ruang waktu

1 1 0
                                    

Arsyila Mahesa Wijaya.

Gadis cantik bermarga Wijaya itu sedang melewati koridor yang cukup ramai itu, ia akan bertemu dengan sang pujaan hatinya.

Sapaan demi sapaan itu selalu ia senyumi.

"Cilaa"

Suara  itu tidak asing lagi d telinga cila siapa lagi kalau bukan kekasihnya itu.

"Lan jangan teriak teriak,malu tau"

Alan Mahendra Adijaya

"Ya abisnya kamu,aku tungguin mana katanya mau nontonin aku basket"cibir alan

"Nah itu,aku minta maaf yaa. Tadi itu aku d suruh sama pak mamat buat bawain buku ke perpustakaan"

Tangan cila terulur untuk menghapus keringat yang ada di pelipis laki laki itu.

"Alannn"

suara teriakan wanita cempreng itu,siapa dia?

"Kalian itu,berisik tau ga?!" gertak cila

Cila jalan duluan ke arah kantin,entah kenapa mood nya tiba tiba turun drastis ketika Ratna datang.

_______________________


sesekali cila menyeruput kopinya yang sudah dingin itu. Dua jam menunggu tapi kekasihnya itu tidak menunjukan tanda tanda akan datang,bahkan di telpon pun ga aktif.

Cila tau betul,pasti kekasihnya itu sedang bersama sahabatnya itu siapa lagi kalo bukan Ratna.

"Kemana sih si alan"gumam cila

Tubuh atletis,sedang berdiri d hadapan wanita ini,ya itu kekasihnya Alan.

"Maaf aku telat,tadi-"

"Tadi Ratna ga mau aku tinggal,jadi aku nunggu dia tidur dulu" potong cila tanpa menatap lawan bicaranya

"Itu kan? Yang mau kamu bilang, aku bingung sebenernya yang jadi orang ketiga diantara kita itu dia,atau aku?!"

"Dia sahabat aku,ga usah berlebihan"

"Berlebihan? Aku pacar kamu, aku mau 1 hari aja waktu kamu buat aku. Aku tau dia sahabat kamu, aku tau dia lebih kenal sama kamu,tapi.."

Cila menggantung kata kata terakhir. Gadis ini sedang menunduk, matanya panas seakan akan ada yang mengalir d pipinya itu

"Tapi hargai aku sebagai pacar kamu" isakan itu kembali terdengar.

Dengan sigap kekasihnya itu memeluk erat wanita dihadapannya itu

"Maaf,maaf aku ga tau,tapi aku sayang sama dia,bukan berarti aku ga sayang sama kamu,aku sayang sama kamu,aku sayang sama kalian."

Isakan itu tidak terdengar kembali,lelaki itu tau betul bagaimana cara menenangkan wanitanya.

"Lan,kamu itu gula buat aku, aku butuh pemanis untuk kopi aku yang pahit,tapi adakalanya kamu itu bahaya buat aku, ketika aku terlalu larut dalam cinta yg kamu kasih,maka aku akan terjebak antara luka dan sengsara. Aku duluan ya lan"

Setelah bicara seperti itu cila pergi meninggalkan cafe,bagaimana dengan laki laki di hadapanya kini?

ia menyerupus abis minuman bekas cila,lumayan minuman gratis.






________

haii,aku kambek dengar cerita baru,sebelumnya maaf banget,aku males buat ngelanjutin cerita sebelumnyaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang