Happy reading !
"HUAA BUNDA"
Teriakan cempreng memekakkan telinga itu terdengar nyaring ditelinga seisi rumah, bahkan Arya yang sedang santai menikmati teh nya tersedak keras mendengar suara putrinya, ia hanya mampu mengelus dada sabar.
"Bunda kenapa nyiram Olin ?! Olin kaget tau, gimana kalo Olin jantungan? Bisa bisa anak bunda yang cantiknya melebihi selena gomez ini mati ditempat, mana tadi lagi enak enaknya mimpi ciuman sama mark lee"
Yusva – bunda Violin mendengus dan menjitak pelan dahi putri manisnya ini yang suka ngomong ngelantur.
"Gausah ngehalu please dek, kamu ga liat ini udah jam berapa? Jam setengah sembilan astaga, heran punya anak gadis tapi kebonya engga ketulungan"
"Hehe maaf bunda, semalem marathon film" Violin menyengir lugu seraya menunjukkan puppy eyes andalannya.
"Ga ada alasan, kamu gitu lagi bunda banting laptop kamu, cari kerja sana dek biar engga nangkring dikamar aja"
Violin mencebikkan bibirnya dan memutar bola matanya malas. Ia memang baru saja lulus kuliah sekitar satu bulan yang lalu dan mulai dari minggu kemarin Bundanya terus menyuruh ia bekerja.
Memang banyak perusahaan ataupun entertainment yang ingin berkerja sama dengan Violin, hanya saja Violin memang belum berminat untuk bekerja, setiap kali ditanya masalah pekerjaan Violin akan berkata,
"Bentar bunda, Olin itu lagi nikmatin masa masa lepas dari bayang bayang skripsi sama dosen."
"Kalo kamu gamau nerima kerjaan dari mereka, seenggaknya bantu bunda di toko kue dek, kalo gamau juga, bunda bakal nikahin kamu sama duda tetangga sebelah."
Final Yusva seraya keluar dari wilayah teritori Violin.
Mata bulat Violin membelalak mulutnya menganga, astaga kejam sekali bundanya mau menyerahkan anak gadis manis seperti Violin dengan duda tua yang rumahnya berada tepat di samping rumah Violin. Buru buru Violin mengenyahkan fikiran itu.
"BUNDA! OLIN GAMAU NIKAH SAMA DUDA!"
Tak jauh dari rumah Violin, Mulyadi – duda yang dimaksud Violin merasa telinganya panas, seperti ada yang membicarakan dirinya.
"Duh, kuping saya kenapa panas gini jangan jangan ibu ibu komplek ghibahin ketampanan saya"
Pria tua itu mengusap pelan telinganya dan mematut wajahnya di kaca.
"Wah memang ganteng saya ini, ga heran jadi bahan omongan" Mulyadi menaikkan alisnya bangga dan mengusap lembut tompel agak besar yang ada di pipi kanannya.
Sementara itu Violin berdecak mendengar perintah bundanya yang menyuruh Violin mandi dan turun ke bawah, dengan segala niatnya, ia dengan tidak rela meninggalkan kasur kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ARROGANT BOS
Teen FictionAmazing cover by graphic_chii ! Bermula dari seorang gadis yang baru saja lulus kuliah di usianya yang masih terbilang muda, ia berencana untuk melamar pekerjaan sebagai asisten pribadi bos besar di perusahaan teman ayahnya sendiri . Awalnya ia ber...