part 14

1.6K 96 1
                                    

Cuaca yang cerah pagi hari, membuat siapa saja ingin melakukan joging di pagi hari, berhubung hari ini tidak weekend, jadi Zelin tidak melaksanakan acara lari paginya, karena  dia harus berangkat sekolah.

Dia berjalan dari parkiran sekolah menuju kelasnya. Ketika dia berjalan di lapangan, dia melihat segerombolan murid yang entah apa mereka lakukan. Dia berhenti sejenak untuk melihat nya. Tatapan matanya tertuju pada seseorang yang sedang memberikan instruksi. Laki laki itu berdiri paling depan dengan menghadap segerombolan orang yang menjadi pusat perhatian Zelin tadi. Penampilan bad boy nya sangat mencolok pada diri lelaki tersebut. Baju di keluarkan, celana pensil, rambut acak acakan dan jangan lupa, kancing baju yang di buka dua dari atas menambah kesan aura keberandalan nya.

Cowok itu merasa dirinya sedang ada yang memperhatikan. Lalu dia menghentikan aksi bicaranya, dan menoleh ke arah Zelin.

Dia melambaikan tangannya sambil memanggil nama Zelin.

"Zel, Zelin!!" Teriak Nino yang berdiri agak jauh dari Zelin.

Zelin membalas lambaian tangan Nino sambil tersenyum. "Oh, hai." Balasnya.

"Lo ngapain di situ?" Tanya Nino penasaran pasalnya dia menghentikan acaranya karena di tatap oleh Zelin.

"Nggak ngapa ngapain, gue cuma lihat orang orang pada kumpul, yaudah gue berhenti karena penasaran." Jelasnya. Lalu dia mendekat ke arah Nino.

"Lo ngapain kumpul kumpul di sini?"

"Oh ini, kita mau tawuran, mau ikut nggak Lo?" Tawar Nino ke Zelin. Nino hanya bercanda dengan ucapannya,  karena di tahu Zelin bukan tipe orang yang suka acara seperti ini.

"Ogah, nanti kulit gue lecet lagi." Jawabnya cepat sembari memegang kulit tangannya. Dia membayangkan jika kulitnya kusam, sia sia dong perawatannya selama ini.

"Oh kirain mau ikut." Canda Nino dengan kekehannya.

"Cewek kayak dia Lo ajak tawuran nin?!" Tiba tiba Revi ikut menyahuti percakapan mereka. Revi berdiri tepat di depan Nino, sehingga dia dengar apa yang mereka bicarakan.

"Yang ada kita yang repot, sebelum berantem pingsan dulu dia lihat orang bawa celurit." Ejek Revi sambil tersenyum remeh.

"Duh, kok kayak ada orang ngomong tapi nggak ada orangnya ya?" Ucap Zelin menyindir dengan melirik ke arah Revi sekilas.

"Duh kok ada orang yang buta yang nggak ngelihat orang cantik yang panipurna ini ya?" Balas Revi dari sindiran Zelin.

"Ih, emang situ cantik?" Zelin mendelik sebal ke arah Revi. "Semua orang juga tahu kali, siapa yang tercantik di sekolah ini." Ucapnya dengan bangga, lalu di kibaskannya rambut yang lurus dan harum tersebut.

Nino hanya geleng geleng kepala melihat kedua temannya yang bertengkar ini, sudah tidak menjadi rahasia umum lagi jika mereka berdua bertemu, entah dimana pun itu tempatnya pasti akan terjadi pertengkaran. Tapi sampai sekarang masih belum ada yang tahu jika mereka saudara tiri. Nah seperti sekarang ini Nino hanya terkekeh kecil melihat aksi adu mulut mereka.  Baginya sangat asik ketika melihat dua orang ini bertengkar, karena memang mereka sama sama cewek keras kepala, dan tidak mau mengalah.

"Sudah sudah, jangan bertengkar lagi." Lerai Nino. "Lagian gue tahu jika Zelin pasti menolak, kecuali jika gue ajak ke club'." Canda Nino.

Zelin pun melotot kan matanya ke Nino, bisa gawat jika Revi ngadu ke orangtuanya mereka, bisa bisa dia nggak dia di kurung di kamar selama satu Minggu.

"Oh jadi Lo sering main ke club', memang nggak kaget sih, di lihat dari penampilan Lo sudah menggambarkan kayak wanita malam." Ucap Revi dengan tangan bersedekap dada dan matanya melirik Zelin dengan sinis.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang