5

30K 2.7K 59
                                    


"Rel! Lo udah selesai belum woy?" teriak Faro dari luar kamar Farel. Ia kemudian membuka pintu itu, namun tak ada tanda keberadaan Farel. Ya, hari ini Farel akan melangsungkan pernikahannya dengan Reynard. Hingga waktu pernikahan tinggal 30 menit lagi Farel belum juga turun. Sehingga Faro harus menyusul adiknya itu. Tapi ia tak menemukan adiknya didalam sana, kemudian ia berjalan kearah kamar mandi. Dan benar Farel tengah berdiri di depan wastafel sambil melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

"Gue nggak siap," ucap Farel serak. Wajahnya terlihat menahan air mata yang ingin jatuh. Faro mendekat dan merangkul tubuh adiknya itu.

"Gue tau ini berat. Tapi lo udah terlanjur sampek sini, Rel," Farel dengan tuxedo warna birunya itu terlihat sangat tampan, apalagi wajah tampannya itu. Tapi hati Farel yang tak bahagia, membuat wajahnya terlihat  suram.

"Rel. Ini hari bahagia lo, jangan pasang muka kayak gitu,"

"Ini bukan hari bahagia gue," ucapan Farel membuat Faro meremang, ia tau keadaan Farel sangat sulit, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa.

Farel kemudian menatap Faro dan tersenyum kecil,"Kek cewek ya gue pakek drama segala. Yok turun,"

Farel ganti merangkul Faro yang tingginya lebih tinggi darinya itu, dan turun ke lantai bawah. Disana Farel bisa melihat wajah bahagia keluarganya dan para tamu undangan. Tamu yang diundang hanya keluarga besar Farel dan keluarga besar Reynard. Bahkan kedua teman Farel tak tau bahwa dirinya akan menikah pada hari ini, karena Farel memang tak memberi tau mereka.

Setelah sesi janji pernikahan dan foto bersama, Farel memutuskan untuk kembali ke kamar, ia benar-benar malas dan suntuk terus berada di samping Reynard sambil menunggu pesta selesai. Ia tanpa melepas tuxedo dan sepatunya segera tengkurap di atas kasur miliknya. Saat hendak memejamkan mata ketukan pintu menghalanginya, sambil mengeram ia bangkit lalu memutar knop pintu. Disana ada Reynard dengan tuxedo abu-abunya yang tengah memegang handuk dan Mama disampingnya. Farel mengangkat alisnya seakan bertanya 'kenapa'.

"Reynard juga mau istirahat," Farel ber hooh dan hendak menutup pintu namun ditahan oleh Giana.

"Dia tidur sama kamu," tambahnya.

"Ha?" Giana mendorong pelan tubuh Reynard supaya masuk ke dalam kamar Farel.

"Pinjemin baju kamu dulu ya Rel. Mama mau ngobrol sama yang lain dulu," ucap Giana sambil tersenyum kemudian berjalan turun kelantai bawah.

"Mandi di kamar mandi tamu sana," ucap Farel ketus. Tapi Reynard malah mengambil langkah maju untuk masuk ke dalam kamar, ia kemudian berjalan kearah kamar mandi Farel tanpa meminta izin pada yang punya.

"Asu!" umpat Farel lirih. Ia merebahkan tubuh ke atas kasur kembali, ia memejamkan mata sesaat namun dihentikan oleh dering hpnya. Farel mengumpat untuk kesekian kalinya, ia mengambil hp di atas nakasnya kemudian mengangkat panggilan itu.

"Halo?" tanya Farel sambil memejamkan mata.

"Eh, tai. Lo kemana aja njir, gue telpon dari tadi kagak diangkat. Kenapa lo bolos?" itu suara Haikal.

"Mager," jawab Farel singkat.

"Ck. Gue ke situ ya, gabut nih," Farel segera membuka mata.

"Eh. Ehm.. Gue lagi dirumah sodara Kal, jangan ke rumah," ucap Farel alibi.

"Saudara yang mana?" tanya Haikal lagi.

Ceklek

"Itu...." ucapan Farel terhenti saat pintu kamar mandi terbuka, ia menahan napas melihat Reynard keluar dari sana. Hanya mengenakan handuk putih di bagian bawah, sehingga tubuh kekar dengan perut kotak-kotak terpampang jelas di depan matanya.

TOO (BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang