🐝 Tua-tua keladi

155K 16.8K 1.6K
                                    

22. Tua-tua keladi

.

Angga dan Syifa tercengang melihat kedatangan Arsean dan Zara. Arsean tampak merangkul bahu Zara, berjalan sambil tertawa mesra. Tentu saja mereka terkejut, karena sedari tadi dua orang itu tidak saling menegur.

"Gue duluan." Ucap Arsean pada Angga lalu pergi begitu saja membawa Zara keluar dari restoran.

"Loh? Zara kan bareng gue!!" Teriak Syifa tak terima.

"Udah sayang, kamu sama aku aja." Timpal Angga seraya tersenyum penuh kemenangan. Memang sedari tadi kehadiran Arsean dan Zara hanya mengganggu moment berduaannya dengan Syifa.

Arsean membawa Zara masuk kedalam mobil. Bukan mobil nya, melainkan mobil taksi yang tadinya sempat ia pesan online. Hal itu dikarenakan Arsean datang bersama Angga, jadi ia tak membawa kendaraan.

Kini mereka duduk di belakang kursi kemudi.

"Pak, keliling kota ya." Ujar Arsean yang diangguki oleh sang pengemudi mobil.

"Gak langsung pulang?" Zara menoleh kesamping menatap Arsean yang kebetulan juga sedang menatapnya.

Arsean menggeleng lalu meletakkan kepalanya di pundak Zara. "Males."

Arsean tiba-tiba ingin tidur saat menghirup aroma leher jenjang Zara. Aroma yang membuat dirinya tak ingin jauh-jauh dari Zara.

"Gimana hubungan lo sama Kevin?" Lanjut Arsean bertanya.

Zara tersenyum miring. Terlintas di otaknya untuk mengerjai Arsean. "Ya, yang kayak lo lihat. Makin akrab."

Oh, perlu diketahui bahwa Arsean tak mudah di bohongi. Terlebih lagi saat ia tak sengaja melihat senyum miring Zara dari bawah. Matanya sangat tajam bukan? Tentu saja karena selain suka pisang, ia juga suka makan wortel.

"Pantesan sampai lupa sama pacar sendiri."

"Dih, orang lo duluan yang gak negur gue." Bantah Zara.

"Kenapa gak minta maaf? Kan lo salah."

"Lah, gimana mau minta maaf? Lo aja setiap ketemu gue sok jual mahal, cuih!!"

Arsean terkekeh dalam hati melihat wajah Zara. Gadis itu tampak lebih cantik saat cerewet seperti ini.

"Kalau gue cuek, ya lo jangan balas cuek lah."

Dahi Zara mengerut mendengar perkataan Arsean. "Gak bisa gitu dong. Kan lo cowok, seharusnya cowok yang ngalah."

"Udah ah gak seru, lo bawa-bawa gender." Arsean mengangkat tangannya untuk memeluk pinggang Zara. Kemudian ia memperbaiki posisi kepalanya untuk lebih dekat dengan leher gadis itu.

Bulu kuduk Zara berdiri, pertanda ia merinding. Bagaimana tidak? Zara bisa merasakan hembusan nafas Arsean yang sangat dekat dengan lehernya. Zara menjadi tak yakin kalau Arsean sepenuhnya memiliki sifat seperti bayi. Lihat saja sekarang, Arsean tengah mencium-ciumi leher Zara. Dia terlihat seperti bayi cabul.

Arsean sama sekali tak menghiraukan sang sopir jahil yang sesekali mengintip lewat kaca mobil. Ia terus mencium-ciumi leher kekasihnya.

"Geli, Arsean!!" Zara menutup mulut Arsean dengan tangannya.

Arsean tertawa pelan ketika melihat semburat rona merah muda di pipi Zara. Tapi ia segera menarik tangan Zara lalu kembali mencium-ciumi leher Zara. Zara sangat lemah jika masalah leher. Karena kesal, akhirnya Zara memutuskan untuk menarik rambut Arsean sekuat tenaga hingga kepala cowok itu terangkat dari pundaknya.

Bayi Dingin [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang