak nona"
"Lalu? Ah sudahlah" Arabella masuk dengan wajahnya yang datar. Tidak terlalu buruk hanya terlalu gelap atau sangat gelap "apakah pakaianku juga disini?"
Irsa mengangguk lalu menunjuk salah satu lemari besar yang berwarna seperti coklat tua "Saya ingin kebelakang, jika anda membutuhkan sesuatu hubungi saja saya" Irsa menunjuk pada interkom kamar itu. Arabella mengangguk
Tubuh Arabella gerah, dia ingin segera mandi. Mungkin dengan sedikit air dingin dapat meregangkan saraf otaknya. Arabella terkejut. Apa yang ada didalam lemari ini? Dimana semua pakaian yang berada didalam koper miliknya. Mungkin dia salah lemari tapi sebelahnya bahkan baju setelan pria. What?! Pria?
Arabella mundur, dia ingin keluar ingin protes kepada pemilik rumah kenapa semua pakaiannya tidak ada dan kenapa ada pakaian pria. Saat Arabella ingin keluar ternyata Adam sudah menyender di pintu kamar
"Dimana pakaianku?" Nada suara Arabella meninggi
"Apakah Irsa tidak memberitahumu?"
"Itu bukan milikku, bahkan itu tidak bisa disebut sebagai pakaian,
lebih baik dijadikan lap bukan pakaian" serunya marah "dimana koperku"Adam tetap tenang. Berjalan mendekati Arabella dan menunjul keningnya dengan jari telunjuk "Pakai saja yang ada"
"Aku tidak mau!"
"Kau tidak punya pilihan"
"Lalu pakaian pria itu milik siapa?"
"Apakah ada pria lain disini?"
Mata Arabella menyipit. Dadanya bergemuruh "Ini jebakanmu kan, kau sengaja kan?"
Adam tak menjawab. Arabella berbalik, dia ingin keluar saja dari sini. Mandi air dingin ternyata tidak ada khasiatnya sama sekali untuk menghadapi orang didepannya
Klik
Pintu tertutup tiba-tiba. Arabella berbalik, menghentak-hentakan kakinya dengan kesal "Apa maumu?"
"Diam dan ikuti perintahku!" Suara Adam tenang namun tegas
Arabella berjalan cepat menuju Adam. Ingin meluapkan amarahnya, melayangkan tangannya namun dengan cepat Adam menangkap dan merebahkan tubuh Arabella diranjang dibelakang mereka lalu menindihnya
"Ikuti perintahku dan kau akan selamat" desis Adam geram
"A-apa mak--"
Adam menciumnya dengan keras, membungkam apapun yang akan Arabella keluarkan dari mulut manisnya itu. Selama bersama Adam, pria itu berjanji akan menjaga gadis itu. Gadisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Crazy CEO
Romance21+ Cerita ini mengandung adegan dewasa dan kata" kasar bagi kalian yang masih dibawah umur silakan menjauh dan kalo masih ingin mendekat tolong didampingi . Masih banyak kata yang berantakan. Akan revisi setelah end